Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.
Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.
Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.
Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.
Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.
Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.
Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
Tak terasa saat ini usia sikembar sudah memasuki bulan ketiga. Pertumbuhan kedua bayi itu sangat baik dan pesat.
Raja dan Ratu selalu menjadi pusat perhatian bagi pengunjung toko roti bunda Zeya.
Seperti hari ini, saat Raja dan Ratu yang berada di dalam strollernya ia dikelilingi sama anak-anak dari konsumen Zeya.
Azril yang datang untuk menjemput si kembar yang akan imunisasi melihat orang berkerumun dekat bayi Zeya tampak cemberut.
"Ada apa ini, kenapa berkerumun dekat Raja dan Ratuku," ucap Azril.
Zeya yang mendengar ucapan Azril, mendekati pria itu.
"Mas, jangan ngomong gitu. Nanti konsumenku mengira mas marah. Jadi kabur pelanggan semuanya," ucap Zeya pelan di dekat Azril.
"Zeya, nanti Raja dan Ratu sesak kalau dikerumuni begini."
"Mas, nggak akan gitu juga. Ini ruangan cukup terbuka. Mas sarapan dulu sebelum ke rumah sakit." Zeya sengaja mengalihkan pembicaraan agar Azril tidak lagi masalahkan Raja dan Ratu yang sedang dikerumuni anak-anak.
Azril memilih duduk dekat stroller Raja dan Ratu. Ia memegangnya. Zeya menyajikan roti dan minum di atas meja dekat Azril duduk.
Setelah anak-anak itu pergi, Azril langsung mengambil Ratu dan menggendongnya
"Sayang daddy nih," ujar Azril sambil mengecup kedua pipi Ratu.
Zeya menggendong Raja. Dan duduk dihadapan Azril.
"Seharusnya jika konsumen lagi ramai, kamu jangan bawa Raja dan Ratu keluar. Biarkan aja di kamar," gerutu Azril.
"Mas, nggak mungkin aku membiarkan Raja dan Ratu berdua di kamar. Aku kan harus melayani pembeli."
"Jika anak-anak tadi itu ada yang jahil dan mencubit pipi Raja dan Ratu gimana."
"Aku berdiri di dekat Raja dan Ratu. Aku tidak akan membiarkan ada orang yang menyakiti mereka. Mas tak perlu kuatir."
"Kita pergi sekarang."
"Habiskan dulu sarapan, mas. Biar sedikit reda kemarahannya."
"Zeya, aku memang bukan ayah kandung Raja dan Ratu, tapi aku menyayangi mereka melebihi diriku sendiri. Aku tak rela jika ada yang menyakitinya."
"Terima kasih, mas. Karena menyayangi Raka dan Ratu."
...............
Zeya duduk di jok belakang mobil Azril dengan kedua putra dan putrinya. Azril yang menyetir selalu saja memandang ke belakang melalui spion.
"Mas, bawa mobil itu harus konsentrasi," ujar Zeya melihat Azril yang sering mencuri pandang ke arah dirinya dan anak-anak.
"Hhhhmmmmm .... " ujar Azril dan pandangannya kembali ke depan.
Sampai di halaman rumah sakit Azril menggendong Ratu dan Raja di gendong Zeya. Jika orang melihat pasti akan mengira mereka sepasang suami istri.
Azril telah membuat janji sebelumnya untuk bertemu dengan dokter anak. Sehingga saat ia datang langsung dipersilakan masuk.
"Apakabar Raja dan Ratu."
"Alhamdulillah sehat, dokter," ucap Zeya.
"Kita periksa suhu tubuh dulu ya, bu."
Dokter di bantu perawat memeriksa suhu tubuh Raja dan Ratu. Setelah itu meminta Ratu terlebih dahulu untuk di imunisasi. Raja dan Ratu menangis saat diimunisasi.
Azril tampak panik ketika melihat si kembar yang menangis dengan suara keras.
"Sakit ya sayang. Duh kasihan anak daddy," ucap Azril dan berusaha membujuk Ratu untuk diam.
Raja yang digendong Zeya tampaknya telah terlelap.
"Mas, biar aku yang gendong Ratu. Mas bisa tolong gendong Raja."
Zeya membujuk dan memberikan susu formula Buat Ratu hingga ia tertidur.
Azril dan Zeya mampir ke sebuah supermarket sebelum kembali. Kedua bayinya yang masih terlelap ia titipkan pada Azril.
Saat Zeya sedang memilih bahan buat rotinya seseorang menepuk lengannya pelan. Zeya menoleh dan kaget melihat orang yang memukul lengannya tadi.
"Umi ...."
"Assalamualaikum," ucap Umi Albirru.
"Waalaikumsalam, Umi," jawab Zeya pelan. Ia lalu mencium tangan Umi.
"Umi tak menyangka kita akan bertemu di sini."
"Bisa kita bicara," ujar Umi lagi. Zeya melihat ke tempat Azril yang sedang duduk sambil menjaga Raja dan Ratu yang tertidur di stroller.
"Bisa, Umi."
Tak jauh dari tempat Zeya dan Umi Albirru berada tampak Abi yang berdiri sambil memandangi mereka.
Umi membawa Zeya ke sebuah kafe diikuti oleh Abi yang berjalan dibelakangnya.
"Maaf Umi, Abi ... aku izin menghubungi temanku dulu agar ia bisa menungguku sebentar."
"Baiklah," ucap Umi. Abi yang duduk di samping Umi tampak memandangi Zeya dengan seksama.
Zeya membungkukan badannya sebelum pergi meninggalkan Abi dan Umi.
Zeya mengambil ponselnya dan menghubungi Azril.
"Ada apa, Zeya."
"Mas, aku titip Raja dan Ratu agak lamaan ya. Di bagian bawah stroller ada susu formula buat mereka kalau nanti menangis."
"Kamu mau ngapain."
"Aku bertemu Abi dan Umi nya mas Albirru dan ia mengajak bicara. Aku tak mungkin menolaknya, mas."
"Baiklah, aku akan menjaga bayimu."
"Jika mereka menangis dan tak mau diam, mas hubungi aja aku."
"Iya, Zeya."
"Terima kasih, mas."
Zeya menutupi sambungan ponselnya. Dan berjalan menuju Abi dan Umi duduk.
"Maaf karena membuat Abi dan Umi menunggu," ucap Zeya dan menarik kursi untuk dirinya duduk.
"Nggak apa," ucap Umi.
Abi hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Umi tampak menarik nafas sebelum bicara.
Abi dan Umi telah memesan minum dan makanan ringan buat teman mereka mengobrol.
"Umi tak akan basa-basi. Umi hanya ingin tahu kenapa kamu pergi dari rumah dan tak ada kabar selama ini. Apakah kamu tak berpikir atas apa yang kamu lakukan. Albirru dan Zahra merasa sangat bersalah, karena mereka berpikir jika kepergianmu pastilah karena kesalahan mereka."
"Tak ada yang salah, aku pergi karena kalian diriku sendiri, Umi."
"Tapi kenapa? Pasti ada alasannya."
"Aku merasa kehadiranku sudah tak diharapkan lagi sama mas Albirru. Dan aku juga berpikir kehadiranku hanya mengganggu kebahagiaan antara mas Albirru dan Zahra."
"Kenapa kamu bisa berpikir begitu, kamu seharusnya bicara jika memang kamu merasa Albirru salah."
" Umi, aku sudah katakan jika tak ada yang salah. Hanya aku rasa, aku harus mundur dan mengalah demi kebahagiaan mas Albirru dan Zahra."
Abi menarik nafasnya sebelum ia mengatakan sesuatu.
"Kamu tau Zeya, berdosa besar seorang istri yang pergi meninggalkan rumah tanpa izin suami."
"Aku tau, Abi. Aku memang salah." Zeya menundukkan kepalanya saat bicara dengan Abi.
"Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam: "Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya." ( HR. Al Khatib," ucap Abi.
"Aku memang akan menemui mas Albirru dan meminta maaf nantinya, Abi."
Setelah Zeya mengucapkan itu, tampak mereka bertiga terdiam. Larut dengan pikiran mereka masing-masing.
Bersambung
*******************
Terima kasih.
Selamat pagi semuanya. Mama ingin perkenalkan novel teman mama nih. Bisa dibaca sambil menunggu novel ini update. 💜💜💜😍😍😍😍😍.