PUTRI YANG TERSISIH

Sampai suatu ketika, Amelia pun memilih untuk mengurung dirinya didalam gubuk, dan setelah beberapa Minggu mengurung diri, akhirnya Putri Amelia pun keluar dengan wajah yang pucat dan lemah, terlihat kedua pelayan itu begitu berhati-hati dan memegangi Amelia. Ucap Karan bercerita kepada raja cristopher.

Mendengar informasi itu, raja cristopher belum menunjukan reaksi apapun. Karan pun mencoba untuk memulai cerita lagi. Karan mulai menceritakan mengenai apa yang dilakukan Amelia dan bagaimana kehidupan nya sekarang. Karan juga mengatakan bahwa putri Amelia mengatakan kepada kedua pelayannya itu untuk tidak memanggil dan menganggapnya sebagai tuan, karena ia bukan lagi seorang putri. Raja yang mendengar ucapan terakhir Karan, langsung mengepalkan tangannya, sejenak sang raja memejamkan matanya.

Bahkan, selama setahun ini, Karan menceritakan semua aktivitas yang dilakukan sang putri. Namun tentunya, Karan tidak mengatakan mengenai Amelia yang belajar menjadi seorang kultivator, karena memang ia tidak tau, ia juga tidak mendapatkan petunjuk mengenai hal itu.

Karan juga menceritakan keseharian sang putri, yang gemar pergi berburu, ikan maupun hewan buruan lainnya. Ia juga menceritakan tentang sang putri yang menciptakan berbagai jenis masakan yang membuat perut meronta-ronta minta di isi.

Mendengar laporan seperti itu, raja cristopher kembali merasa bersalah. Ternyata kehidupan putrinya berubah begitu drastis. Bahkan putri nya rela pergi berburu untuk bertahan hidup. Lagi-lagi sang raja hanya bisa mengepalkan tangannya.

"Terima kasih untuk informasinya Karan. Kembalilah, awasi dan lindungi putriku." Ujar raja dengan dingin.

"Baik yang mulia. Kalau begitu, hamba mohon pamit." Ucap Karan lagi, setelah Karan langsung menghilang dari sana. Sepeninggalan Karan, raja cristopher langsung menghela nafasnya dengan dalam. Kemudian mendudukkan tubuhnya dengan kasar dan kemudian bersandar. Hatinya di perasaan cemas dan khawatir, namun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Maaf ayah nak. Ayah mengasingkan mu, hanya ingin kamu merenungi kesalahan mu. Bersabarlah, ayah pasti akan menjemput mu kembali.." ujar sang raja merasa bersalah telah mengasingkan sang anak.

Mungkin Raja cristopher merasa bahwa putri Amelia adalah pengganggu Dan biang masalah, namun saat putrinya telah jauh dari pandangan nya, kini sang Raja merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan. Raja cristopher pun menghela nafasnya berusaha menghalau rasa sesak di dadanya. Apalagi, sudah setahun lamanya tidak melihat putrinya.

***

Di tempat lain, tepatnya dihalaman istana ratu, terlihat putri Alice sedang berbincang hangat dengan ratu Adriana dan ketiga pangeran. Yaitu, pangeran Juan Cuadrado Allen, Carlos Tevez Alen dan Cristiano Araujo Alen.

"Ibu, kakak. Alice sangat senang. Sebentar lagi pesta perayaan kerajaan akan tiba, Alice akan menjadi yang tercantik dalam pesta itu... " Ujar Alice dengan riang gembira.

Alice Norin Alen merupakan anak angkat raja dan ratu, menjadi anak bungsu dari pasangan orang nomor satu di kerajaan Venus ini. Awalnya, Amelia begitu sangat menyayangi Alice, namun semenjak Alice dan Amelia berumur 6 tahun, kedua orang tua Amelia mulai mengabaikan dirinya. Penyebab nya adalah Alice.

Alice selalu menjelek-jelekkan Amelia di hadapan raja dan ratu, dan bahkan memfitnah Amelia. Sungguh anak sekecil itu telah pandai memainkan taktiknya. Karena itu lah, orang tua dari Amelia mulai mengabaikan dirinya dan lebih memperhatikan Alice, mereka tidak ingin Amelia menyakitkan. Puncaknya, Amelia mencoba melukai Alice karena kehilangan kesabaran dan sakit hati, dan berakhir di asingkan oleh sang raja.

" Tentu saja, Alice yang tercantik.. " ujar pangeran Juan memuji Alice. Semuanya pun ikut menganggukkan kepalanya. Semuanya merasa senang, sementara mereka melupakan seorang putri yang seharusnya berada di tengah-tengah mereka. Tampaknya tidak ada satu orang pun yang mengingatnya, apa lagi para pangeran.

"Nanti, di pesta perayaan itu, carilah pengeran impian yang baik dan pengertian.." timpal Carlos. Alice yang mendengar ucapan yang berupa godaan itu, langsung tersenyum malu-malu. mendengar gurauan Carlos, kedua pangeran lainnya melotot

"enak saja kau menyuruh adikku untuk mencari pasangan. aku tidak mengizinkan. untuk sementara, Alice Belum boleh memiliki lelaki impian. biar untuk sementara, kita saja yang menjadi lelaki yang melindunginya." tegas pangeran Cristiano kepada kedua saudaranya itu.

Sungguh, putri angkat raja ini, begitu sangat disayangi dan dimanjakan oleh semua anggota kerajaan. Sedang Amelia, ia malah mendapat perlakuan yang sebaliknya.

"Kakak bisa saja. Nanti, bantu adikmu ini untuk menentukan pangerannya." Ujar Alice lagi. Semua nya pun Kembali tertawa ketika melihat Alice yang malu-malu itu. Tapi, tiba-tiba wajah Alice menjadi sendu, tepatnya pura-pura sedih. Cristian yang melihat itu, langsung mengerutkan keningnya.

"Ada apa Alice. Kenapa wajahmu tiba-tiba sendu seperti itu.?" Tanya pangeran Cristiano. Semua mata pun langsung menghadap ke arah Alice.

"Mmm... Tidak apa-apa kak. Aku hanya kepikiran tentang putri Amelia. Ini sudah setahun lamanya, ayah mengasingkan nya.. . seandainya saja-"ucapan Alice terpotong oleh pangeran Cristiano.

"Sudah, tidak usah pikir kan Amelia. Biarkan saja ia merenungi kesalahannya ditempat pengasingan." Ujar pangeran Cristiano dengan ketus. Entah apa yang membuat pangeran Cristiano begitu membenci saudara kandung nya begitu besar. Seketika, suasana ditempat itu pun menjadi hening. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Maaf kak, aku tidak bermaksud.." ujar Alice lagi dengan lirih. Kemudian tanpa sepengetahuan yang lain, bibirnya menyunggingkan senyum puas dan merasa menang.

(Lihat Amelia, sebentar lagi kamu benar-benar akan terbuang dan hanya aku satu satunya putri di kerajaan Venus ini) batin Alice dengan senyum licik. Dasar ya, tidak tau diri.!!!

***

Di tempat lain, tepatnya di sebuah gubuk ditengah hutan. Amelia yang sudah setahun menempa dirinya dengan berbagai latihan di zaman modern dan dipadukan dengan ilmu beladiri zaman kuno ini. Ia bertambah kuat dan tak terkalahkan kan. Namun, ia tetap menyembunyikan keahliannya itu agar tak mengundang atensi para kultivator lainnya. Ia juga tidak ingin pamer dengan kekuatan itu.

Kini, mereka merencanakan untuk pergi kehutan kembali.

Namun hanya Amelia yang akan pergi, sementara kedua pelayannya itu, disuruh tinggal di gubuk menunggunya pulang. Sementara itu, ia akan kehutan, ditemani oleh hewan kesayangan nya. Siapa lagi, kalau bukan si hitam dan si biru. Kedua harimau itu tumbuh dengan gagah, bahkan mereka lah yang terkuat. Kedua hewan itu sudah berada di puncak immortal, begitu juga dengan Amelia. Namun ia masih berada dua tingkat keatas.

"Aku akan kehutan. Kalian berdua tunggu saya pulang." Ujar Amelia sedikit memerintah. Toh, mereka juga tak ingin menghilangkan sikap formal mereka terhadap nya. Jadi sekalian saja. Lagi pula, ia tidak bermaksud untuk menindas keduanya. Mendengar penuturan Amelia. Keduanya menjadi khawatir.

"Tapi nona,.. kami ingin ikut.." ujar Sisil. Walaupun mereka sering pergi kehutan bersama sama. Namun tak dapat mereka pungkiri, kalau mereka masih sangat menghawatirkan sang nona, jika bepergian tanpa mereka.

"Tidak akan lama, pokoknya kalian jangan jauh-jauh dari gubuk. Aku pergi sebentar." Ujar Amelia lagi. kali ini, Amelia seperti emak-emak yang memarahi anak gadisnya karena rebahan terus. Sisil dan Rubi lagi-lagi menyahut.

"Nona. Tapi, kami khawatir nona pergi sendiri tanpa kawan.." ujar Sisil memelas dan dibalas anggukan kepala oleh Rubi. Amelia menghela nafas. Walaupun keduanya cukup keras kepala, namun ia tidak bisa marah. Toh, sifat itu mereka dapat darinya hehehe.

"Hadeh.. tidak ada bantahan. Kalau Rubi sama Sisil tidak mau, boleh pergi sendiri kehutan. Tapi, jangan ikuti aku." Ancam Amelia.