Pernikahan Rahasia Dengan Bosku

Bayu yang sedang serius bekerja pun menatap ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka siapa lagi kalo bukan sahabat nya.

"Bay sibuk gak lo, kita makan siang diluar," ajak nya sambil tersenyum melihat Bayu yang mendengus kesal.

"Astaga bisa gak sih lo kalo masuk permisi dulu," ucap Bayu sedikit kaget dengan kedatangan sahabat nya itu.

Maklum saja dari dulu Rio memang selalu seperti itu keluar masuk seenak nya seperti kantor nya sendiri saja.

Mendengar omelan dari Bayu Rio malah terkekeh dan mendudukan bokong nya di sofa sambil melirik kearah Bayu yang nampak kesal kepadanya.

"Bay lo kok gak bilang sih kalo sekertaris lo bukan Agata lagi," ujar nya baru ingat wanita berkacamata tadi.

"Emang nya kenapa, Agata itu lagi hamil jadi di suruh berhenti sama suami nya," ujar Bayu masih serius menatap leptop nya.

Rio pun manggut-manggut mendengar nya memang suami Agata itu sedikit posesif apalagi ini adalah anak kedua mereka.

Rio teringat dengan sekertaris baru nya Bayu dia merasa tidak asing dengan senyuman gadis itu, apa dulu mereka pernah saling kenal ya pikir nya.

"Bay kok gue gak asing ya sama Melati apa mungkin dulu gue pernah kenal sama dia?" tanya Rio serius mengingat-ngingat wajah itu.

Sedangkan Bayu menatap nya sebentar lalu menatap pekerjaan nya lagi, dia bingung harus bagaimana inilah alasan Bayu marah saat Melati tak memakai kacamata nya saat bekerja.

Karna pasti akan ada banyak pria yang menggoda nya, apalagi Rio yang sejak dulu mengenal nya.

"Mungkin perasaan lo aja kali,bukannya mantan pacar lo banyak," ujar nya terkekeh mengingat dulu Rio seorang playboy.

Tak jarang banyak wanita yang mengejar Rio mengaku hamil anak nya, entah lah Bayu tidak tahu itu benar atau tidak.

"Itu dulu banget sebelum gue di tolak seseorang, setelah itu gua udah gak pernah lagi pacaran lagi," jawab nya sendu membuat Bayu melotot tak percaya.

Karna selama ini Rio sering terlihat dekat dengan beberapa wanita jadi itu apa kalo bukan asa hubungan, apa cuma perasaan nya saja.

"Terus lo masih ngarepin dia gitu!?" tanya Bayu sedikit khawatir.

Rio menggelengkan kepala nya dia malah tersenyum mengingat gadis galak yang selalu membuat nya kesal namun juga membuat nya nyaman.

"Kenapa sih lo malah senyum-senyum kaya gitu, ngeri banget gua liat na jangan-jangan lo kerasukan," ucap Bayu ngasal.

"Sialan loe, ya enggak lah gua cuma lagi mikirin seseorang," jawab nya.

Bayu pun berpikir kalo mungkin Rio mengingat Melati lagi, dan itu tidak bisa di biarkan dia harus memberi tahukan kepada Rio kalo istrinya adalah Melati yang dulu pernah menolak cinta nya.

Jangan sampai Rio berharap lagi kepada Melati atau nanti dia akan marah kepada Bayu karna merebut Melati dari nya.

"Mikirin siapa loe jangan mikirin yang enggak-enggak deh, loe sebenarnya mau apa sih ke sini gak mungkin kan cuma buat ngajak makan siang doang?" tanya Bayu heran karna Rio pun pasti sibuk dengan pekerjaan nya.

Rio adalah pemilik sebuah hotel berbintang yang ada di kota itu bahkan dia juga sudah membuka cabang di daerah lain nya.

"Loe tuh yah bawaan nya curigaan terus, udah lama kita kan gak ketemu giliran gue ada waktu loe malah mikir yang macem-macem," jawab nya terkekeh.

Bayu tak mendengarkan nya dia hanya sibuk dengan pekerjaan nya karna sudah waktu nya makan siang.

"Masih lama gak sih loe ini udah waktu nya makan siang, ayolah gue udah laper," ujar nya berdiri mendekati meja kerja Bayu.

Membuat Bayu kaget takut nya ada yang masuk dan berpikir madam macam tentang dia dan Rio.

"Astaga loe bisa gak sih duduk di sana aja," ujar nya kesal.

"Gue cuma mau liat kerjaan loe kenapa gak kelar-kelar juga," ujar nya mendekat dan berdiri di samping Bayu.

Tina tiba pintu di ketuk dan masuk lah Melati membawa sebuah berkas yang harus Bayu tandatangani.

"Astaga jangan sampai Melati salah paham melihat kami berdua di sini," batinnya.

Bayu pun segera menandatangani berkas-berkas itu, dia pun mengisyaratkan Melati agar segera kembali ke tempat nya.

Melati nampak menundukan kepala nya karna Rio sedari tadi menatap nya.Dia takut Rio mengenali nya.

"Kalo begitu saya permisi Pak," ucapnya.

Namun saat berbalik langkah nya terhenti saat mendengar suara Rio memanggil nya.

"Melati tunggu," ujar nya dan Melati pun memejamkan mata nya takut kalo Rio mengenali nya.

"Iya Pak ada apa?" jawab nya gugup, begitu juga dengan Bayu dia nampak menghela nafas dia tidak tahu apa yang akan Rio tanyakan.

"Apa kita pernah bertemu sebelum nya?" tanya Rio mendekati Melati yang nampak gugup.

Melati mengepalkan tangan nya agar bisa segera pergi dari sana, sungguh dia tidak mau Rio tahu siapa dirinya.

"Tidak Pak ini baru pertama kali kita ketemu," jawab nya dan Rio pun menganggukan kepala nya.

Melati pun bisa bernafas lega dan segera pamit dari ruang kerja bos nya itu.

"Lu masih penasaran sama dia?" tanya Bayu heran, namun dia bisa bernafas lega karna Melati bisa menjawab pertanyaan Rio.

Bayu berniat mengenalkan Melati kepada Rio sebagai istrinya, mungkin dia akan mencari waktu yang tepat untuk mengatakan nya.

"Gua ngenasa gak asing aja sama dia, tapi ya sudah lah mungkin cuma perasaan gue doang," jawab nya dan Bayu pun mengangguk.

"Ya sudah ayo kita makan siang gua udah selesai," ucap nya mematikan leptop nya.

Rio pun tersenyum membuat Bayu geli sendiri melihat nya kenapa dengan sahabat nya ini dari tadi senyam senyum gak jelas.

Mereka pun keluar mencari makan siang, Rio mengajak nya makan di Resto yang tak jauh dari kantor.

Sedangkan Melati sendiri baru selesai mengerjakan tugas nya, dia melirik ponselnya yang bergetar di atas meja.

"Hallo Ay ada apa?" tanya Melati.

"Hallo Mel gue depan kantor loe nih," jawab nya di sebrang sana.

Melati pun segera berdiri dan membawa dompet nya di keluar dari ruangan nya.

"Ada apa tumben loe mampir ke kantor?" tanya nya heran.

"Udah cepetan turun gue pegel dari tadi nunggu loe," ujar nya

"Oke tunggu bentar," jawab nya.

Melati pun segera turun lift menuju ke bawah dia tahu pasti ada yang mau Ayumi bicarakan sehingga dia sampai datang ke kantor nya.

"Eh maaf-maaf gak sengaja," ucap seseoranf yang menyenggol tubuhny untung saja dia tidak jatuh.

"Ah gak papa kok," jawab nya.

"Ayumi... "