Harusnya, Ziva menghabiskan malam pertamanya itu dengan sang suami. Namun, saking mabuknya, ia malah masuk ke kamar mertuanya dan membuatnya tidur di ranjang yang salah.
Apa yang akan terjadi pada Ziva dan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurma_98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emosi
Prang
Dengan sekilat, Victor tiba-tiba membantingkan ponselnya ke lantai dengan amarahnya yang menggebu-gebu. Entah apa yang terjadi, setelah mendengar ucapan Mara, sejak tadi Victor tak fokus dalam pekerjaannya.
"Sial, apa maksud nyonya Mara itu adalah Ziva? Lalu kenapa ia menganggap Ziva sebagai isteri ayahku?!" Gerutunya kesal. "Apa yang sebenarnya Ziva lakukan? Kenapa mereka bisa beranggapan seperti itu?"
Pertanyaan-pertanyaan terus bermunculan dalam isi kepala Victor. Bagaimana dirinya tak kesal, isteri sendiri malah di sangka isteri orang lain.
"Bangsat! Sepertinya dugaanku benar. Ziva pasti merayu ayah, apalagi ia akhir-akhir ini suka berpakaian terbuka! Dasar jal--"
Ceklek
"Victor, aku tidak tahu cara me-- Eh?" Ucapan Risa terjeda, ia melihat ruangan Victor yang berserakan. "A-apa yang terjadi?"
Victor terdiam, ia menatap Risa dengan tatapan datar. Risa menatapnya sedikit takut, dalam hatinya bahkan bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Victor?
"Ah, m-maaf.. Aku tidak mengetuk pintu terlebih dahulu." Kata Risa, tersenyum canggung.
"Kunci pintunya, lalu kemari!" Sahutnya, masih dengan tatapan datarnya.
Risa mengangguk cepat dan setelah itu ia mengunci pintunya. Meski sedikit takut, namun ia mencoba berjalan pelan dan sesekali melirik Victor. Entah kenapa, sikap Victor tiba-tiba berubah drastis.
"V-victor, kenapa semua ini?" Risa menunjuk benda-benda yang berserakan di lantai.
Drrrkkk
Victor tak menjawab, pria itu malah beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kakinya ke arah Risa.
Srettt
Cup
Tak ada angin tak ada hujan, Victor tiba-tiba menarik tengkuk leher Risa lalu menyambar bibirnya dengan rakus. Wanita itu di buat terkejut dengan sikap Victor, biasanya dia selalu ketus dan menolak saat Risa mencoba mendekatinya, namun sekarang? Pria ini datang dengan sendirinya.
"Hmphhh!!"
Victor benar-benar agresif. Pria itu melumat habis bibir Risa, bahkan tangannya pun menyusup ke dalam sembari meremas dua benda yang menggelantung.
"Ahh.."
Desahan wanita itu lolos keluar. Sudah lama Risa tak merasakan sentuhan pria, apalagi sentuhan Victor yang benar-benar membuatnya candu. Risa merasakan di dalam tubuhnya seperti ada sesuatu yang menggelitik.
Victor melepaskan ciumannya dan menatap Risa dengan intens. Berbeda dengan wanita itu, ia memalingkan wajahnya karena malu. Apalagi saat ini Victor menatapnya dengan serius, Risa pun menjadi gugup.
Tap
Tap
Tap
Tiba-tiba Victor menarik tangan Risa dan membawanya ke sofa. Pria itu mendorongnya lalu mengukungnya dari atas.
"V-victor..."
"Jangan berbicara! Aku sedang kesal. Kau hanya perlu tetap diam dan menikmati semuanya!"
"Apa maksud--"
Srakkkkk
"Kyaaaa!!" Risa menjerit karena terkejut. Bukan tanpa alasan, Victor tiba-tiba merobek stocking miliknya di bagian area sensitifnya.
"Diam, kenapa kau berisik, hah?!" Ucap Tegas Victor.
Risa seketika terdiam dan takut. Tidak biasanya Victor bersikap seperti ini, apalagi ia terlihat seperti sedang kesal.
"Ziva, aku akan menghukummu nanti. Aku akan membuatmu menyesal karena sudah membuatku marah!" Ucap hati Victor menggerutu.
Dan akhirnya Victor pun melakukan aksi bejatnya dengan memaksa Risa melakukan sesuatu untuk memuaskan hasratnya. Risa awalnya menolak karena Victor memaksanya dengan kasar. Namun, lama-kelamaan, wanita itu malah menikmatinya.
***
**
*
Di tempat lain.
"Nyonya, apa anda sengaja mengatakan itu pada tuan muda?" Tanya Nila.
"Ya, aku ingin tahu yang sebenarnya, apa wanita itu memang isterinya atau hanya kekasihnya saja." Ujarnya.
"Lalu, apa anda melihat hasilnya?"
"Bukankah kau melihat reaksinya tadi? Sepertinya wanita itu bukan isteri suamiku."
Nila mengangguk cepat dan paham akan ucapan Mara. "Apa saya perlu mencari informasi tentang wanita itu?"
"Lakukan, dan jangan sampai ketahuan."