Addara Azalea, gadis cantik dari desa plosok yang di panggil Dara. Tanpa sengaja menemukan sebuah batu berbentuk buku di tengah hutan saat ia mencari kayu bakar.
Bagaimana jadinya jika ia mendapatkan warisan dari wanita super kuat pada jamannya?
Akankah hal aneh yang terjadi padanya bisa membuat kehidupan Dara berubah menjadi lebih baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Tyson sangat marah ketika ia melihat bukti pelanggaran yang di lakukan oleh Gino, wakil direkturnya. Dan itu merupakan pelanggaran besar dan harus segera di singkirkan.
Gino melakukan penggelapan dana dari tiga tahun yang lalu, uang yang dia gelapkan lebih dari 1 juta Dollar atau hampir 15 Milyar. Gino juga melakukan pelecehan terhadap beberapa karyawan wanita, bahkan ada yang sampai hamil dan bunuh diri karena tidak kuat menanggung malu.
Tyson Menggertakan giginya, ia tidak menyangka jika di bawah kepemimpinannya. Ada orang yang Lolos berbuat pelanggaran besar dan melakukan korupsi. Tentu saja dia tidak akan tinggal diam karenanya.
"Nona Addara, biarkan saya yang melaporkan ayah dan anak ini ke polisi dan departemen investigasi. Saya akan memastikan keduanya mendapatkan hukuman yang paling berat" ucap Tyson dengan serius.
"Tentu, saya akan memberikan semua buktinya dan mengandalkanmu Pak Tyson" ucap Dara
"Terimakasih nona sudah membeberkan kasus ini, saya tidak akan melepaskan orang yang membuat Bank Central dan orang lain menderita kerugian. Apalagi sampai menghilangkan nyawa orang" ucap Tyson sungguh-sungguh.
"Sama-sama, saya harap keduanya bisa segera di adili secepatnya dan di hukum dengan berat" ucap Dara
"Saya pastikan itu terjadi nona" ucap Tyson.
Setelah selesai makan siang bersama, Tyson segera bergegas ke kantor polisi untuk melaporkan ayah dan anak itu. Sedangkan Dara dan yang lain memutuskan untuk melihat keadaan di kediaman Gino.
Benar saja setelah sejam Tyson pergi, enam polisi datang dan membawa Mia pergi dengan kondisi kedua tangannya di borgol. Terlihat Mia memberontak dan berteriak 'Aku tidak bersalah'.
Terlihat juga ibu paruh baya yang kemungkinan besar ibu Mia. Tengah menangis melihat anaknya di giring ke mobil polisi.
Para tetangga yang melihat itu dan mulai berbisik, setelah ini para tetangga akan memiliki gosip terbaru dan terhangat di komunitas IIPS 'Ibu-ibu Penggosip Ria' di komplek mereka.
"Terimakasih nona anda sudah membantu saya. Sesuai janji, saya akan menjadi budak anda Nona mulai saat ini" ucap Ferdi dengan berlutut di depan Dara.
Theo tidak terkejut saat melihat temannya itu berlutut dan mengatakan akan menjadi budak. Karena ia sudah mengetahuinya saat Ferdi menceritakan padanya.
"Bangunlah! Aku tidak berniat memperbudak orang lain. kamu memiliki hak untuk bebas dan menentukan nasibmu sendiri. Tapi aku tidak keberatan kalau kamu ingin bekerja padaku, aku akan mengaji kamu dengan layak. Aku juga tidak keberatan jika kau memilih sebaliknya. Itu hakmu untuk memilih" ucap Dara.
Mendengar ucapan Dara Ferdi bangun dan menundukan kepalanya, ia sudah bertekad mengikuti Dara sesuai janjinya. Baik itu menjadi budak, pelayan atau apapun, ia akan mengikuti Dara mulai saat ini dan bersumpah tidak akan berkhianat.
"Saya memilih mengikuti anda, nona! Saya bersumpah dengan hidup saya jika saya akan setia dan tidak akan berkhianat" ucap Ferdi yakin.
"Bagus, kau akan bekerja padaku setelah pengadilan memutuskan untuk menghukum Mia. Aku tidak akan membuatmu kecewa dengan memilih mengikutiku. Kita lihat seberapa lama Mia mendekam di penjara" ucap Dara menyeringai di balik maskernya.
....
Selain di kediaman Gino, ternyata di kantor Bank Central juga terjadi kehebohan setelah Gino, wakil manager mereka di tangkap polisi. Semua karyawan dan customer yang berada di sana terkejut, mereka semua bertanya-tanya apa yang terjadi.
Tyson yang kembali ke Bank, menjelaskan jika Gino di tangkap karena penyalahgunaan wewenang dan juga penggelapan dana. Tyson juga memberikan ultimatum pada karyawan lain agar tidak melakukan hal yang sama dengan Gino. Kalau tidak, ia tidak segan-segan menjebloskannya ke penjara.
....
Dara sudah berada di Melia Hospital, tempat Alan di rawat. Sedangkan Theo dan Ferdi di minta untuk pulang terlebih dulu, dan menunggu kabar darinya.
Agam sudah mengirim kamar rawat inapnya yaitu di ruang kelas 2 di lantai 6.
"Nona, anda sudah datang?" ucap Agam menyambut Dara.
"Kakak!!" sahut Dimas dan Ryan bersamaan saat melihat Dara masuk.
"Ya, apa kalian membentuk paduan suara sekarang?" ucap Dara, ia terkekeh saat melihat kedua adiknya itu cemberut.
"ini aku bawakan beberapa buah dan minuman kesehatan" ucap Dara memberikan parcel buah dan juga aneka minuman kesehatan.
"Nona, kenapa repot-repot" ucap Agam merasa tidak enak.
"Tidak merepotkan sama sekali, bagaimana keadaan Alan?" tanya Dara.
Ia melihat ke arah Alan yang terdiam dengan pandangan mata sayu dan kosong.
"Alan masih belum pulih sepenuhnya setelah sadar nona, keadaannya seperti yang anda lihat" ucap Agam dengan nada sedih melihat kondisi putra sulungnya.
"Pasien mengalami sedikit gangguan pasca operasi, apalagi itu operasi di bagian kepala dan juga kemungkinan operasi gagal saat di lakukan. Meskipun operasi berhasil, tapi masih memiliki efek merusak sebagian otaknya. Kami sudah menjelaskan kemungkinan itu pada Pak Agam, namun kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan kondisi pasien sehat kembali. Melihat pasien sudah siuman yang berarti masih ada kesempatan untuk sembuh, kami optimis pasien bisa sembuh. Hanya saja butuh waktu minimal 3 bulan perawatan secara intensif" jelas dokter yang masih di sana.
Dara yang mendengar itu melihat ke arah Agam yang terlihat menahan kesedihannya. Orang tua mana yang tidak sedih melihat keadaan anaknya seperti itu.
Alan hanya menatap lurus dan kosong, anggota tubuhnya tidak bisa bergerak. Ia seperti orang yang terkena struk.
"Pak Agam, apa bapak percaya padaku?" ucap Dara tiba-tiba
"Ya, saya selalu mempercayai nona" ucap Agam yakin meskipun ia bingung apa maksud nonanya bertanya seperti itu.
"Aku memiliki obat yang ku buat sendiri. Aku yakin itu bisa menyembuhkan Alan, apa bapak percaya?" tanya Dara.
Semua orang di sana dan Dokter jaga terkejut mendengarnya.
"Nona, anda tidak bi...." ucap Dokter namun suaranya tertahan karena Agam menyela
"Aku percaya!" ucap Agam tidak ragu. Ia yakin jika majikannya itu tidak akan menyakiti keluarganya. Jadi ia memilih untuk percaya pada Dara.
Selama beberapa hari mengabdi, ia tahu jika majikannya itu sangat baik dan juga orang hebat di luar nalar. Contohnya saja White, Dara berhasil menundukkan binatang buas seperti white. Apa namanya kalau bukan orang hebat? Dan Agam percaya semua yang di katakan Dara setelah menyaksikan betapa luar biasa majikannya itu.
"Bagus, berikan pil ini pada Alan! Itu akan meleleh saat masuk ke mulut" ucap Dara.
Dokter yang melihat botol obat itu membelakkan matanya, ia mengenali botol itu.
Ya, ia melihat botol yang sama persis saat Carmila memberikannya pada Emir. Dokter itu merupakan salah satu dokter yang ada di sana.
Dan ia terkejut saat mengingat Dara yang mengatakan ia yang membuat obat itu. Itu berarti Dia dokter ajaib itu. Dokter bernama Fandi itu terdiam, ia ingin melihat seberapa efektif pil itu dan apakah itu pil yang sama dengan yang di minum tuan besar Rukmana.
Agam langsung memasukan pil itu ke dalam mulut Alan. Setelah beberapa saat Alan terlihat bergerak dan duduk dengan bingung, Agam terkejut melihat anaknya bisa menggerakkan badannya.
"Ayah" ucap Alan saat ia melihat Agam di depannya.
"Kamu bicara nak? kamu sudah bisa bergerak lagi?" ucap Agam tidak bisa menahan kegembiraannya.
Sedangkan dokter menganga tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Apa yang ayah bicarakan? Ah aku ingat jika aku kecelakaan, apa yang terjadi padaku setelah itu yah?" tanya Alan
"Nanti ayah ceritakan, syukurlah kamu bisa selamat dan sehat lagi nak" ucap Agam penuh haru.
...•••••...