Tangan kanan kelvin kemudian masuk ke dalam Dress ,dan mulai membelai lembut.
"Mhhh," Tubuh brianna menggeliat ke kanan kiri, tiap kali merasakan tekanan pada area sensitif nya .
"Heh, apa itu nikmat," Ledek kelvin sembari menghentikan permainan tangan nya, membuat Brianna benar benar malu sekaligus Geram .
"Fuck you bastard," Umpat nya .
Kelvin hanya tersenyum kemudian bangkit dan mencuci tangan nya di westafel.
Membuat Brianna benar benar tersiksa antara ingin dan malu .
Kelvin kemudian menghampiri brianna yang kacau di sofa.
"Kamu butuh aku Marya,"
"Cih jangan merasa bangga bung, aku bahkan bisa melakukan nya sendiri untuk ku,"
"Oh ya,"
"Ya,"
"Baiklah ...kalau begitu lakukan sendiri sisanya," Kelvin kemudian bangkit dan keluar dari hotel Brianna,
Brianna benar benar geram dan mengutuk nya dengan sumpah serapah. Kemudian ia bangkit mengunci pintu nya dan masuk ke kamar menuntaskan hasrat nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengunjungi Renata
Di tengah hiruk-pikuk dapur Renata, aroma tepung dan mentega yang melebur menjadi satu, Tari yang biasa membuat kue dengan penuh sabar mengajar Renata membuat kue. "Ini adalah salah satu impianku, membuka bisnis di dunia kuliner," ujar Renata pada Tari penuh antusias. Ketika mereka tengah terlarut dalam adonan, suara langkah kaki terdengar. Felix, kekasih Renata, tiba dengan senyum menggoda."Hey Sayang," sapa Renata sambil tersenyum saat Felix mendekat. Felix, dengan langkah ringan, mendekati Renata dan mencuri kesempatan mencium bibirnya dengan penuh. "Rajin sekali belajar membuat kue segala," puji Felix, matanya tak lepas dari Renata yang tampak berseri-seri."Bagaimana menurutmu, apakah usaha kuliner bisa berkembang?" tanya Renata, matanya berbinar harap."tentu, sebagai kekasih yang baik tentu aku akan mendukung apapun yang kamu lakukan Nat," bisik Felix seraya mencium lembut leher Renata. Sejenak, pandangannya melayang ke arah Tari yang sibuk pura-pura fokus pada adonan, mencoba mengabaikan kedekatan antara majikannya dan kekasihnya itu."Oh, ya, lo mau minum apa?" tanya Renata, berusaha mengalihkan perhatian. "aku mau susu," jawab Felix, sambil masih melirik Tari yang kini mulai salah tingkah dengan situasi yang terjadi di depan matanya. "Susu pembantu nakal lo Nat," batin Felix.
"Mbak tolong buatkan es susu untuk pacar saya ya mbak, sama jus alpukat mbak buat saya," Renata meminta Tari membuatkan minuman untuk mereka.
"Baik non,"
Tari pun segera pergi membuat minuman untuk mereka.
"Sorry, laptop ketinggalan di mobil lagi. Bisa tolong ambil untuk ku?" Bisik Felix ke telinga kekasih nya itu .
"Kebiasaan deh bukan nya tadi di bawa sekalian"
"Aku begitu rindu padamu Nata, so buru buru dan lupa meninggalkan nya dimobil," jawab Felix membuat wajah Renata memerah
"Hm, baiklah,"
Renata pun kemudian beranjak pergi keluar mengambil laptop milik Felix di dalam mobil.
Saat Renata pergi keluar Felix segera menemui Tari.
"Hey jalang manis," Sapa nya pada Tari .
Tari hanya menunduk ,Felix kemudian mendekat dan meremas pantat milik pembantu kekasih nya itu.
"Masukan ini ke minuman Renata, setelah ini siap siap temani aku,"
"Baik Tuan,"
Tari mengangguk seraya menerima bungkusan kecil yang berisi butiran obat dari Felix.
Ada rasa takut dalam diri Tari, namun pesona ketampanan Felix membuatnya luluh, belum lagi rasa nikmat belaian Felix membuatnya rindu permainan itu,
Felix meninggalkan Tari tanpa sepatah kata pun dan segera terlihat asyik dengan ponselnya. Ketika Renata datang dengan membawa laptop, Felix hanya bisa tersenyum samar. "Thank you, Nat," ujarnya sambil membelai lembut tangan Renata yang berdiri di belakangnya, tangannya lembut melingkar di leher Felix. "Sama-sama, Fel...gue kangen banget sama lo," balas Renata, matanya berbinar-binar saat bibirnya mendarat lembut di kepala Felix, sebuah ciuman yang mengungkapkan rindu. Tepat saat itu, Tari muncul dengan membawa dua gelas minuman. "Ini minumannya, non," ucap Tari dengan suara lembut dan penuh hormat. "Baik, terima kasih, Mbak," Renata membalas dengan suara yang sopan namun dingin, seolah tidak menyadari ketegangan yang mulai merayapi ruangan tersebut. Setelah Tari berlalu kembali ke dapur, mata Felix tak bisa menyembunyikan keinginannya. Pandangannya tertuju pada lenggok tubuh Tari yang seakan menari-nari dalam ingatannya. Dalam benaknya, ia kembali merasakan nikmatnya momen mereka bersama, terutama karena Tari yang masih sangat murni dan menggairahkan. "Lo kangen gue, kan Nat?" goda Felix dengan suara rendah, penuh arti. "Sangat, Fel..." balas Renata dengan nafas yang berat, seakan menegaskan hasrat yang sama. "Kalau begitu, habiskan dulu minumanmu, setelah itu kita naik ke atas," lanjut Felix dengan suara yang lebih berani, sebuah undangan yang jelas tidak bisa ditolak.
"Lo juga minum dulu susu nya,kan lo tadi bilang pengen susu,"
^Susu pembantu lo maksud gue Nat^
Batin Felix dalam hati.
"Iya ni gue minum susu nya, habis itu gue minta susu lo," Goda nya pada Renata..
"Hahaha Nakal lo Fel,"
Balas Renata,kemudian mereka pun naik ke lantai atas tepat nya masuk ke dalam kamar milik Renata.
Sesampai nya di atas,Felix merebahkan diri nya Di sudut kamar yang remang, Felix tengah larut dalam deretan pekerjaan yang menumpuk di layar laptopnya. Sementara itu, Renata yang baru saja merebahkan diri di sampingnya merasakan kelopak mata yang teramat berat. Dengan nafas yang berat dan menguap terus-menerus, dia berusaha membelai lengan Felix, namun mata Renata seakan diselimuti awan gelap kelelahan yang kian tebal. "Fel," bisiknya dengan suara serak. "Iya Nat," jawab Felix tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya. "Kerjaan lo masih numpuk ya," suara Renata semakin lirih, hampir tak terdengar. "Dikit lagi kelar Nat, Why?" Felix akhirnya menoleh, matanya menangkap raut wajah lelah Renata. "Oh oke deh, gue tunggu sambil tidur ya Fel," ucap Renata, mencoba memberikan senyum yang lemah. "Oke baby," balas Felix, kali ini dengan lebih lembut. Dia membelai rambut Renata dengan penuh kasih, menyisir jemari melalui untaian hitam yang lembut di sisi tempat tidur mereka. Tak lama setelah itu, Renata yang berjuang melawan rasa kantuk akhirnya menyerah. Matanya terpejam, menutupi kilatan kesabaran dan kasih yang telah ia tawarkan, sementara Felix tetap sibuk pada laptopnya. Hanya suara detik jam dan hembusan nafas Renata yang mendamaikan yang memenuhi ruang,
Di bawah Tari yang awal nya tengah sibuk di dapur kemudian masuk ke dalam kamar nya untuk mandi, sambil mandi ia pun membelai sendiri tubuh nya seraya membayang kan sentuhan Felix, tak terasa sesuatu terasa lembab di bawah karena hasrat,ia pun kemudian cepat cepat menyelesaikan mandi nya dan membungkus tubuhnya dengan lingerie sesuai permintaan Felix, dan berharap Felix akan segera menemui nya di kamar.
Setelah tiga puluh menit menunggu seseorang mengetuk pintu kamar nya,Tari pun segera membukakan pintu dan mengeluarkan kepala nya melihat siapa yang mengetuk,namun ternyata yang datang bukan Felix melainkan Sandi supir Renata.
"Ada apa A' sandi," Tanya nya seraya menyembunyikan tubuh nya.
"Anu Tar,aku mau bikin kopi tapi gula nya gak ketemu,"
"Oh cari aja A' di lemari bawah,aku lagi mau mandi,"
"Oh oke deh Tar makasih," Sandi kemudian pergi meninggal kan nya.
Tak lama kemudian pintu kamar kembali di ketuk.
Tari yang kesal karena felix tak kunjung datang pun membukakan pintu dengan malas.
"Belum ketemu A',"
Tanya nya Geram ia pikir Sandi kembali datang untuk bertanya.
"Eh Tuan maaf, saya pikir tadi Aa' Sandi,"
Ucap nya salah tingkah saat tau yang datang adalah felix.
Felix hanya tersenyum dingin kemudian masuk dan mengunci pintu kamar pembantu yang sempit dan pengap serta hanya dilengkapi dengan kipas angin itu.
Ia berdiri menatap Tari dari ujung kepala hingga ujung kaki, Tari tampak begitu manis dan sexy mengenakan lingerie berwarna hitam,menerawang menampilkan bentuk tubuh nya yang amat menggoda,
Felix mendekat kan tubuh nya, dan mengecup leher Tari membuat Tari menggeliat geli.
"Lo sexy jalang," Lirih nya di telinga Tari.
"Makasih Tuan," jawab Tari dengan bangga tanpa peduli dengan sebutan untuk dirinya.
Felix yang berdiri di hadapan Tari kemudian merapat kan tubuh nya dan melingkarkan tangannya di pinggang Tari kemudian mencumbui leher Tari.
Tari hanya diam menikmati permainan Felix,setiap sentuhan Felix rasa nya bagaikan aliran listrik yang membuat nya tersengat rasa nikmat menjalar di seluruh tubuh.
"Ssssh...,"Desis nya saat Felix mencumbui bagian leher dan dada nya.
Felix pun menyeringai,rasa nya ia berhasil membuat pembantu polos Renata menjadi wanita yang mulai haus kenikmatan.
Tangan nya lantas turun meremas bongkahan pantat Tari yang terasa kenyal dan hanya berhias tali G String di bagian belahan belakang.
Felix tak menyangka jika pembantu kekasihnya itu akan dengan mudah ia perdaya, dan begitu penurut. Tari merasakan sensasi yang luar biasa saat Felix mulai menyentuhnya dengan lembut, membangkitkan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sepertinya Tari adalah tipe wanita yang mudah terbawa suasana, dan menikmati kedekatan meski ini adalah pengalaman baru baginya. Tangan nakal Felix bergerilya di bagian bawah, jarinya bermain disana dengan lihai seraya menundukkan wajahnya menikmati bongkahan dada Tari secara bergantian memberikan tekanan pada setiap reaksi Tari. Tari, terpejam, terbuai dalam sensasi hangat yang melingkupinya.
Desah nya seraya menahan nikmat dan tangan nya tanpa sadar meremas bagian dada nya sendiri seraya menggigit bibir,dengan mata terpejam .
Felix tersenyum smirk melihat begitu Tari yang menikmati, Felix pun mempercepat tempo permainan jemarinya.
"Ah..ah ah...ah..Tuan ah...saya...ah...aaaaaahhh....,"
Pekik nya tak kuasa menahan nikmat,tubuh nya menegang seraya memeluk Felix, dada nya naik turun serta nafasnya terengah engah.
"Apa itu nikmat," Lirih Felix di telinga nya. Ia pun kemudian mengangguk.
Felix berbisik agar Tari melepas celananya, yang langsung diikuti oleh Tari. Tari kemudian juga melepas pakaian dalam Felix. Felix memberi instruksi kepada Tari untuk memainkan kejantanan nya dengan mulut, dan Tari pun dengan ragu-ragu mengikuti perintah Felix berdasarkan sedikit pengalaman yang pernah ia lihat dari film dewasa yang menjadi tontonan nya. Tari merasa tidak nyaman dan beberapa kali merasa tercekik. Felix kemudian merebahkan dirinya di kasur dan memberikan instruksi.
Tari pun menuruti kemauan Felix,bahkan rasanya ia mulai menyukai aroma sekaligus kejantanan pria.
Felix menuntun nya untuk menyapu setiap bagian bagian mana yang ia inginkan seraya badan nya bersandar di ujung kasur sambil sesekali meremas bokong pembantu kekasihnya itu. Felix benar benar membawa pembantu kekasihnya itu ke jurang kenikmatan. Wanita polos itu kini menjadi liar dan haus akan gairah, bahkan mulai menunjukan sisi liarnya saat Felix meminta agar dirinya naik ke atas tubuh Felix dan memimpin permainan.