Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Kayla menginjak dahan pohon yang lapuk, dahan itu terlihat mau patah. Gita, Dian dan Lisa berteriak saat melihat sahabatnya berada dalam bahaya.
“Ada apa?” teriak Kayla bingung menoleh ke arah temannya yang kini tengah mencemaskan dirinya.
“Dahan itu!” teriak Dian sambil menunjuk pada dahan pohon yang tengah diinjak Kayla.
Kayla melirik ke arah tunjuk Dian, Kayla yang berada di atas pohon itu pun langsung panik, dia bingung harus bagaimana cara menyelamatkan dirinya.
Raffa yang berada tidak jauh dari posisi Kayla dan teman-temannya langsung mendekati mereka.
“Ada apa?” tanya Raffa ikut panic mendengarkan ketiga sahabat istrinya berteriak menyebut nama sang istri.
“Itu, Kak!” Dian menunjuk ke arah sambungan dahan pohon yang mau patah.
Kayla yang takut terus mengedar pandangannya mencari dahan pohon lain untuk tempat dia bergantung menyelamatkan diri. Namun, dia tak dapat menemukan satu pun dahan yang bisa dijadikan tempat bergantung sehingga dia panik sendiri di atas pohon itu.
Kreeekkk, terdengar derit kayu yang mau patah. Tak menunggu lama, dahan pohon itu pun patah dan jatuh ke tanah, sementara itu Kayla yang panik langsung melompat dari dahan itu, dia tak mau ikut jatuh bersama dahan tersebut.
Raffa melihat Kayla melompat dari dahan itu, dia tidak ingin terjadi apa-apa pada istrinya. Raffa langsung melangkah cepat ke arah posisi Kayla yang mau jatuh, sehingga Kayla jatuh tepat di tubuh Raffa, karena Raffa tidak kuat menahan bobot tubuh Kayla yang jatuh mendadak di atas tubuhnya, akhirnya dia pun tumbang dan jatuh ke tanah dengan posisi tubuh Kayla berada di atas tubuh Raffa.
Kayla menatap dalam manik hitam yang selalu memikat hatinya, di sana tersimpan rasa khawatir terhadap dirinya.
“Aduh,” rintih Raffa kesakitan.
Dia sudah tidak tahan menahan berat tubuh Kayla yag ada di atas tubuhnya.
“Eh, maaf,” lirih Kayla tersadar dari lamunannya yang tenggelam dalam tatapan manik Raffa.
Kayla berusaha bangkit dari posisinya, lalu berdiri.
“Mana yang sakit, Bang?” tanya Kayla pada Raffa yang terlihat tengah menahan rasa sakit.
Kayla membantu Raffa berdiri, Raffa pun berusaha berdiri masih menahan rasa sakit di pinggang dan punggungnya.
“Dasar ceroboh!” bentak Raffa tidak memperdulikan pertanyaan Kayla.
Saat ini Raffa terbawa emosi karena mengkhawatirkan keselamatan wanita yang kini telah mengisi hatinya.
“Maaf,” lirih Kayla merasa bersalah.
Dia menundukkan kepalanya di hadapan sang suami.
“Berkali-kali aku bilangin sama kamu, jangan ceroboh!” Kali ini nada suara Raffa tidak setinggi semula.
Raffa merasa kasihan pada istrinya yang kini tengah menundukkan wajahnya.
“Coba seandainya aku tidak di sini, kamu pasti terluka! Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu,” ujar Raffa pelan penuh perhatian.
Kayla masih bergeming, dia menyadari kecerobohannya.
“Maaf,” lirih Kayla lagi yang hampir saja tidak terdengar oleh Raffa.
Raffa langsung meraih tangan Kayla, dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
“Aku mengkhawatirkanmu,” bisik Raffa di telinga istrinya.
“Maafkan aku,” lirih Kayla.
Hanya satu kata yang bisa di ucapkannya atas penyesalannya.
Kini mereka berdua saling berpelukkan tanpa memperdulikan tatapan mata beberapa mahasiswa yang ada di sekitar mereka. Mereka menyaksikan dengan jelas adegan romantis yang ditunjukkan Raffa pada Kayla.
“So sweet!” pekik Gita kagum.
Gita, Dian, dan Lisa menyaksikan bentuk perhatian dan kasih sayang Raffa pada sang istri.
Kayla dan Raffa mengurai pelukannya setelah menyadari banyak mata yang melihat apa yang baru saja dilakukan Raffa pada istrinya.
Seketika wajah Kayla berubah menjadi merah bagaikan tomat masak karena malu.
Mahasiswa yang meyaksikan adegan romantis pasangan suami istri itu mulai membuka mulutnya.
“Kayaknya mereka ada hubungan spesial deh,”
“Segitunya Raffa sama junior yang satu itu,”
“Ada hubungan apa sih, Raffa dengan gadis itu?”
“Raffa banyak berubah gara-gara gadis itu, mereka itu bukan muhrim. Pake acara pelukan segala di depan umum,”
“Kayla mau-maunya dipeluk senior itu, penampilannya alim tingkah lakunya naudzubillah,”
Ocehan miring dari mulut kalangan senior dan junior pun mulai menyeruak, terlebih dari mulut senior yang mengagumi Raffa.
Raffa menatap tajam pada beberapa akhwat yang mulai berbicara miring tentang dirinya dan istrinya.
“Lanjutkan tugas kalian!” teriak Raffa.
Peserta yang tadinya mulai bergosip kembali melanjutkan tugas mereka.
“Untung Kak Raffa datang tepat waktu,” ucap Dian pada Raffa.
“Kakak memang suami idaman,” celetuk Gita kagum.
Raffa menoleh ke arah Kayla saat mendengar perkataan Gita yang polos.
“Aku sudah memberitahu mereka tentang hubungan di antara kita,” ujar Kayla menjawab tatapan bertanya yang dilayangkan Raffa padanya.
“Oh, ya udah enggak apa-apa!” ujar Raffa pada Kayla dan teman-temannya.
“Kamu jangan ceroboh lagi, ingatlah pesanku untuk selalu hati-hati!” Raffa mengingatkan Kayla.
“Iya,” lirih Kayla.
Raffa pun melangkah meninggalkan Kayla dan sahabatnya. Terlihat dengan jelas Raffa berjalan dengan menahan rasa sakit di pinggang dan punggungnya.
“Kay, kayaknya Kak Raffa kesakitan, deh,” ujar Gita memperhatikan langkah Raffa yang berjalan sambil mengelus pinggangnya.
“Iya, kayaknya. Aku harus gimana dong?” tanya Kayla bingung.
“Ya udah, nanti habis lomba kamu langsung samperin dia, tanyakan apa yang sakit. Kalau bisa kamu yang ngobatinnya.” Dia memberi saran pada sahabatnya.
“Yuk, kita lanjut berjuang!” ajak Dian yang tidak mau membuang waktunya lagi.
Mereka pun kembali melanjutkan kegiatan mereka dalam mencari bendera di setiap sudut hutan.
Priiiiittt, terdengar suara peluit yang dibunyikan oleh panitia pertanda waktu pencarian bendera sudah habis.
Seluruh peserta diarahkan untuk berkumpul di tengah-tengah htan, yang mana di sana telah berdiri beberapa orang panitia termasuk Raffa dan Nick.
“Waktu habis, dan kalian harus mengumpulkan bendera yang kalian dapat sekarang juga,” ujar Rio menyampaikan perintah.
“Setiap ketua anggota, membawa bendera ke meja kami lalu kami akan menghitung poin yang kalian dapat,” tambah Rio.
Rio memanggil satu per satu kelompok ke depan untuk mengumpulkan bendera yang mereka peroleh, hingga tiba giliran kelompok Kayla dan teman-temannya.
Dengan langkah semangat Gita melangkah ke depan untuk mengumpulkan bendera milik mereka. Saat hampir sampai di depan, kaki Kayla tersandung akar pohon yang membentang di hadapannya.
“Aaaww!” pekik Kayla kehilangan keseimbangan hingga membuat dirinya terjatuh.
Sebelum terjatuh dia sempat menarik baju salah seorang panitia yang berdiri di dekatnya sebagai bentuk berjuang agar tidak terjatuh.
Namun, panitia yang tiba-tiba di tarik ikut terjatuh bersamanya karena dia kaget dan hilang keseimbangan. Mereka jatuh ke tanah dengan posisi miring saling berhadapan. Sang senior menimpa lengan Gita.
“Astaghfirullah!”
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏