NovelToon NovelToon
Bumi Tanpa Senja

Bumi Tanpa Senja

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Selingkuh / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 5
Nama Author: Hary As Syifa

Mencintai jodoh sepupu sendiri?
Salahkah itu?

Berawal dari sebuah pertemuan yang tak di sengaja. Senja, gadis 22 tahun yang baru pulang dari luar negeri itu bertemu dengan sosok pria bernama Bumi yang menurutnya sangat dingin dan menyebalkan.

Semakin Senja tidak ingin melihat wajahnya, justru makin sering Senja bertemu dengannya.

Dari setiap pertemuan itulah muncul rasa yang tak biasa di hati keduanya.

Tapi sayangnya, ternyata Bumi adalah calon suami dari sepupu Senja, Nesya. Mereka terlibat perjodohan atas permintaan almarhum ibunda Bumi pada sahabatnya yang merupakan ibu dari Nesya.

Sanggupkah Bumi dan Nesya mempertahankan perjodohan itu?

Bagaimana nasib Senja yang sudah terlanjur jatuh cinta pada Bumi? Mampukah ia mempertahankan hatinya untuk Bumi?
Baca terus kisah mereka, ya.

ig : @tulisan.jiwaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Dimas Berkunjung Ke Rumah Senja

Setelah berbincang dengan Bumi soal pembangunan rumah sakit, Senja pun kembali ke rumahnya. Di depan rumah, ia mendapati ada sebuah mobil yang tak ia kenal. Mungkin mobil rekan bisnis Tuan Andika, pikirnya.

Begitu Senja masuk ke dalam rumah, ia mendapati ibunya sedang asik mengobrol dengan pria yang ia kenal.

Jadi, di depan tadi mobilnya Dimas? Untuk apa dia datang kesini? Gumam Senja dalam hati.

Huhhhh....

Senja menghela nafas kasar. Tadi di kantor didatangi Marcel. Sekarang malah Dimas yang datang ke rumahnya. Ia tak mengerti apa jalan pikiran kedua pria itu.

“Eh, Senja. Kau sudah pulang? Ayo sini, dari tadi Dimas sudah menunggu lho,” panggil ibunya saat menyadari Senja sudah pulang ke rumah.

Dengan langkah malas Senja pun menghampiri kedua orang itu dan duduk di sebelah ibunya. Di atas meja ada sebuket bunga berwarna merah muda. Senja dapat menebak, itu pasti Dimas yang bawa. Pria itu senang sekali membawa bunga.

“Dimas sudah menunggumu dari tadi. Kau kenapa baru pulang?” tanya ibunya.

“Banyak kerjaan, Ma,” jawab Senja dengan singkat.

“Jangan terlalu lelah bekerja! Tidak usah terlalu memforsir tenagamu. Kau sudah mirip seperti papamu saja kalau begini,” kata ibunya menasihati.

“Kan Senja memang anak Papa, wajar kalau Senja mirip Papa,” jawab Senja.

“Iya, tapi kalian kan juga punya karyawan. Untuk apa ada karyawan kalau kalian masih bekerja mati-matian,” jawab ibunya tak mau kalah.

Senja memutar bola matanya malas. Sementara Dimas menahan diri agar tak tertawa melihat perdebatan ibu dan anak di depannya. Interaksi antara mereka terasa hangat di mata Dimas. Sepertinya Senja adalah anak yang sangat dekat dengan orang tuanya.

“Kau harus banyak meluangkan waktumu juga untuk urusan pribadimu. Seperti jalan-jalan atau makan malam di luar bersama teman,” tambah ibunya lagi.

Senja menebak, ini pasti mau dikait-kaitkan dengan keberadaan Dimas disini.

“Mama to the point saja, sebenarnya mau bilang sesuatu kan?” tanya Senja.

“Iya, tadi Dimas kesini berniat mengajakmu makan malam di luar atau nonton di bioskop bersama,” jawab ibunya secara terang-terangan.

“Kau menggunakan mamaku untuk mendekatiku?” tanya Senja pada Dimas.

“Tidak, aku tidak bermaksud begitu. Aku tadi hanya mampir kesini. Dan kalau kau bersedia, aku mau mengajakmu keluar. Tapi kalau kau tidak mau, tidak masalah. Aku tidak memaksa,” jawab Dimas agar Senja tak salah paham dengannya.

“Aku lelah. Aku tidak mau keluar rumah,” sahut Senja.

“Ya sudah, kalau begitu Dimas makan malam disini saja bersama kita,” kata ibunya menengahi.

“Terserah Mama saja, Senja mau ke kamar dulu. Mau mandi dan bersih-bersih,” ucap Senja lalu berdiri dari duduknya.

“Ya sudah, sana. Tapi jangan lama-lama ya, kasihan Dimas menunggu disini terlalu lama. Kita makan malam sama-sama,” kata ibunya lagi.

“Iya, Ma,” sahut Senja dengan malas lalu naik ke atas menuju kamarnya.

“Dimas, kau yang sabar, ya. Senja itu memang tidak suka dipaksa. Kau hanya perlu sering-sering mendekatinya saja. Dia anak yang baik kok,” kata Liliana kepada Dimas.

“Iya, Tante. Tidak masalah. Bisa berteman dengan Senja saja, aku sudah sangat senang,” jawab Dimas.

“Kalau Tante sih, tidak masalah kalian mau menjalin hubungan lebih dari berteman. Yang penting kaliannya sama-sama saling menerima satu sama lain,” ucap Liliana yang mengundang senyum merekah di wajah Dimas.

“Baik, Tante. Untuk sekarang, biar kami jalani saja dulu seperti ini,” ucap Dimas.

Liliana pun mengangguki perkataan Dimas. Dimas tak menyangka ibu Senja sangat baik dan mudah menerimanya. Ini seperti angin segar bagi Dimas. Tak masalah Senja masih cuek padanya, yang penting ibunya sudah mendukung.

***

Senja masuk ke kamarnya dan melempar tasnya ke atas tempat tidur. Ia pun ikut merebahkan dirinya disana.

Bayangan Bumi saat mereka di pantai sore tadi kembali muncul. Ia teringat saat dimana tadi ia memeluk Bumi dengan sangat erat hingga tak sadar mereka melewatkan matahari yang telah terbenam.

"Eh, mataharinya sudah terbenam," seru Senja saat melerai pelukannya pada Bumi.

"Besok masih bisa lihat lagi," ucap Bumi dengan santai.

"Padahal aku kesini kan untuk melihat itu," ucap Senja.

"Tapi yang ada kau malah memelukku," ujar Bumi yang membuat Senja terdiam. Berada di pelukannya memang terasa nyaman bagi Senja.

"Maaf," lirih Senja nyaris tak terdengar.

"Kenapa maaf? Jika itu membuatmu nyaman, aku tak masalah. Ini bukan kali pertama kau memelukku kan?" tanya Bumi.

"Terlalu sering juga tidak baik," jawab Senja.

"Kenapa?" tanya Bumi penasaran.

"Seharusnya...yang berhak memelukmu adalah Kak Nesya."

Deg.

Bumi langsung mematung. Hatinya menolak dengan keras perkataan Senja barusan. Tapi ia tak bisa memungkiri bahwa yang dikatakan Senja itu benar.

Bumi kembali mengingat saat tadi siang Nesya memeluknya, tapi dia justru merasa tak suka. Berbeda sekali dengan yang ia rasakan saat Senja memeluknya, ia malah tak mau melepaskannya.

Salahkah perasaannya itu?

"Sudah mulai gelap, ayo kita pulang sekarang!" Bumi sengaja mengalihkan pembicaraan lalu mengajak Senja pulang.

***

Jangan lupa siapkan tissue, ya 🤧

Selamat membaca 💙

1
Sandisalbiah
yei... Jefri ketemu calon jodoh.. kalau Bumi dgn Senja.. Jef dgn Jingganya.. Senja berwarna Jingga..
Sandisalbiah
Bumi tanpa Senja.. adalah aku
saat Bebek panggang madu terhidang di hadapanku tp tak bisa kumakan krn perut terlanjur kenyang..
maka cepatlah bangun Senjanya Bumi.. krn Bumi mu begitu bersedi sama seperti yg ku rasakan saat merelakan Bebek panggang madu utk mereka.. 😭
Sandisalbiah
Bumi jd gelap dan kelam krn Senjanya menutup mata..
Sandisalbiah
emang dr dulu Nessya itu gak waras kan? kalau otaknya normal kelakuannya gak bakal gitu.. hanya sekarang makin parah aja..
Sandisalbiah
berarti diantara mereka ini yg otaknya waras cuma si Chaterine...
Sandisalbiah
jelas banget Nesya gak niat buat nikah ama Marcell krn yg ada di otaknya cuma senang² saja.. apa lagi spek seperti Bumi lha yg jd incarannya... sayangnya dia salah dlm pergaulan... mau punya suami yg baik dan terbaik sedang dia sendiri seburuk itu, sifat, prilaku dan kebiasaanya minus semua
Sandisalbiah
hah.. biasa kalau antagonis itu manusia yg penuh rasa iri dengki dan dendam.. gak bercermin dgn prilakunya sendiri tp selalu menyalakan org lain atas apa yg menimpa dirinya...
Sandisalbiah
gak tau aja anda tuan Adrian kalau putri anda itu jalang gratisan.. asal jgn sampe kena penyakit kelamin
Sri Yuniarti 01
novel seru, wajib baca!!!
Sandisalbiah
hais.. di ujung bab di suguhin yg bening bikin seger mata 🤭
Sandisalbiah
Nesya egois.. makin ilfeel aja ma dia
Sandisalbiah
drama SInya sudah terbongkar sekarang gantian Nesya yg lagi ngedrama... gak sabar nunggu borok si Nesya terbongkar juga
Sandisalbiah
kau marah Bumi berdekatan dgn Senja tp kau sendiri.. bukan hanya berdekatan, bahkan tubuhmu sudah di jaman beberapa laki-laki.. waras gak sih kau ini Nesya..?
Sandisalbiah
tuh.. dulu aja alasanya kilaf tp kok berlanjut sampe Arkan remaja... emang ada kilaf berkepanjangan.. dasar bodoh kau Adrian.. nafsu emang selalu mengalahkan akal sehat kalau gak di barengi dgn iman...
Sandisalbiah
nah.. di cocop gak tuh..
Sandisalbiah
Senja kok ceroboh sih.. tp dgn begini semoga sandiwara penipuan si Sonya dan Alan itu segera terbongkar..
Sandisalbiah
fix.. Adrian di bodohi abis abisan.. kalau laki-laki itu berprofesi sebagi dokter, jelas dia yg merekayasa hasil tes DNA utk menyempurnakan sandiwara mereka..
Sandisalbiah
ternyata Ardian cuma di percaya oleh mantan sekretaris nya itu...
Sandisalbiah
saat Senjanya ada di genggaman, maka seluru perhatian berporos padanya.. yg lain hanya samar batang...
Sandisalbiah
mau ngapain itu si cabul Marcel ngikuti Senja.. mau cari kesempatan ya.. awas aja kalau sampe dia macam-macam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!