Jodohku Cinta Pertamaku
Ujian semester baru saja usai. Itu tandanya liburan semester akan dimulai, Kayla merasa bahagia terlepas dari ujian beberapa mata kuliah yang berat baginya.
Sebagai mahasiswi di sebuah Universitas Islami ternama di Jakarta yang berasrama dia akan kembali pulang ke rumah keluarganya di saat liburan datang.
Pagi ini dia sudah menyiapkan semua barang-barangnya untuk pulang ke rumah keluarganya di Bandung. Kayla menunggu ayahnya di depan pagar asrama kampus.
“Assalamu’alaikum, Yah,” sapa Kayla pada pria berumur yang datang menjemputnya di asrama kampus saat pria menghampirinya.
“Wa’alaikumsalam,” jawab sang Ayah sambil tersenyum pada gadis yang telah dianggapnya sebagai putri kandungnya.
“Kamu siap untuk berlibur?” tanya sang Ayah dengan senyuman khas miliknya.
Kayla mengangguk pelan sambil tersenyum pada pria yang disebutnya sebagai ayah.
Sejak Kayla tumbuh dewasa sang ayah tak pernah lagi menyentuh Kayla walaupun hanya sekedar bersalaman dengan gadis kecilnya.
Kayla merasa canggung dengan sikap sang ayah, tapi dengan kasih sayang dan perhatian dari Ayahnya tak berkurang. Kayla pun tidak mempermasalahkan perubahan sikap pria hebat nomor satu di hatinya.
“Yuk, berangkat!” ajak sang Ayah.
“Yuk!” Kayla mengikuti langkah Ayahnya dari belakang menuju parkiran mobil.
Mereka menaiki mobil, sang Ayah melajukan mobil meninggalkan kampus.
Sepanjang perjalan Kayla asyik bercerita tentang masa-masa ujian yang menurutnya sulit. Di Universitas Islam Al-Azhar, Kayla banyak mempelajari buku-buku agama yang menggunakan bahasa arab, karena itulah dia merasa lega telah melewati rangkaian ujian tersebut.
“Namanya juga belajar, Nak!” Ayah Kayla menanggapi keluhan sang putri selama menjalani ujian semester.
“Iya, Yah. Kay harus belajar lebih giat lagi supaya bisa menjadi mahasiswa terbaik dan membanggakan Ayah,” ujar Kayla bersemangat.
“Harus!” seru Ayah Kayla tegas.
“Kay, besok kita akan berangkat ke kota Padang,” ujar Ayah Kayla di sela-sela percakapan mereka.
“Ke Padang, Yah? Ngapain kita ke sana?” tanya Kayla penasaran.
“Menghadiri pernikahan Irene, sepupu kamu!” jawab Ayah Kayla.
“Irene mau nikah, Yah?” tanya Kayla kaget tak percaya.
Seingat Kayla, Irene adalah sepupu sekaligus sahabat baginya yang umurnya hampir sama dengannya.
Selama ini Irene tak pernah memberitahukan hal ini padanya.
“Iya,” jawab Ayah Kayla.
****
Empat jam perjalanan mereka pun sampai di depan rumah kediaman keluarga Bramantyo.
“Assalamu’alaikum,” ucap Kayla dan Ayahnya saat masuk ke dalam rumah.
“Wa’alaikumsalam,” jawab Buk Rita judes.
Ibu Kayla kesal melihat kedatangan suaminya dengan Kayla.
Kayla menghampiri Buk Rita, dia hendak menyalami wanita yang selalu dipanggilnya sebagai ibu.
“Anak sial! Akhirnya kamu datang juga. Sana kamu bersih-bersih dan kerjakan semua pekerjaan di rumah ini!” bentak Buk Rita menepis tangan Kayla yang hendak meraih tangannya.
"Buk, Kayla masih capek," Pak Bramantyo berusaha membela Kayla.
"Tidak apa-apa, Yah!" ujar Kayla.
Sejak kecil, Buk Rita memang tidak menyukai Kayla. Namun, Kayla tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena sang ayah memberikan perhatian dan kasih sayang yang berlimpah padanya.
Walau masih lelah, Kayla mengerjakan semua yang diperintahkan sang Ibu. Kayla mulai membersihkan rumah, dapur dan mencuci pakaian kotor.
Setelah makan malam, Kayla langsung masuk kamar dan tertidur dengan pulas dikarenakan lelah membersihkan rumah serta melewati perjalanan selama 4 jam.
Mentari mulai menampakkan cahayanya, menyinari bumi dan memberikan kehangatan pada setiap makhluk. Semua anggota keluarga Bramantyo sedang bersiap-siap hendak berangkat ke kota Padang.
“Kayla! Rayna!” panggil Buk Rita yang sudah berdiri di samping mobil.
“Iya, Bu!” sahut Kayla menghampiri Buk Rita dengan membawa tas Ransel miliknya.
“Adikmu mana?” bentak Buk Rita yang belum melihat batang hidung putri kesayangannya.
“Mungkin masih di kamar, Bu!” jawab Kayla sopan.
“Ya sudah, cepat panggil! Nanti kita ketinggalan pesawat!” bentak Buk Rita.
“Baik, Bu,” lirih Kayla lalu dia pun berlari menuju kamar adiknya.
“Astaghfirullah, Rayna!” pekik Kayla panik melihat adiknya masih tertidur pulas.
Kayla menarik-narik tangan Rayna membangunkan sang adik.
“Ada apa, Kak?” lirih Rayna yang baru saja terbangun ulah sang kakak.
“Rayna, kita mau berangkat. Kamu masih tidur?” seru Kayla kesal.
“Emangnya jam berapa sekarang, Kak?” tanya Rayna dengan mata yang kembali dipejamkannya.
“Jam tujuh lewat!” sahut Kayla mengguncangkan tubuh adiknya.
“Aduh,” pekik Rayna mulai panik.
“Kak, pakaianku belum disiapkan!” sahut Rayna membuat Kayla melotot tak percaya.
“Cepat ganti bajumu, gak usah mandi!” seru Kayla.
Kayla pun meraih tas ransel adiknya yang tergantung di dinding. Dia mulai memasukkan beberapa pakaian milik Rayna ke dalam tas ransel tersebut.
“Rayna! Kayla!” teriakan Buk Rita menggema di dalam rumah.
Rayna dan Kayla memutar bola mata mereka panik.
“Iya, Bu!” seru Rayna dan keluar dari kamar, diikuti oleh Kayla dari belakang.
“Kalian kenapa lama sekali? Cepat kita berangkat!” bentak Buk Rita mulai panik.
Kayla dan Rayna mengikuti langkah Buk Rita keluar rumah. Pak Bram sudah menunggu di dalam mobil.
“Siap? Kita berangkat?” tanya Pak Bram kepada kedua putrinya dengan lembut setelah mereka telah berada di dalam mobil.
“Iya, Yah!” jawab Rayna dan Kayla bersamaan.
“Kita berangkat sekarang, Pak Udin!” ujar Pak Bram pada supir pribadinya.
Pak Udin pun mulai melajukan mobil, meninggalkan kediaman Bramantyo mengarah menuju Bandara Internasional Husein Sastranegara. Mereka akan terbang menuju kota Padang dengan pesawat pada pukul 9.45 WIB.
Setelah menempuh perjalan sekitar tiga puluh menit, mobil pun memasuki kawasan Bandara. Pak Udin memarkirkan mobilnya, lalu menurunkan semua barang bawaan majikannya.
“Udin, tolong jaga rumah dengan baik,” ujar Pak Bram sebelum Pak Udin pamit pulang.
“Baik, Tuan,”jawab Pak Udin lalu dia pun meninggalkan Bandara.
Sebelum check-in, Rayna merasa sakit perut.
“Yah, Bu! Aku mau ke toilet dulu, ya!” ujar Rayna minta izin pada kedua orang tuanya.
“Pergilah, jangan lama-lama!” sahut Pak Bram.
Rayna menarik tangan Kayla, dia menyeret Kayla yang enggan menemani adiknya.
“Rayn, pelan-pelan dunk!” cicit Kayla yang kewalahan mengikuti langkah adiknya yang pecicilan.
BRUUKK
Rayna menabrak tubuh seorang pria yang melintas di depannya, hingga dia terjatuh. Sang pria menoleh pada gadis yang kini sedang mengelus pantatnya yang terasa sakit.
“Loe punya mata nggak, sih?” bentak Rayna.
“Kalau jalan pakai mata, jangan pakai dengkul!” omel Rayna pada pria yang masih mematung menanggapi omelan Rayna.
“Ya ampun!” gumam Kayla panik melihat tingkah adiknya yang membentak pria yang berdiri dihadapannya.
Kayla mempercepat langkahnya menghampiri sang adik yang masih memarahi pria yang hanya diam menatap dingin pada adiknya.
“Maafkan adik saya,” ujar Kayla saat telah berada di depan sang pria sambil menundukkan pandangan.
Kayla langsung menarik tangan Rayna, dan membawanya melangkah menuju toilet.
Sang pria hanya diam, dia terpesona melihat aura gadis berhijab lebar yang baru saja melintas di hadapannya.
“Subhanallah,” lirih sang pria yang masih menatap dua gadis yang telah berlalu melewatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Jumadin Adin
apa hubungan kayla dgn ayah bram.klo dia ayahnya kok gk mau pegang tangan,terus dgn bu rita kok judes dgn kayla....salam kebal thorrr.Baru awal sdh di suguhi teka teki
2023-02-08
1
lvsuu
semangat
2022-11-30
0
Nazwa Az-Zahra Putri
jodoh ku siapa
2022-09-07
0