Namaku Amora, bagiku uang adalah segala-galanya. menjadi simpanan om-om dan mantan perempuan malam semuanya sudah ku lakoni hanya untuk mendapatkan uang dengan cara yang instan. Namun di balik itu ada masa lalu yang begitu kelam yang membentuk diriku menjadi seperti ini.
Suatu hari aku tersadar bahwa semua yang ku lakukan ini ternyata salah, dan aku mencoba keluar dari zona nyaman ku. Namun sayang nya semua tidak semudah yang ku bayangkan, sanggup kah aku menjalani kehidupan baruku kehidupan yang seperti roller coaster yang terkadang menjunggkir balikkan hidup ku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astry Yovani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Ravi
Setelah mereka selesai makan malam Miko pun mengajak Amora ke kamar, namun sepertinya Amora sangat bad mood karena perlakuan Miko tadi.
"Yasudah yuk kita cek kondisi Ravi." Ajak Miko mengalah kepada Amora.
"Nah gitu dong pak, dari tadi kek ga usah pakai drama segala." Jawab Amora dengan wajah ketus nya.
"Hmmm iya iya Amora, yausdah ayok."
Mereka berdua pun memasuki tangga menuju kamar Ravi.
"Kalau bukan karena kamu bad mood, dan itu akan berpengaruh untuk permainan sebentar lagi tak akan mau aku nge cek kondisi Ravi yang hanya alibi itu." Batin Miko sambil terus berjalan.
"Tok,,,tok.." permisi pak Ravi apa kami boleh masuk?" Tanya Amora di balik pintu kamar Ravi.
"Ah lama kamu." Ucap Miko yang langsung membuka pintu kamar Ravi.
"Lah pak, ga sopan."
"Eh kak, Amora kalian ngapain ke sini?" Kaget Ravi yang sedang duduk di sofa kamar dan sedang bergelut dengan laptop yang ada di pangkuan nya.
"Lho kok pak Ravi malah bermain laptop? Katanya tidak enak badan."
"Oh itu anu Amora, saya tidak terlalu suka rebahan dan tadi udah minum obat juga kok. Kebetulan ada sedikit pekerjaan." Jawab Ravi gugup.
"Ini semua pasti karna pak Miko yang memberikan banyak kerjaan kepada bapak kan, sampai-sampai bapak tidak punya waktu istirahat." Ucap Amora yang duduk di sebelah Ravi.
"lho kok jadi saya yang salah." Ucap Miko yang menyenderkan tubuhnya di lemari Milik Ravi dengan tangan yang menyilang di dada dan kaki yang menyilang.
"Ya iya lah, coba kalau bapak tidak memaksa pak Ravi dengan banyak pekerjaan pasti dia akan punya waktu untuk istirahat dan badan nya akan lebih fresh lagi." Jelas Amora.
"Hey Amora andai saja kau tau ya..."
"Eh kak, Amora, aku baik-baik saja kok, kalian balik saja ke kamar kalian ya." Potong ravi.
"Hahahah takut ya kamu Ravi? Kalau sampai kakak buka mulut. Dasar laki-laki lemah." Batin Miko sambil tersenyum simpul.
"Tapi kan pak Ravi belum makan malam."
"Kamu ini sok perhatian banget ya Amora, Ravi udah gede dia udah tau apa yang terbaik untuk nya. Yasudah yuk kita ke kamar ingat ya kamu masih punya misi." Ucap Miko yang malas berdrama.
"Tapi kan.."
"Ingat Amora, Lela adalah taruhan nya. Dan kau tau aku tidak pernah main-main dengan kata-kata ku."
"Ancam trossss."
"Oh kamu pikir saya mengancam hah?" Miko langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana nya.
"Ihh pak Miko kenapa nyebelin sih ah?" Ucap Amora yang langsung berdiri dengan wajah masam.
"Kamu memang ratu drama ya, toh semuanya akhirnya kamu lakukan tapi kenapa harus debat dulu sih?" Tanya Miko lagi.
"Yasudah yuk.," Ajak Miko sambil berjalan keluar kamar.
"Pak Ravi makan ya, terus minum obat dan istirahat lah yang cukup. Pak Miko ga usah terlalu di dengarin semoga cepat membaik ya bye bye." Pamit Amora sambil berjalan menuju pintu keluar.
"Terimakasih Amora."
"Ahh kenapa rasanya hatiku hangat di perhatian begini oleh Amora, dan ini ada apa dengan jantung ku." Ucap nya lagi sambil memegangi jantung nya yang berdegup begitu kencang.
Sementara sesampainya di kamar Miko langsung membuka baju nya dan melemparnya ke sembarang arah. Lalu merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Heh pak Miko kenapa melempar baju sesuka nya sih?" Tanya Amora sambil memungut baju Miko itu.
"Sudah kamu tidak perlu banyak tanya, sekarang lakukan tugas kamu."perintah Miko yang langsung merentangkan kedua kaki nya.
"Ihh dasar bos mesum, saya mau sikat gigi dulu sekalian cuci muka." Jawab Amora.
"Hey di sini juga kamu udah sikat gigi kok, cepat lah Amora lihat nah dia udah ingin keluar dari sarang nya." Titah Miko sambil menunjuk juniornya dengan bola matanya.
"Aduh ah."
Amora pun naik ke atas ranjang, dan langsung membuka celana pendek Miko. Dan benar saja senjata Miko sudah tegak berdiri.
Tanpa buang-buang waktu Amora pun langsung memulai permainan, ternyata Amora sudah sangat pro bermain dengan tangan dan mulut sampai-sampai Miko merem melek di buat nya.
"Amora enak sekali, terus sayang lanjutkan ah ah " desah Miko dengan suara terbata-bata.
Amora semakin semangat melanjutkan permainan, junior Miko terus di beri servis oleh nya. Namun karena panjang dan besarnya Amora tidak bisa memasukkan sepenuhnya ke mulut nya. Dan Miko yang ingin merasakan kenikmatan yang lebih akhirnya mendorong kan kepala Amora agar semua milik nya masuk ke dalam mulut Amora.
"Uhuk...uhuk..." Amora keselek karena junior Miko sampai menyentuh tenggorokan nya.
Ingin rasanya Amora protes, namun mulut nya masih penuh dengan junior Miko. sehingga Amora hanya bisa protes melalui bola matanya.
"Hahahha nikmati semuanya sayang." Tawa Miko yang melihat Amora kelabakan.
Dan beberapa menit kemudian akhirnya Miko sampai ke puncak nya, bahkan semua cairan kenikmatan nya di telan habis oleh Amora tanpa sisa.
"Ahh terimakasih Amora." Ucap Miko dengan wajah puas.
"Terimakasih-terimakasih pegel nih mulut saya ah." Ucap Amora sambil menyentuh pipinya.
"Yasudah bapak bersihin diri gih, saya juga mau cuci wajah dan sikat gigi dulu." Perintah Amora.
Dan Miko hanya menurut saja, mereka berdua pun membersihkan diri di kamar mandi dan setelah nya segera naik ke ranjang dan bersiap untuk tidur.
"Amora, sudah berapa lama kau melakoni pekerjaan ini?" Tanya Miko saat mereka berdua sudah rebahan di ranjang.
"Bukan nya pak Ravi sudah menjelaskan semuanya kepada bapak?"
"Tidak semuanya Amora, dia hanya menjelaskan bahwa kamu mantan perempuan malam dan simpanan om-om." Ucap Miko.
"Sudah lah pak, apa penting nya sih itu semua?" Tanya Amora lagi.
"Penting Amora, bagi saya penting. Saya mohon Amora cerita kan semuanya." Ucap Miko sambil menatap Amora yang masih terlentang.
"Hmmm baiklah," jawab Amora yang mulai menceritakan semuanya kisah awal nya sampai akhir nya dia ingin keluar dari belenggu dosa ini namun sepertinya takdir belum berpihak kepadanya dan akhirnya dia bertemu Ravi dan akhirnya tinggal di sini sampai detik ini.
"Apa semua cerita mu itu jujur Amora?" Tanya Miko lagi.
"Pak tatap mata saya, apa ada kebohongan di sini?" Tanya Amora yang langsung menatap Miko dalam.
" Ya sepertinya sih tidak, cuman kok kamu bisa tidak menangis setelah mengingat dan menceritakan kenangan pahit kamu?" Tanya Miko yang memalingkan wajahnya karena tatapan Amora.
"Hahaha hati saya sudah terlalu batu pak untuk menangis." Tawa Amora.
"Lalu pak Miko saya juga ingin bertanya sih sebenarnya." Tambah Amora.
"Mau tanya apa kamu Amora?"
"Umm saya hanya penasaran saja, tapi tolong ya pak Miko jangan tersinggung. Pak Ravi itu benar adik kandung pak Miko atau bagaimana? Soalnya saya lihat tidak ada kemiripan." Tanya Amora kemudian.
"Hmmm coba kamu tebak."
"Lah bukan nya di jawab malah di suruh nebak, aneh si bapak ah." Jawab Amora.
"Hahahha dia bukan adik kandung saya Amora, bahkan tidak ada hubungan darah dengan saya. Tapi saya menyayangi nya lebih dari adik kandung." Jawab Miko kemudian.
"Lho kok bisa pak?" Tanya nya lagi.
"Ya bisa dong, di dunia ini apa sih yang tidak bisa." Jawab Miko lagi.
"Ya maksud saya kok bisa pak Ravi jadi adik nya bapak padahal tidak ada hubungan darah sama bapak."
"Hmmm, panjang ceritanya Amora, yang pasti Ravi itu anak dari hasil hubungan gelap ibu nya dengan laki-laki yang sudah beristri. Yah bisa di bilang almarhum ibu nya pernah memiliki hubungan dengan pria beristri, beda nya dengan kamu ibu nya Ravi tidak tau kalau sang pria sudah beristri dan mereka melakukan hubungan suami-istri tanpa sebuah ikatan pernikahan. Akhirnya ibunya mengandung Ravi namun ayah kandung Ravi tidak mau bertanggung jawab dan meninggal ibu nya sendiri. Karena depresi oleh cacian dan hinaan orang-orang ibu nya Ravi setelah melahirkan nya pun akhirnya bunuh diri.
Kebetulan nenek nya Ravi adalah salah satu prt di rumah kami, dan mau tidak mau nenek nya Ravi yang harus merawat Ravi. Karena kedua orang tua ku kasihan kepada Ravi dan masa depan Ravi akhirnya mereka pun memutuskan untuk mengangkat Ravi menjadi anak nya. Bahkan kasih sayang yang mereka berikan kepada ku sama besarnya dengan kasih sayang mereka kepada Ravi. Tanpa menutup kenyataan bahwa Ravi bukan anak kandung mereka." Jelas Miko panjang lebar.
Dan karena itu lah alasan nya Ravi trauma berpacaran dan dekat dengan wanita, dia takut kalau dia hanya akan mempermainkan wanita dan itu akan menghancurkan hidup wanita itu." Sambung Miko.
"Wah ternyata pak Ravi juga memiliki masa lalu yang sulit ya pak." Ucap Amora setelah mendengar semua penjelasan Miko.
"Hmmm."
"Lalu kenapa pak Miko malah gila wanita? Dan berbeda dengan pak Ravi? Bukan nya pak Miko kakak nya pak Ravi?" Tanya Amora lagi.
"Hahaha kakak nya sih memang, tapi kan tidak ada hubungan darah, ya artinya gen kami pun berbeda." Jawab Miko lagi.
"Terus sudah berapa banyak wanita yang pernah tidur bersama bapak?"
"Sudah tidak terhitung lagi Amora, saya mulai menikmati perempuan itu sejak saya kuliah. Dulu sewaktu SMA saya juga sangat menjaga pacar saya, Namun pacar saya meninggalkan saya dan berselingkuh dengan pria lain bahkan sampai hamil dan menikah. dan sejak saat itu bagi saya perempuan adalah mainan tidak ada lagi cinta untuk perempuan." Jawab Miko.
"Tapi kan pak tidak semua perempuan sama,"
"Iya sih, tapi sayang nya di mata saya semuanya sama Amora, dan yah kamu beruntung karena kamu wanita pertama yang saya bawa ke rumah." Tambah Miko.
"Tapi kan pak..."
"Sudah ayok kita tidur kamu terlalu banyak tanya." Potong Miko yang langsung memejamkan matanya.
"Huhu dasar..." Batin Amora yang akhirnya ikut tidur dengan Miko.
ngaku dah nikah aja kamu malu Ayu, mana orang tahu klo Ravi itu suami mu, taunya Ravi bos single ganteng lagi...