NovelToon NovelToon
AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:481.2k
Nilai: 5
Nama Author: 01Khaira Lubna

Karena sang putra yang tengah sakit, suami yang sudah tiga hari tak pulang serta rupiah yang tak sepeserpun ditangan, mengharuskan Hanifa bekerja menjadi seorang Badut. Dia memakai kostum Badut lucu bewarna merah muda untuk menghibur anak-anak di taman kota.

Tapi, apa yang terjadi?

Disaat Hanifa tengah fokus mengais pundi-pundi rupiah, tak sengaja dia melihat pria yang begitu mirip dengan suaminya.

Pria yang memotret dirinya dengan seorang anak kecil dan wanita seksi.

''Papa, ayo cepat foto aku dan Mama.'' Anak kecil itu bersuara. Membuat Hanifa tersentak kaget. Tak bisa di bendung, air mata luruh begitu saja di balik kostum Badut yang menutupi wajah ayu nya.

Sebutan 'Papa' yang anak kecil itu sematkan untuk sang suami membuat dada Hanifa sesak, berbagai praduga dan tanda tanya memenuhi pikirannya.

Yang penasaran, yuk mampir dan baca tulisan receh Author. Jangan lupa like, subscribe dan follow akun Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan Yusuf

Selesai nonton bioskop, Setya membawa Siska berbelanja di Mall, lalu mereka makan malam bersama. Wajah Siska tak henti berseri-seri malam ini, ia merasa amat bahagia karena Setya sangat memanjakannya. Menuruti semua keinginan nya. Mereka sudah seperti pasangan suami-istri, Siska terus bergelayut manja di tangan Setya.

''Kita mau ke mana lagi, Mas?'' tanya Siska saat ia dan Setya sudah duduk di dalam mobil. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia meletakkan paper bag miliknya di kursi belakang. Paper bag yang berisi pakaian, sandal dan tas yang di belikan oleh Setya.

''Ada aja. Kamu duduk manis saja, ya.'' sahut Setya seraya mencolek dagu Siska. Siska mengangguk dengan senyum simpul. Lalu Setya melajukan kendaraan roda empat milik Arumi menuju sebuah hunian berbintang lima. Ia akan membawa Siska ke hotel, untuk melampiaskan nafsunya.

''Mas, angkat aja napa, itu ponsel Mas dari tadi terus bergetar dan menyala.'' ujar Siska seraya menunjuk ponsel Setya yang ada di dashboard mobil.

''Biarkan saja.''

''Kasihan Mbak Arumi. Istri Mas itu pasti lagi kesepian.''

''Mas tidak peduli. Mas bahagia bersama kamu Sayang. Tolong ambilkan ponsel Mas dan tekan tombol off. Supaya Arumi tidak menggangu kita lagi.''

''Tega banget sih.'' Siska berucap manja sambil mencubit kecil pinggang Setya. Ia senang mendengar Setya yang lebih perhatian terhadap dirinya dan mengabaikan Arumi. Siska menuruti perintah Setya, ia menekan tombol off lalu setelah itu layar ponsel berubah gelap. Setya tersenyum melihat Siska yang menuruti keinginannya. Urusan Arumi nanti sajalah aku pikirkan. Pikir Setya.

Tidak lama setelah itu mobil berbelok memasuki gerbang yang terbuka lebar. Lalu Setya menginjak pedal rem.

''Mas, ini 'kan hotel. Kita mau ngapain ke sini?'' ucap Siska sambil mendongak melihat tulisan besar yang terdapat pada bangunan tinggi itu.

''Ngapain lagi kalau .... Mas akan mengajak kamu merasakan nikmatnya surga dunia Sayang.'' Setya memain-mainkan matanya menatap Siska dengan senyum nakal.

''Ihhh apaan sih.'' wajah Siska merona.

''Yukkk keluar.'' ajak Setya, Siska mengekor langkah Setya masuk ke dalam hotel. Ia celingak-celinguk melihat bangunan megah berlantai bertingkat-tingkat. Setya memesan sebuah kamar dengan senyum mengembang.

***

Di tempat berbeda.

Suasana begitu sunyi, senyap. Angin berhembus menyapa tubuh Arumi, Ia merasa tubuhnya begitu dingin. Arumi semakin mengeratkan sweater ketubuhnya, kedua tangannya memeluk tubuh. Beberapa kali Arumi meraba tengkuknya yang sedikit merinding, bagaimana tidak, sekarang di rumahnya yang besar itu hanya dia yang belum tidur, rumah tetangga pun tampak sudah sepi juga. Ia berjalan mondar-mandir di balkon kamar. Ia begitu gelisah menunggu Setya pulang. Jarum jam sudah menunjuk pukul sebelas lewat empat puluh lima menit, tapi Setya masih belum pulang juga. Arumi merasa sangat kesal, setelah panggilannya tidak di angkat, sekarang nomer Setya sudah tidak aktif lagi. Arumi berulangkali menggerutu di dalam hati.

''Duhh ... Mas Setya ke mana sih? Asikkk banget kayaknya dia ngumpul sama temennya yang kampungan itu sampai lupa waktu. Apa dia tidak memikirkan aku yang tidak bisa tidur karena mencemaskan nya.'' gumam Arumi masih berjalan mondar-mandir dengan mengelus perutnya yang semakin membuncit. Caca sudah tidur dari tadi di kamar nya.

''Apa jangan-jangan Mas Setya diam-diam menghampiri Hanifa, ya.'' Arumi mengetuk bibirnya dengan jari telunjuk.

''Tapi, ah ... Tidak mungkin! Mas Setya 'kan sudah menjatuhkan talak tiga kepada Hanifa. Lagian mana mungkin Mas Setya tega bermain hati sama perempuan lain, sementara aku tengah mengandung anaknya.'' lagi-lagi Arumi bergumam dengan berbagai macam praduga.

Lalu ia masuk ke kamar, karena ia sudah lelah berdiri. Ia membaringkan tubuhnya pelan di atas kasur dengan menyebut nama Setya berulangkali, berharap Setya akan segera pulang.

Sementara itu, di dalam kamar hotel. Setya dan Siska bercumbu mesra, Setya begitu menggebu menjelajahi bibir dan leher Siska dengan bibirnya. Ia juga meraba bagian dada Siska. Siska mendesah lirih menikmati setiap sentuhan yang Setya berikan. Karena sebelumnya ia belum pernah merasakan sentuhan-sentuhan yang begitu melenakan. Namun, di sela-sela cumbuannya, Setya bergumam menyebut nama Hanifa dengan mata tertutup.

''Hanifa.''

''Hanifa.'' lirih Setya di sela-sela ciumannya. Yang membuat mood Siska menjadi jelek. Setya semakin kuat merem*s buah dada Siska, hingga Siska bersuara.

''Mas, sakit ...''

''Maaf, Mas terlalu bersemangat. Mas janji setelah ini Mas akan berhati-hati.'' sahut Setya menatap Siska lekat. Sekarang ia dan Siska duduk di pinggir kasur dengan pakaian tersingkap.

''Bener, ya.''

''Iya Sayang.''

''Hanifa itu siapa sih Mas? Aku tidak suka kamu menyebut namanya saat kamu mencumbui aku.'' protes Siska cemberut.

''Em ... Hanifa itu mantan istri Mas yang pertama. Maaf, Mas kelepasan tadi, tiba-tiba Mas teringat akan dirinya.'' sahut Setya. Bayang-bayang wajah Hanifa selalu muncul di ingatannya saat ia sedang mencumbui Siska. Ia sangat merindukan Hanifa, hingga ia berfantasi bahwa Siska adalah Hanifa.

''Nanti jangan sebut nama dia lagi, ya.''

''Iya Sayang.''

Lalu Setya dan Siska melanjutkan kembali aksi mereka. Setya Sudah tidak sabar lagi ingin membobol gawang milik Siska. Karena setahunya Siska masih perawan.

***

Keesokan paginya pukul enam pagi, Arumi bangun dengan kepala terasa berat dan sakit. Ia duduk pelan di atas kasur sembari menguap lebar. Ia tidak sadar kapan ia tertidur. Ia melihat kesamping, wajahnya tersenyum simpul melihat Setya yang ternyata sedang tidur dengan begitu pulas.

''Ternyata kamu sudah pulang, Mas. Syukurlah.'' gumam Arumi. Ia mendekat kearah Setya. Ia menatap Setya lekat, lalu dengan pelan ia membelai wajah sang suami. Iya, secinta itu Arumi sama sang suami yang tengah terlelap. Saat Arumi tengah membelai wajah dan rambut Setya, tiba-tiba pandangan beralih pada leher Setya. Ia melihat satu titik tanda merah berada di leher sang suami, tepat di dekat jakun.

''Ini seperti bekas ... ******. Tapi, perasaan aku tidak ada melakukannya.'' Arumi merasa curiga melihat tanda kemerahan di leher sang suami. Ia mendekat kearah tubuh sang suami lalu perlahan ia menajamkan penciumannya.

''Mmzz .... Ini, bau ini, bau farpum siapa ini.'' gumam Arumi dengan dada berdetak hebat. Ia tidak akan terima jika Setya berani bermain-main dibelakangnya. Wajahnya yang tadi begitu ceria melihat Setya yang telah pulang seketika berubah memerah. Ia bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan kearah jaket yang tergantung di hanger pakaian. Jaket yang dipakai Setya tadi malam. Lalu ia mengambilnya, ia mencoba mencium jaket itu.

''Benar 'kan, ini bukan bau farpum aku maupun Mas Setya. Dan ini, ini apa?'' Arumi mengambil rambut penjang yang menempel pada jaket, rambut itu tidak hanya satu, ada beberapa helai rambut.

''Ini rambut perempuan. Huh ... Apa-apaan ini!'' Arumi berucap kesal, ia melemparkan jaket secara asal. Lalu ia kembali menghampiri Setya. Ia akan membangunkan Setya lalu menanyakan kepada Setya tentang apa yang ia temukan pagi ini. Kedua tangannya mengepal erat.

***

Di tempat berbeda.

Hanifa bangun dengan wajah ceria. Selesai sholat subuh, ia berjalan ke dapur, ia akan membantu Mbak Marwah memasak menu sarapan pagi. Ini memang kegiatan rutinnya sebelum berangkat ke butik. Setelah di sibukkan dengan peralatan dapur dan berbagai macam jenis sayuran, daging dan bumbu-bumbu. Akhirnya Hanifa bernafas lega.

''Ahaaa ... Alhamdulillah udah selesai.'' ujar Hanifa begitu makanan sudah tersaji di meja makan. Lalu tidak lama setelah itu Arif dan Abdillah duduk di kursi meja makan. Mereka sarapan bersama-sama dengan Mbak Marwah dan Pak Agus juga ikut sarapan satu meja bersama mereka. Hanifa memang sesederhana itu, ia bahkan memperlakukan para pekerjanya dengan sangat baik.

''Bunda, aku berangkat dulu, ya.'' ujar Arif seraya menyalami tangan sang Bunda dan menciumi. Mereka tengah berdiri di teras rumah.

''Iya Sayang. Jangan nakal, ya.'' sahut Hanifa dengan mengelus pucuk kepala Arif. Arif akan pergi ke sekolah dengan di antar oleh Pak Agus. Arif masuk ke dalam mobil.

''Dek, Mas juga akan segera berangkat.'' ujar Abdillah.

''Iya, Mas. Hati-hati di jalan, ya.'' Hanifa menyalami dan menciumi tangan sang Kakak.

''Baiklah. Kamu juga, pandai-pandai jaga diri, ya, di manapun kamu berada.'' pesan Abdillah menatap Hanifa lekat dengan senyum simpul.

''Iya, Mas.'' jawab Hanifa.

Hanifa melambaikan tangannya melepaskan kepergian dua buah mobil yang berjalan pelan beriringan. Setelah mobil tak terlihat lagi, ia masuk ke dalam rumah menuju kamarnya, ia akan bersiap-siap untuk pergi ke Butik. Sebelum mengganti pakaiannya, ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

[Baiklah, nanti aku akan menjemputmu di Butik]

[Aku akan terima apapun jawaban yang akan kamu berikan Hanifa.]

Hanifa membaca pesan itu dengan senyum yang tersungging. Rencananya, hari ini ia akan menjawab perihal lamaran Malik waktu itu. Mereka nanti akan pergi ke restoran tempat Malik menyatakan cintanya, Hanifa akan memberi jawabannya di tepi danau.

Sedangkan Yusuf. Hanifa membaca pesan balasan dari Yusuf dengan sedikit grogi.

[Jujur, sebenarnya hatiku terasa begitu sakit. Harapanku terhadap mu terlalu besar. Aku kira kamu akan menerima aku Hanifa. Aku kira kamu bersedia merajut masa depan yang indah bersama ku.]

[Tapi, rasa cinta memang tidak dapat di paksa walau bagaimanapun. Perlahan aku akan belajar untuk melupakan mu. Berbahagialah setelah ini, dengan melihat mu dan Arif bahagia, akupun merasa bahagia. Aku tahu, pria yang kemarin, pasti pria itu yang sudah berhasil merebut hatimu lebih dahulu. Sepertinya ia pria yang baik.]

[Assalamualaikum. Jaga diri baik-baik.]

Hanifa membaca pesan yang di kirim oleh Yusuf dengan perasaan sedikit sedih. Ia tidak tega, tapi ia memang harus jujur. Tadi selesai sholat subuh, Hanifa mengirim pesan kepada Yusuf. Hanifa tidak menerima lamaran Yusuf. Hanifa yakin, suatu saat nanti, Yusuf pasti juga akan bertemu sama wanita yang cocok dengan dirinya. Yang pasti dari wanita baik-baik. Entah itu Hamidah atau siapalah. Perihal jodoh, maut, hanya Allah yang tahu. Kita hanya berencana, tapi Allah lah yang menentukan kedepannya.

Bersambung.

Like, komen, ya.

1
Muhyati Umi
jodohkan Hanifah dengan Malik
Ameera sama Abdillah ya thor
Muhyati Umi
semoga aja Malik suka ke Hanifa
Dian Rahmi
Thor ..buatlah Malik berjodoh dengan Hanifa
Dian Rahmi
Thor.....Hanifa sama Malik ya
guntur 1609
llha ternyata oh ternyata
guntur 1609
dasar ayah biadab
guntur 1609
tega setya sm anaknya
guntur 1609
kok sampai diulang lagi thor bab ni
guntur 1609
,apa yg istrimu lakukan dulu akhirnya kau jalani juga akhrnya setya. ni nmnya hukum tabur tuai
guntur 1609
ameera sm abdilah saja
guntur 1609
cie..cie hakimmm gercep juga
Samsia Chia Bahir
woaaalllaaahhhh, ma2x rian bebaik2 rupax da udang dibalik U 😂😂😂😂😂😂😂 laaahhh harta pa2x rian i2 milik istri k duax loohhh ma2 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaaahhhh gimana critax kong rian udh nikah ma intan 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Penyesalan slalu dibelakang, klo didepan namax pendaftaran 😄😄😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Haaaaahhhhh, penjara t4mu shanum N setya 😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Cari gara2 kw setya, g ada tobat2x 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
wooaàlllahhhh arif kok sembarangn ngikut2 org 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaahhhh, pengulangn lg 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaahhhh, diulang lg 🤔🤔🤔😫😫😫
Kar Genjreng
satu istri ga di urus.. pekerjaan nya ojeg online..supri mau beristri dua laki laki ga bershukur 😚😚😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!