Mahda Qaireen, gadis dari pasangan Haniyah dan Zein. Perjalanan cinta nya cukup rumit, ia mengejar namun tak pernah bisa ia gapai.
Kembali di patahkan dan mencoba meminta yang terbaik, siapa sangka jatuh cinta pada orang yang begitu dekat dengan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan
Gadis cantik berwajah putih dengan selang infus di tangan juga selang oksigen di hidung nya berbaring lemah, masih enggan membuka mata nya barang sekejap.
Aly yang duduk di samping nya terlihat mata nya sudah sangat basah menahan tangis. Melihat orang di depan nya lagi-lagi pingsan barang sadar hanya sekejap.
"De, bangun lah ! Jangan bikin abang khawatir" lirih Aly sendu.
Seberapa menjengkelkan nya Mahda, dia tetap adik nya. Dengan sabar Aly terus berdo'a agar Mahda secepat nya sadar.
Sekian lama Aly menanti akhir nya Mahda pun sadar meski masih sesekali merasakan sakit dan perih yang bersamaan. Sementara itu, Zulaikha sudah pamit pulang setelah Mahda sadar. Rasa nya tak enak menemani Mahda namun ada Aly yang notabene adalah santri putra.
"Yemma sama Yebba baru bisa kesini besok, masih di luar kota. Gak papa?" tanya Aly sambil menyuapi bubur untuk Mahda.
Mahda mengangguk, rasa nya masih begitu lemas untuk berbicara. Duduk pun Mahda masih di bantu Aly.
"Makan pedes?"
Mahda menggeleng lemas.
"Telat makan?"
"Heem" satu kata sebagai jawaban dari Mahda.
"Sibuk apaan sih Da?" tanya Aly sedikit kesal karna melihat Mahda yang masih lemas.
"Ngerjain tugas" jawab Mahda asal.
Mana mungkin Mahda bilang jika ia terus kefikiran dengan Syihab yang akan di jodohkan dengan Zulaikha. Konyol.
Aly tak lagi bertanya setelah mendapat jawaban penuh penekanan dari Mahda. Ia segera memberi Mahda obat setelah Mahda menghabiskan makanan nya.
*
*
2 hari di rawat di klinik, Mahda izin di bawa pulang ke rumah sementara waktu oleh Haniyah dan Zein. Tentu saja Haniyah parno dan kelimpungan melihat anak gadis nya kembali merasakan sakit tersebut.
"Yemma kan udah bilang, jangan telat makan, jangan makan pedes" gerutu Haniyah saat menyambangi kamar Mahda di lantai atas.
"Nggeh, bu Nyai" timpal Mahda yang kesal karna entah sudah berapa puluh kali Yemma nya berkata seperti itu dari semenjak Mahda di rawat di klinik.
"Di bilangin tuh" kesal Haniyah karna perkataan Mahda.
"Yemma pergi dulu ya, kalo ada apa-apa telpon Yemma atau Yebba" pamit Haniyah dan di angguki Mahda.
Sepeninggal Haniyah, Mahda tak kembali istirahat. Ia mencoba mencari benda pipih yang selalu menemani nya di kala suntuk, HP.
Lama tak membuka akun sosial media nya, lumayan banyak yang mengirim pesan pada diri nya. Namun ada satu akun yang mencuri perhatian nya.
SybMu
Dengan cepat Mahda menscroll isi dari akun tersebut. Merasa di tantang untuk mengetahui siapa pemilik akun tersebut. Mahda menerka-nerka siapa pemilik nya, tak ada satu pun foto yang muncul, hanya beberapa foto quotes.
Beralih pada tanda pesan masuk, beberapa pesan sudah ia buka dan kesemua nya dari teman juga keluarga nya, namun-
Syihab?
Mahada tertegun melihat akun yang tadi ia buka namun juga mengirim pesan pada nya.
*
*
Syihab~
SybMu
Assalamu'alaikum, Mahda.. Ma'af lancang🙏 ini Syihab, temen abang antum, Aly.. Sebelum nya sekali lagi ana mohon ma'af sangat lancang..
Entah dari mana dulu ana harus bilang , harus menjelaskan semua nya..
Bismillah..
Mahda, jujur, dari hati ana yang paling dalam, ana menyukai antum.. Andai ada takdir dan jodoh dari Alloh, apa antum bersedia jadi makmum ana? Jadi ibu dari anak-anak ana nanti?
Gimana ya? Ana gak pandai ngerangkai kata. Hanya inti nya, ana ingin mengungkapkan rasa yang sudah sekian lama ana pendam, sebelum antum zuad dulu.
Sudah banyak hari ana lewati dengan setiap do'a terselip nama antum di tiap do'a nya. Semoga, Alloh mengabulkan semua do'a ana, termasuk memperistri antum.
Ma'af jika ana lancang. Wassalam.
*
*
"Eh, dia ngelamar ana? Apa gimana?" gumam Mahda bingung masih terus memandangi layar HP nya.
Ada rasa nya begitu sulit ia ungkapkan saat ini. Rasa yang begitu mengusik hati nya.
Kenapa baru tau sekarang? Kenapa juga gak langsung ke Yebba bilang nya? Sekarang kan udah telat.
Monolog Mahda dalam hati.
Rasa bahagia tersirat dalam hati nya manakala Syihab mengutarakan perasaan nya. Namun kini pun Mahda gamang, mengingat Syihab di kabarkan akan di jodohkan dengan Zulaikha.
Sebelum membangun ia lebih baik kembali melepas, meruntuhkan segala harapan yang bisa kembali menghancurkan perasaan nya.
*
*
Meninggalkan dulu Mahda yang kembali galau dengan perasaan nya. Beralih pada Syihab yang terliat uring-uringan tak jelas di pondok.
3 hari mengikuti ustadz Muhammad berdakwah yang pasti jelas melelahkan dan mengingat orang yang ia sukai sakit, membuat nya uring-uringan.
"Kenape sih?" tanya Haidar yang baru saja masuk ke ghurfah asatidz.
"Gak papa" jawab Syihab datar.
"Gak jelas antum Hab. Kenapa? Galau sama hareem?" tanya Haidar lagi.
Syihab tak menjawab, ia lebih memilih diam mengabaikan pertanyaan teman nya.
"Datengin aja orang tua nya, sebelum di embat orang Hab. Di tikung bakalan gak enak banget, sakit" tutur Haidar so bijak.
"Iya Hab, soal nya di tikung temen sendiri itu gak enak. Apalagi sampe nyakitin anak orang" celoteh Aly yang tiba-tiba masuk ke ghurfah.
Haidar yang menyadari sindiran itu untuk diri nya tak menjawab. Ia sadar, kejadian dulu antara diri nya dan Aliya pasti sangatlah menyakitkan untuk Mahda.
Namun bukan itu saja yang Syihab fikirkan, obrolan nya dengan ustadz Muhammad sewaktu di perjalanan jujur saja mengganggu fikiran nya.
*
*
Flashback on
Deru mesin mobil membelah jalanan. Cuaca cerah dan panas menghiasi siang hari ini. Kepulan asap kendaran silih berganti, bersiteru dengan bising nya klakson.
"Hab, ente udah punya calon?" tanya ustadz Muhammad ketika mereka menuju lokasi ke 2.
"Belum ustadz" jawab Syihab sopan.
"Kalau ana jodohkan mau?" tanya ustadz Muhammad lagi.
"Dengan siapa ustadz kalau boleh tau?" tanya balik Syihab.
"Adalah, nanti kalau sudah waktu nya antum tau" jelas ustadz Muhammad.
Syihab tak berani menjawab. Fikiran nya seketika melayang pada Mahda yang sudah lama ia idam-idamkan, bahkan ia sudah secara terang-terangan mengatakan perasaan nya meski hanya lewat sosial media. Kekurangan nya hanya satu, belum mengatakan nya pada orang tua nya, pun pada orang tua Mahda.
Flashback off
*
*
"Ma'af Nal, ana gak bisa apa-apa. Mahda pun belum memberikan jawaban, seperti nya dia memang belum bisa menerima anak antum. Terus seperti yang ana jelaskan tadi, Abuya kembali menjodohkan Mahda" tutur Zein saat menerima telpon dari ustadz Zainal yang kembali menanyakan perihal lamaran untuk Mahda.
Pembicaraan nya Zein akhiri dengan salam. Ada rasa bersalah menolak lamaran sahabat karib nya, namun ia tak bisa menolak saat Abuya membicarakan perihal Mahda yang kembali di jodohkan. Abuya berjanji ini adalah jodoh terbaik untuk Mahda, bahkan Abuya dan Ummuna sudah melakukan istikhoroh untuk itu.
Apa yang di pilih guru untuk mu, maka yakinlah, jalan ke depan nya akan sangat baik untuk mu.
Pepatah yang selalu terngiang di hati dan fikiran Zein. Membuat nya begitu yakin kali ini pilihan Abuya takkan salah. Tinggal menunggu keputusan dari Mahda.
* ~ * ~
Gimana gimana?