Apa jadinya jika di malam pengantin seorang gadis bernama Vania Isabella harus melewati malam itu bukan dengan suaminya, tapi dengan sang Adik ipar yang ternyata adalah mantan kekasihnya dulu. Lalu, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Bagaimana Vania melewati hari-hari bersama sang suami, dimana dirinya juga harus berhadapan dengan mantan kekasih yang sudah merenggut malam pengantin mereka? Dan bagaimana reaksi suami Vania saat tahu jika dirinya dan sang Adik ipar pernah melakukan hubungan terlarang?
Seperti biasa ini hanya Karya fiksi saja, tidak untuk ditiru, hanya untuk hiburan. So! Mohon bijak ya 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan menikahi mu
Rara menangis dalam pelukan Bastian, Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi, sementara pria yang sudah membuat hidupnya hancur ada di depan mata, hatinya masih belum ikhlas menerima kenyataan ini, Rara pun segera melepaskan dirinya dari pelukan sang kakak ipar.
"Lepaskan saya, Mas! Sebaiknya Mas Bastian pergi saja dari sini, Rara benci sama Mas, Rara tidak tidak suka melihat Mas Bastian di sini." ucap gadis itu sembari menyeka air matanya. Namun, Bastian tetap bersikeras untuk menahan gadis itu bersamanya.
"Mas tahu kamu masih marah sama Mas, tapi Aku mohon Rara, kali ini biarkan Aku bersamamu sebentar saja, Aku tidak akan menyakitimu, percaya lah!" Bastian mencoba meyakinkan Rara untuk tetap tinggal bersamanya.
"Sebabnya mau kamu tuh apa sih, Mas! Kamu belum puas sudah mengambil semuanya dari ku? Kamu sudah merenggut apa yang menjadi kebanggaan ku, apa yang akan Aku katakan kepada Kakak? Bagaimana perasaannya jika tahu suaminya sudah menodai adik nya, katakan! Apa yang harus Rara lakukan?"
"Kita masuk ke mobil, kita bicarakan baik-baik masalah ini, Aku mohon padamu, ikutlah denganku!" ajak Bastian kepada Rara.
"Maaf, Mas! Tidak bisa, Rara harus pulang. Ibu pasti sudah menunggu Rara. Nanti Ibu bisa marah." alasan Rara untuk menolak ajakan Bastian.
"Tidak akan lama, nanti Aku antar kamu pulang, dan Aku akan bicara pada Ibumu, ikutlah sebentar bersama ku." ucap pria itu tampak memohon, entah kenapa Bastian merasa tenang saat berada di samping Rara, tidak seperti kebanyakan wanita yang Ia temui, Rara seolah memberikan semangat kepada Bastian dari berbagai masalah yang Ia dapatkan.
Karena hujan pun mulai turun, Rara terpaksa mengikuti perintah Bastian, hari itu Rara baru saja pulang dari sekolah, Ia berjalan kaki menuju ke rumah nya yang tidak jauh lagi, dan kebetulan Bastian melewati jalanan itu dan hampir saja Ia menabrak Rara.
Akhirnya Bastian berhasil membawa Rara pergi bersamanya, Rara sedikit risih saat berdua saja dengan Kakak ipar nya, Ia masih merasa takut jika sewaktu-waktu Bastian melakukan sesuatu pada dirinya.
Rara duduk dengan meletakkan tasnya di tengah-tengah, bertujuan agar Bastian tidak mudah untuk menyentuhnya. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Rara membuat Bastian tertawa.
"Kamu ngapain ketakutan seperti itu, tenang saja Aku tidak akan mengganggu mu," ucapnya sembari menyetir mobilnya.
Rara hanya diam dan melihat pembangunan luar jendela mobil, guyuran air hujan membuat kaca mobil menjadi mengembun, Bastian mencoba mencairkan suasana dengan berbasa-basi.
"Sekarang kamu kelas berapa?"
"Kelas 3." jawab Rara singkat.
"Bentar lagi lulus dong!"
Rara hanya mengangguk pelan. Kemudian Bastian mencoba bertanya tentang pacar Rara.
"Sudah punya pacar?" tanyanya berharap Rara menjawabnya tidak.
"Hmm!" Rara mengangguk kan kepalanya. Bastian terlihat lemas dan sedikit kecewa, entah kenapa Bastian merasakan hal seperti itu, tiba-tiba saja Ia tidak suka mendengar jika Rara mempunyai seorang pacar.
"Pasti teman sekolah mu!"
"Bukan! Dia kakak kelasku dulu, sekarang dia sudah kuliah, dia berencana melamar Rara setelah Rara lulus sekolah. Tapi, sekarang semuanya percuma, tidak mungkin Rara menerima lamarannya nanti, sementara Rara sudah kotor, dan semuanya itu gara-gara Mas Bastian, harapan ku hancur untuk hidup bersamanya."
Tangis Rara kembali pecah, Rara begitu sulit untuk memutuskan sang pacar, karena pria itu sudah terlanjur cinta kepada Rara, pria itu tidak bisa meninggalkan Rara begitu saja, meskipun Rara sudah memutuskan hubungan dengannya secara sepihak, pria itu tidak terima jika Rara memutuskannya.
Bastian mencoba menyentuh kepala Rara, namun niatnya terganjal oleh bayangan rasa bersalah, hanya dengan Rara, Bastian seolah menjadi pria yang sempurna, maka dari itu Bastian tidak akan pernah melepaskan Rara begitu saja.
"Rara! Jangan menangis lagi, Aku mohon padamu, kamu bisa menghukum ku jika itu perlu, Aku rela. Aku akan menebus semua kesalahan ku padamu, Aku akan menikahi mu."
Seketika Rara sangat terkejut dengan ucapan Bastian, Bagaimana mungkin pria itu mengatakan hal seperti itu, sementara dirinya masih menjadi suami dari kakaknya.
"Mas Bastian sudah gila, mana mungkin Aku menikahi kakak ipar ku sendiri, lalu bagaimana dengan Kak Vania?"
"Aku akan menceraikan nya."
Rara menatap wajah Bastian serius, bagaimana bisa laki-laki itu berkata ingin menikahinya dan menceraikan sang Kakak.
"Enggak! Ini nggak mungkin, Mas. Aku tidak mau menjadi orang ketiga di antara kalian berdua, Aku tidak mau."
Bastian menepikan mobilnya di pinggir sebuah jalan, dalam hujan yang sangat deras itu, mobil mewah itu berhenti dan Bastian mencoba meyakinkan Rara jika ucapan nya itu sungguh-sungguh.
"Kenapa berhenti, Mas?" tanya Rara penasaran.
Kemudian Bastian mulai berkata, "Rara, dengarkan Aku, selama ini rumah tangga ku dan Vania tidak berjalan mulus, Aku menikahi nya karena dia adalah penebus hutang-hutang Ibumu, Aku memang mencintainya, tapi dia tidak pernah mencintai ku, Vania mencintai Adikku, Calvin. Aku tahu mereka berdua dari dulu saling mencintai, dan Aku sengaja memisahkan mereka karena keegoisan ku, akhirnya Aku dapatkan Vania dengan cara yang licik, dan Aku sudah mendapatkan karmanya."
"Karma? Apa maksud Mas Bastian?" tanya Rara penasaran.
"Aku tidak perlu menjelaskan nya padamu, karena Aku tahu semua itu adalah balasan untukku sendiri, dan sekarang hatiku mulai terbuka kepada gadis lain, dan gadis itu adl kamu, Aku tidak tahu kenapa, setelah kejadian itu Aku merasa sangat bersalah padamu, Aku tidak bisa tenang sebelum bertemu denganmu, dan setelah Aku sadari ternyata aku mulai mencintaimu, sadar atau tidak Aku benar-benar tidak bisa melupakan mu."
Bastian berkata sembari menatap dalam-dalam bola mata Rara, Rara pun hanya bisa menundukkan wajahnya, Ia tidak tahu harus mengatakan apa, serba salah dirinya.
"Rara!" Bastian mengangkat dagu Rara dan mendekati gadis itu. Kini wajah keduanya saling menatap, ada desir aneh tiba-tiba memenuhi suasana dalam mobil itu. Rara sendiri juga tidak tahu kenapa tiba-tiba saja dirinya merasakan hal yang aneh.
"Ya Tuhan! Kenapa perasaanku tiba-tiba seperti ini, apa yang terjadi pada diriku? Rara, jangan bilang kalau kamu mulai suka dengan Kakak ipar mu." batin Rara.
Tentu saja seorang Bastian yang sangat pandai sekali membawa wanita nya jatuh ke dalam genggamannya, Bastian mulai memagut mesra bibir gadis itu, seketika Rara tidak bisa menolaknya, seakan dirinya juga ikut tenggelam dalam sentuhan yang Bastian berikan.
Ciuman itu pun akhirnya terjadi di antara mereka, sungguh dalam suasana hujan yang syahdu itu, baik Bastian maupun Rara sama-sama menikmati sentuhan masing-masing.
Hingga akhirnya terdengar di telinga Rara, Bastian mengatakan sesuatu kepada gadis itu. "Aku akan menikahi mu, Aku akan membahagiakan mu, Rara! Aku akan datang ke rumahmu untuk melamar mu sebagai istriku, dan Aku akan menceraikan Vania secepatnya, Aku berjanji!"
...BERSAMBUNG ...
KLO MAU MYAKINKN LGI MNTA BELIIN PEMBALUT, BILANG STOK PMBALUT HABIS
DN JUGA TIDUR MA IBU TIRI LOOO