PERINGATAN!
CERITA INI BIKIN NGAKAK
"Itu kartu keluarga kita. Sekarang kita keluarga secara hukum," kata Faiq masih mencoba mengembalikan akal sehatnya yang kini hampir hilang.
Myesha membaca kartu itu, tertulis nama paling atas Faiq Akbar Alamsyah sebagai kepala keluarga, di bawahnya ada nama dia, Myesha Anindita. Lalu yang terakhir nama anak yang baru mereka temukan.
"Jadi sekarang statusku istri dan ibu?" pertanyaan dari Myesha lolos begitu saja. Terasa linglung ketika mengatakannya.
****
Faiq adalah seorang dokter gigi. Selama 28 tahun hidup dia tidak ada cita-cita untuk menikah. Ia sudah tenang jauh dari keluarga dan menyewakan lantai atas rumahnya untuk seorang komikus bebas brisik bernama Myesha.
Selama dua tahun mereka hidup berdampingan sebagai pemilik dan penyewa, tak ada masalah apapun hingga datang bayi di depan rumah mereka. Kesalah pahaman pun terjadi hingga mengharuskan mereka menikah dan merawat sang bayi sampai menemukan orang tua kandungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ka Umay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan.
Banyak hal yang tidak bisa dijelaskan, kesalahpahaman yang berujung berantakan. Mengingat kejadian beberapa minggu ini membuat Myesha ingin tertawa.
"Kenapa ketawa?" tanya Faiq, masih menyetir mobil menuju Metro lewat Jepara.
Jalan lintas timur ramai seperti biasa, mobil Avanza putih milik Faiq melaju sempurna tanpa masalah. Baru setengah jam mereka meninggalkan rumah, mengisi bensin di pom sebelum melanjutkan perjalanan.
Mata Myesha beralih ke samping, melihat sungai yang biasa untuk wisata gratis bernama curup. Airnya jernih.
"Lucu aja sekarang kita harus mengurus bayi, terikat pernikahan dan status keluarga."
Mobil masih melaju, kini hamparan sawah terlihat menghijau. Menyegarkan mata Myesha yang sudah lama tidak keluar rumah karena sibuk menggambar.
"Walaupun kacau tapi lumayan lucu."
Faiq melihat kaca, Yuno tertidur nyenyak di belakang setelah menangis kencang sebelum berangkat. Cucut, kura-kura kesayangannya tak lupa dibawa lagi ke rumahnya di Metro. Serta yang membuat repot adalah berbagai makanan dan kado milik mereka. Sungguh memenuhi mobil.
Myesha masih memandang hamparan sawah. Terlihat hijau dan segar. Ia tersenyum, teringat kenangan bersama alamarhum kakek dan neneknya.
"Kamu suka pemandangan? Kenapa tidak menjadi pelukis saja?"
Ternyata sedari tadi Faiq memerhatikan. Myesha kembali ke posisi duduknya. Melihat ke depan. Banyak mobil truk pengangkut barang yang lewat. Jalan ini merupakan akses penting menuju dermaga sebelum ke pulau Jawa.
"Aku lebih suka membuat komik," jawab Myesha.
"Padahal kalau jadi pelukis kamu bisa membuka galeri mu sendiri." Faiq mengomentari jawaban Myesha, matanya masih fokus menyetir.
"Aku tidak tertarik, karena bagiku membuat komik seperti menciptakan dunia dan takdir yang kuinginkan."
Masih terasa di ingatan gadis itu ketika pertama kali menggambar, menginjak SMP ia tumbuh dalam kesepian di dalam kamar kos. membuat gadis itu memiliki banyak waktu menggambar. Ia menggambar karakter gadis yang dikelilingi keluarga. Dicintai semua orang di mana pun berada.
Berawal dari berhayal Myesha mengembangkan dalam bentuk kisah, lama kelamaan menggambar menjadi kebutuhan meluapkan emosi. Ia merasa puas menciptakan dunia yang bisa dia kendalikan.
Bersama para karakter komiknya Myesha tumbuh dewasa, menginjak bangku SMA gadis itu semakin giat menggambar sampai memenangkan berbagai lomba.
Dia juga bisa kuliah berkat menggambar. Ayahnya tak ingin membiayai kuliahnya, meminta Myesha bekerja saja supaya bisa hidup mandiri tanpa meminta uang dari keluarga lagi. Dengan susah payah gadis itu berjuang menghasilkan uang demi kuliah.
"Aku belum sempet baca komikmu."
Mendengar itu mata Myesha beralih kepada Faiq, ia tersenyum.
"Tidak usah, lagi pula komikku sepertinya harus tamat secepatnya. Oh ya, Mas sendiri kenapa jadi dokter?"
Pertanyaan Myesha membuat Faiq diam sejenak.
"Karena aku sakit hati," jawabnya kemudian.
"Oh, pasti sakit hati karena melihat ketidak adilan. Makanya Mas bertekad menjadi dokter supaya bisa membantu orang-orang."
"Hahaha ... bukan. Kamu ini terlalu berada di dunia hayal. Kenyataannya dunia tidak seperti itu, Sha."
Mobil memasuki daerah Jepara, kini ada dua jalur. Jalanan semakin besar. Mobil fuso pembawa barang menjadi dominan.
"Lalu?"
"Emb ... ketika SD aku menyatakan cinta ke temen sekelasku. Lalu dia menolakku dengan alasanan gigiku hitam dan berlubang. Dia bilang itu penyakit menular. Sejak saat itu aku bertekad menjadi dokter gigi dan membuat gigiku seputih susu."
Alasan yang cukup bisa diterima Myesha. Setidaknya sekarang dia tahu bahwa tidak semua orang yang menjadi dokter memiliki alasan mulia. Contohnya adalah Faiq, satu sisi yang baru Myesha ketahui hari ini.
"Oh ya, tadi ibu menitipkan ini. Katanya Mas wajib dateng."
Tas yang berada di belakang ditarik oleh Myesha, gadis itu merogoh isinya. Mencari benda berwarna merah yang tadi dititipkan untuk Faiq.
Tak butuh waktu lama Myesha mendapatkan benda itu, ia menyodorkan kepada Faiq yang menyetir.
"Undangannya siapa?" tanya Faiq masih fokus pada jalan setelah melirik sekilas.
"Namanya Sasha dan Gilang."
"Akhirnya dua orang lucknut itu menikah."
Pertama kali mendengar Faiq berbicara kasar membuat Myesha terpaku, wajah Faiq langsung muram dan kesal.
"Memang mereka siapa?"
"Mantan sahabat dan mantan pacarku."
Faiq menjawab tanpa melihat Myesha sedikitpun. Ia melambatkan mobil dan mengambil air mineral, meminumnya seperti orang kehausan. Sejenak pria itu melihat jam, hampir pukul dua. Satu jam lagi perjalanan mereka sampai Metro.
Ada musola di depan, mobil Avanza itu memasuki halaman.
"Solat dzuhur dulu, Sha."
"Oh iya."
.
.
.
Bersambung.
Kalo suka cerita ini jangan lupa like, komen, vote dan share. Makasih.
aku juga tinggal d METRO Lampung thor 😁
entah lh, seperti pernah membaca novel mu ini sebelumnya, tapi kemudian bingung... serasa baru baca pertama kali.
jangan2 aku ketularan jadi Riki🤪🤪🤪🤪
apa aku salah orang ya(author)🤔🤔🤔
ngakak terus aku di setiap judulnya😆😆
sampai anak ku bingung aku kenapa, karena sudah lama aku nggak ketemu novel gokil abis seperti ini. alur ceritanya pun sangat apik menurut ku😍😍