Second Life Of Kayla

PERHATIAN!!, TERDAPAT BULLYING. JANGAN DI TIRU, GAK BOLEEHHH!!

Kayla berniat membuat susu hamil, dia berjalan ke arah dapur. Saat sampai di depan lemari, Kayla membukanya karena di sana terdapat stok susu hamilnya.

"Ini semua varian rasa ada?" Gumam Kayla.

Aksa memang mempersiapkan semuanya, tapi dia tak menyangka jika Aksa membeli semua Varian itu. Padahal, Kayla tidak merasakan mual apapun.

Kayla menggedikkan bahunya sambil mengambil kotak susu dengan varian rasa Coklat.

Saat Kayla menutup pintu lemari, dia di kejutkan oleh kemunculan Aksa yang berada di balik pintu tadi.

"Kamu ngagetin aja sih mas!" Kesal Kayla.

Aksa hanya terkekeh, dia melihat Kayla yang membawa kotak susu itu ke meja.

"Kamu mau buat susu? sekalian buatkan mas kopi yah," ujar Aksa.

"KAn ada bibi mas!" ucap Kayla tak terima.

"Istri aku kan kamu, bukan bibi." Setelah mengatakan itu, AKsa beranjak pergi menuju ruang kerjanya.

KAyla merengut kesal, padahal dia masih marah dengan Aksa. NAmun, pria itu malah seenaknya menyuruhnya ini dan itu.

Namun, biarpun begitu. Kayla tetap membuatkan kopi untuk suaminya, tak lupa juga dia membuat susu hamilnya.

Selesai, Kayla membawa susu dan juga kopi ke dalam ruang kerja Aksa. Di lihat, suaminya itu tengah sibuk di meja kerjanya dengan tumpukan berkas.

Kayla berjalan mendekat, dia menaruh cangkir kopi di sebelah laptop Aksa.

Tak!

Atensi Aksa beralih ke cangkir kopi itu, saat melihatnya ia tersenyum dan beralih menatap Kayla.

"Terima kasih sayang," ujar Aksa.

Kayla mengangguk, dia pun memilih untuk duduk di sofa ruang kerja Aksa. Dia lelah harus naik-turun ke kamarnya.

"Mas, besok aku ke rumah mama papa yah," ujar Kayla.

"Mau ngapain?" Tanya Aksa dengan heran.

"Mau ketemu mamah," ujar Kayla.

Aksa terdiam, tentu jelas saja Aksa tak mengizinkan. Sebab, Kayla belum tahu jika Rosa dan Arga sedang proses perceraian.

"Jangan, kan kemarin kamu baru ketemu mamah," ujar Aksa.

KAyla yang mendengar jawaban suaminya oun menjadi bingung, sebab tak biasanya Aksa melarang dirinya ke rumah orang tuanya.

"Oh kamu takut aku jahatin calon kamu? tenang aja, aku ke sana mau ketemu mamah kok. Bukan calon kamu," ujar Kayla.

"Bukan yang, maksud aku tuh ...,"

"Kapan nikahnya nih? biar proses perceraian kita bisa di percepat?" Tanya Kayla dengan memotong perkataan Aksa.

Aksa menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan. Dia tak berani memancing permasalahan itu, hanya saja wanita suka cari gara-gara.

"Sayang, bisa gak sih gak ngomongin itu?" Kesal Aksa.

"Loh, terus mau di bicarakan kapan? aku juga butuh kejelasan, janda atau di madu? aku juga harus pilih salah satunya, maka dari itu kamu harus buat kejelasan biar aku gak bingung dengan statusku nanti," ujar Kayla dan meminum susunya hingga habis.

Aksa mengacak rambutnya kasar, pekerjaan menumpuk dan istrinya memancing pertengkaran.

"Lagian yah mas, aku belum percaya soal amnesia itu! bisa aja itu alibi kamu supaya nikah sama Vania." Ketus Kayla.

"MEmangnya kamu ingat kapan kita di paksa nikah? memangnya kamu ingat kapan kita buat Arvian? enggak kan! yang kamu ingat saat Arvian umur beberapa bulan," ujar AKsa membela diri karena sedari tadi di tuduh.

Tunggu ... ucapan suaminya ada benarnya juga, dirinya tak mengingat pasti kapan pernikahan mereka dan bagaimana bisa mereka menikah.

"Jadi bener gue amnesia?" Batin Kayla.

"Ah, mana mungkin gue amnesia gak sadar. Nih pasti akal-akalan lakik gue!" Heboh KAyla.

Aksa terheran melihat sikap sang istri, KAyla seperti memikirkan sesuatu sambil menggerakkan tangan dan juga mengekspresikan wajahnya.

***

Pagi hari, masyarakat di buat gempar oleh berita yang beredar di mana mahasiswi di kampus ternama yang kini sedang menjalani kuliah jurusan kedokteran telah menjadi trending topik akibat video yang beredar.

"Eh iya, katanya sih juga hamidun gitu. Haduh parah deh, padahal karir ya udah bagus loh eh dia malah ngancurin sendiri."

"TEga banget yah, kakaknya sendiri lagi yang di dzolimi,"

"Iya, sampe dia bilang gak merebut tapi hanya berbagi. Lah, kalau berbagi itu secara suka rela mbak! bukan paksa!"

Saat memasuki kampus Vania merasa aneh saat semua orang menatapnya sambil berbisik, bahkan perkataan mereka seperti membicarakan dirinya.

"Iya, senior lagi. Idih, jadi simpanan kakak ipar ternyata,"

"Emang yah, kita harus lebih hati-hati. Pelakor jaman sekarang keras euyy,"

Vania mengepalkan tangannya, dia segera berjalan cepat menghampiri para kumpulan mahasiswi yang membicarakan dirinya.

"Apa maksud kalian hah?! kalian nyindir aku?!" Sentak Vania.

"Idih, ngerasa dia hahaha,"

Vania tambah di buat geram karena para temannya itu makah menertawakannya. Hingga salah satu dari mereka menunjukkan sebuah rekaman di mana Vania tengah beradu mulut dengan Kayla. Namun, wajah Kayla di tutupi oleh stiker.

"Aduh aduh, katanya murid teladan. Ternyata murah yah, berapa sejamnya? gue bayar tiga jali lipat deh!" ujar seorang pria di antara mereka.

"Aku bukan j4l4ng!" Teriak VAnia.

"Lah, lo kan belum nikah tapi udah melendung gitu. Namanya apa kalau bukan ... eh, lo lakuinnya kan sukarela ya kan? gak salah dong gue,"

Vania menatap pria itu dengan tajam, dia mengangkat tangannya dan bersiap menampar pria itu. Namun, pria itu lebih dulu menahan tangan Vania sebelum menyentuh pipinya.

"Eitss ... mau nampar? sorry yah, cewek murahan kayak lo gak pantas sentuh pipi gue!"

"Bener! kakaknya udah baik, nampung dia! eh malah nusuk dari belakang!"

"Hati-hati loh Van, karma itu nyata. Bisa sengsara hidup lo kayak di ikan terbang uty loh."

Mereka terus membicarakan Vania, tak peduli jika wanita itu sakit hati akan ucapan mereka.

Plak!

VAnia meras kepalanya basah, ternyata ada yang melempar telur ke kepalanya. DIa menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya ia saat orang-orang mulai melemparinya dengan telur, sampah dan barang lainnya.

"Berhenti hiks ... berhenti!!!"

Vania melindungi kepalanya, tetapi tiba-tiba saja tangisannya terhenti. Tangannya meremas perutnya yang terasa sakit, dia pun merintih kesakitan.

"Eh eh eh, keluar darah tuh. Wah ... minun obat penggugur yah lo!"

"Eh bubar! bubar! nanti kalian yang di salahin loh!"

Akhirnya mereka oun bubar meninggalkan Vania yang kesakitan, bahkan masih sangat pagi sehingga belum ada dosen yang berangkat.

Untung saja, satpam kampus langsung menolongnya dan membawanya ke rumah sakit.

Sedangkan Kayla, dia sedang bersantai sehabis berenang. Sambil menikmati sarapannya, dia membuka ponselnya. Ternyata banyak sekali berita tentang Vania.

"Wah, gercep juga ramai nya," ujar Kayla.

Kayla mengamati apa yang mereka lakukan pada Vania. Tiba-tiba saja terlintas rasa iba di hatinya, dia menyalahkan para mahasiswi itu yang berbuat melampaui batas.

"Seharusnya mereka gak menggunakan kekerasan, kalau Vania sampai kenapa-napa gimana?" ujar Kayla yang mulai takut.

"Aduh, gimana yah? aku kura cuman kena hujatan gak sampai kekerasan begini,"

Kayla mulai takut serta khawatir Aksa dan Arga akan marah besar padanya, dia sudah membayangkan betapa marahnya keduanya pada dirinya.

"Eh, itu kan salahnya dia sendiri. Harusnya sadar dong resiko merebut punya orang? kecuali kalau aku rela di madu, lah aku nya aja gak rela namanya ngerebut dong? aku benar, atau benar?"Ucap Kayla sambil menyunggingkan senyum sinisnya.

KAlau kalian mengira Kayla benar-benar takut kalian salah, Kayla tak takut dengan berita itu. Menurutnya, bagus jika Aksa tahu jika ia yang memperbolehkan Sri menyebarkannya. Dnegan begitu, sangat mudah baginya terlepas dari Aksa.