Zeno adalah seorang pemuda norak dan kampungan yang berasal dari Desa Umbul Jaya. Meskipun dia norak dan kampungan, dia merupakan seorang pria yang cerdas dan jawara di kampungnya.
Zeno mempunyai dendam terhadap seseorang yang berada di Kota Jakarta yang bernama Frans Wijaya. Tuan Frans merupakan seorang pengusaha konstruksi yang merangkap sebagai mafia.
Zeno menjadi salah satu bodyguard untuk putri semata wayang Tuan Frans yang bernama Jessie. Namun seiring berjalannya waktu, Zeno malah jatuh cinta dengan Jessie.
Sebenarnya apakah dendam Zeno terhadap Tuan Frans Wijaya?
Apakah Zeno berhasil membalaskan dendamnya karena telah mencintai putri semata wayang dari musuhnya itu?
Catatan author :
Ini cerita absurd dan somplak, gak ada adegan perang kasur, disarankan sebelum baca novel ini ke kamar mandi dulu.
Ini novel pertama yang author tulis, jadi mohon maaf kalo masih ada kekurangan. Author masih belajar lebih baik lagi (pencitraan aja di depan readers) wkwk.
Happy Reading 😏🥰🥰😁👍
Ig : @linnight28
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linanda anggen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi penyelamatan (1)
Zeno, Bambang dan Kyla pun perlahan memasuki area rumah besar tersebut. Walaupun mereka mengendap-endap tetap saja mereka terlihat dari CCTV yang terpasang di area rumah tersebut. Sosok pria bertopeng itu pun mendengus sambil tersenyum melihat ketiga orang yang menyelinap itu lewat layar besar di ruangan itu.
"Lihat siapa yang datang? Para pahlawan kesiangan? Ha-ha-ha!"
Pria bertopeng itu tertawa sambil menatap kearah Jessie.
"Siapa yang datang?!" tanya Jessie dengan nada suara meninggi.
Jessie tidak bisa melihat layar karena layar tersebut berada di belakangnya.
"Mereka sudah masuk dalam perangkap yang ku buat ... kau tahu untuk menangkap buruan mahal perlu menggunakan umpan yang berkelas juga," tukas pria bertopeng itu.
"Maksud lo apa?! Dasar psikopat gila! Lepasin gua!" pekik Jessie.
Pria bertopeng itu tertawa sembari beranjak dari sofa mewahnya itu. Dia berjalan mendekat kearah Jessie lagi. Sepertinya pria itu memang suka menggoda Jessie. Dia mulai menyentuh pipi mulus Jessie dengan senyum seringainya.
"Kau memang begitu cantik Nona Jessie ... aku semakin tak sabar ingin memiliki dirimu," desis pria bertopeng itu.
Jessie hendak meludah kearah pria bertopeng itu tapi dengan cepat pria itu menutup mulut Jessie dengan telapak tangannya. Pria itu mencium liur Jessie yang menempel di telapak tangannya.
"Sungguh manis apa lagi jika bertukar ditempat yang seharusnya," seringai pria bertopeng itu.
Pria bertopeng itu mengambil gulungan lakban yang berada dimeja dekat Jessie diikat dan kembali melakban mulut Jessie.
.
.
.
***
Zeno, Bambang dan Kyla pun akhirnya sampai di depan pintu utama rumah itu. Perlahan Zeno membuka pintu tersebut, baru saja membuka pintu mereka sudah dikejutkan oleh sesuatu yang tidak wajar.
"Astaghfirullah! Apa ini gantung-gantung?!" pekik Zeno.
"Nah kan bener! Non Jessie diculik Wewe Gombel," tukas Bambang.
Mereka terkejut dengan boneka yang menggantung tepat di depan pintu. Boneka itu menyerupai wanita dengan rambut panjang mirip kuntilanak.
"Ish! Ini mah boneka yang biasa dipake orang mesum," sahut Kyla.
"Ya kali mau begitu sama boneka serem kayak gini," ujar Bambang.
"Lo itu ngeselin banget sih dari tadi! Bisa diem gak!" teriak Kyla.
"Hush! Udah dulu berantemnya! Lagian katanya mau mengendap-endap malah teriak-teriak," ucap Zeno.
Mereka pun melanjutkan aksinya untuk menyelinap ke dalam rumah itu. Suasana rumah itu cukup sepi seperti tidak ada kehidupan.
"Aneh banget gak sih ... masa sepi-sepi aja," ujar Bambang.
"Makanya dangdutan biar rame," sahut Zeno.
"Bisa diem gak! Serius dikit kenapa!" teriak Kyla.
Zeno dan Bambang akhirnya tidak berkomentar lagi sampai ada suara aneh yang muncul.
Ay-ay-ay ... i'm your little butterfly~
Ay-ay-ay ... i'm your little butterfly~
We love you~
Guk-guk~
"Suara hape siapa itu?" tanya Zeno.
"Gak tau, Zen...." jawab Bambang.
Kyla hanya mengendikan bahunya.
Suara itu berbunyi hingga berkali-kali, mereka pun akhirnya menemukan sumber suara tersebut.
"Aelah! Ternyata lu yang bunyi sedari tadi!" ucap Bambang sembari memegang ponsel mainan yang berbunyi.
Bambang malah memencet tombol yang ada diponsel mainan itu. Dia malah asik berjoget dengan musiknya sambil berdendang.
"Aiyaiyai ... om yodi kena gentai ~ aiyaiyai ... om yodi kena gentai."
Pletak!
"Bambang!" pekik Kyla sambil menjitak kepala Bambang.
Bambang pun langsung melempar ponsel mainan itu dan terdiam. Zeno yang melihat kelakuan Bambang hanya geleng-geleng kepala karena temannya itu ternyata lebih aneh dari dirinya.
.
.
.
***
Akhirnya mereka memutuskan untuk naik ke lantai atas. Satu persatu pintu dibukanya dan akhirnya mereka menemukan dimana Jessie. Ruangan itu cukup luas sekitar 15 x 10 meter dan Jessie diikat diujung ruangan itu.
"Jessie!" teriak Kyla.
Kyla langsung berlari menghampiri Jessie. Namun baru saja beberapa langkah, kaki Kyla pun terjerat sebuah jebakan tali sehingga dia terangkat ke atas dengan posisi menggantung terbalik. Setelah Kyla tergantung ternyata di langit-langit ruang itu ada sebuah rel panjang yang membuat Kyla pun terseret dan berhenti tepat diatas kepala Jessie.
"Non Kyla!" teriak Bambang.
Bambang hendak menolong Kyla tapi ditahan oleh Zeno.
"Stop! Jangan gegabah, Bang," ujar Zeno.
"Tapi Zen...."
"Kita harus hati-hati ... pasti banyak jebakan dimana-mana," ucap Zeno sedikit berbisik.
Ucapan Zeno ternyata terdengar oleh pria bertopeng itu.
"Ha-ha-ha! Ternyata kau pintar juga," ucap pria bertopeng itu sambil bertepuk tangan.
"Cepat lepaskan Non Jessie dan Non Kyla!" perintah Zeno.
Pria bertopeng itu tersenyum miring. Dia kembali berjalan menuju sofa mewahnya dan duduk disana. Gayanya terlihat santai sambil menenggak segelas wine.
"Kalau kalian berani, selamatkan saja sendiri," ucap pria bertopeng itu.
"Tapi jangan salahkan aku jika kalian akan kehilangan nyawa kalian sebelum menyelamatkan Nona majikan cantikmu ini," tambah pria bertopeng itu.
Zeno menggertakan giginya dan mengepal erat tangannya. Matanya menatap kearah Jessie yang masih terikat dikursi dengan mulut tertutup lakban. Jessie menggeleng memberi tanda agar Zeno jangan gegabah.
"Bang, lo tunggu aja disini ... biar gua yang coba dulu. Kalo ada apa-apa dengan gua, jangan lupa telepon bodyguard yang lain buat nyelametin Non Jessie dan Non Kyla," ucap Zeno sembari menepuk pundak Bambang.
"Tapi Zen ... nanti kalo lu mati yang buatin nasi berkatnya siapa?" ujar Bambang.
Zeno menepuk jidatnya.
"Hadeh ... iya ... gua juga pasti gak bisa ikutan makan nasi berkatnya lagi," sahut Zeno.
"Maksud gua jangan sampe lu mati, Zen!" teriak Bambang emosional.
Pria bertopeng itu mendengus geli melihat kelakuan Zeno dan Bambang karena mereka berdua lebih cocok menjadi pelawak ketimbang bodyguard.
"Baiklah ... silahkan kalau ingin mencoba," ucap pria bertopeng itu.
Zeno mulai melangkah dengan perlahan dan hati-hati. Baru saja beberapa langkah ada suara desingan benda tajam yang mengarah kepadanya. Ternyata itu adalah beberapa pisau yang mengarah kepadanya. Dengan sigap Zeno menghindari pisau-pisau yang menyerangnya dari segala arah. Namun ternyata salah satu pisau tersebut menyerempet pipi Zeno sehingga pipinya pun terluka.
Zeno mengusap darah segar yang keluar dari pipinya. Jessie terlihat khawatir dan memberontak dari kursinya, dia terus saja menggeleng agar Zeno tidak melanjutkan langkahnya. Namun Zeno membalasnya dengan senyuman yang mengisyaratkan agar Jessie tak perlu khawatir.
Zeno meneruskan langkahnya dengan lebih berhati-hati. Namun tiba-tiba salah satu ubin keramik yang diinjaknya bergeser dan dari dalam ubin itu muncullah sebuah tombak yang akan menghujam Zeno dari bawah. Zeno langsung menghindar dengan cepat, beruntung tombak itu tidak mengenai dirinya.
"Awas Zen hati-hati!" teriak Bambang.
Bambang yang melihat kesulitan Zeno pun langsung memberi kode bahaya lewat fitur khusus yang terpasang di ponsel masing-masing bodyguard keluarga Wijaya.
.
.
.
***
Kediaman keluarga Wijaya.
Ruang Kontrol.
"Kode bahaya dari koordinat -5.4154xx, 105.233xxx," ujar Lucky hacker kecil handal keluarga Wijaya.
Setelah mendapat pesan di ponselnya masing-masing, para bodyguard pun bergegas menuju lokasi untuk menyelamatkan Jessie dan lainnya.
.
.
.
***
^Ada yang masih inget nada dering hape mainan itu? wkwk
Versi salah dengar kalian gimana?🤣🤣^
Next episode comming soon 😁👍
Author punya referensi novel teman author yang bagus untuk kalian 😁👍
Walaupun author masih remahan biskuit dari mereka hihi
Akibat Sandiwaraku - Mamika
Kontrak Pernikahan - Samudra Lee