NovelToon NovelToon
Cincin Peninggalan Kakek

Cincin Peninggalan Kakek

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:26.2k
Nilai: 5
Nama Author: RivaniRian21

Di sebuah desa kecil di lereng Gunung Sumbing, Temanggung, hidup seorang pemuda bernama Arjuna Wicaksono. Sejak kecil, ia hanya tinggal bersama neneknya yang renta. Kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan saat ia masih balita, sementara kakeknya telah lama pergi tanpa kabar. Hidup Arjuna berada di titik terendah ketika ia baru saja lulus SMA. Satu per satu surat penolakan beasiswa datang, menutup harapannya untuk kuliah. Di saat yang sama, penyakit neneknya semakin parah, sementara hutang untuk biaya pengobatan terus menumpuk. Dihimpit keputusasaan, Arjuna memutuskan untuk merantau ke Jakarta, mencari pekerjaan demi mengobati sang nenek. Namun takdir berkata lain. Malam sebelum keberangkatannya, Arjuna menemukan sebuah kotak kayu berukir di balik papan lantai kamarnya yang longgar. Di dalamnya tersimpan cincin perak kuno dengan batu safir biru yang misterius - warisan dari kakeknya yang telah lama menghilang. Sejak menggunakan cincin itu, kehidupanNya berubah drastis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RivaniRian21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dejavu?

Keramaian di lapangan utama Universitas Nusantara Global terasa memekakkan telinga. Ratusan mahasiswa baru, lautan kemeja putih, berkumpul dengan wajah penuh semangat dan sedikit cemas. Tawa, obrolan, dan teriakan dari para senior panitia OSPEK bercampur menjadi satu simfoni yang menandai dimulainya kehidupan kampus.

Arjuna dan Aulia berjalan memasuki kerumunan itu, mencari barisan untuk fakultas mereka. Kehadiran mereka berdua yang berjalan berdampingan langsung menarik perhatian.

"Eh, lihat deh! Itu bukannya yang peringkat satu sama peringkat dua, ya?" bisik seorang mahasiswi pada temannya.

"Yang namanya Arjuna sama Aulia itu? Beneran! Kok mereka bisa barengan?" sahut temannya, matanya tak lepas dari mereka.

Gosip menyebar secepat api di antara para mahasiswa baru. Nama Arjuna Wicaksono, sang jenius misterius dari desa, dan Aulia, yang sudah terkenal di kalangan tertentu karena kecantikan dan auranya yang dingin, kini menjadi topik pembicaraan utama. Fakta bahwa mereka berdua datang bersama menciptakan berbagai macam spekulasi. Apakah mereka sudah saling kenal sebelumnya? Apakah ada hubungan spesial di antara mereka?

Arjuna, yang tidak terbiasa menjadi pusat perhatian, merasa sedikit tidak nyaman. Ia bisa merasakan puluhan pasang mata menatapnya, beberapa dengan kekaguman, beberapa dengan rasa penasaran, dan beberapa dengan tatapan iri. Di sampingnya, Aulia tampak tidak terpengaruh sama sekali. Ia tetap berjalan dengan kepala tegak, seolah tidak peduli dengan bisik-bisik di sekitarnya.

Saat mereka menemukan barisan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, acara pun dimulai. Dari atas panggung utama, seorang senior dengan jaket almamater dan pengeras suara mulai berteriak-teriak, memberikan instruksi.

"SELAMAT PAGI, ADIK-ADIK MAHASISWA BARU!"

"PAGI, KAK!" jawab kerumunan serempak.

Beberapa anggota BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang menjadi panitia inti mulai memperkenalkan diri. Mereka berjalan di depan barisan, menatap para maba dengan tatapan sangar yang dibuat-buat, khas acara OSPEK.

Saat itulah, mata Arjuna menangkap sesuatu yang membuatnya terdiam. Di antara para senior panitia yang berjalan dengan angkuh itu, ada satu wajah yang sangat ia kenali. Wajah tampan dengan seringai sinis yang sama.

Rian.

Pria yang ia permalukan di mall beberapa minggu lalu. Kini, ia berdiri di sana, mengenakan jaket almamater UNG, menatap barisan mahasiswa baru dengan tatapan seorang penguasa. Di sekelilingnya, ada beberapa temannya yang juga menjadi panitia, geng yang sama yang waktu itu menertawakan Aulia.

Jantung Arjuna berdebar sedikit lebih kencang. Dunia ini ternyata begitu sempit.

Seolah ditakdirkan, pandangan Rian menyapu barisan dan berhenti tepat saat matanya bertemu dengan mata Arjuna. Seringai di wajah Rian seketika lenyap, digantikan oleh tatapan tajam yang penuh kebencian. Kilatan amarah dan janji pembalasan yang tertunda terlihat begitu jelas. Ia seolah berkata, 'Jadi, di sini kau rupanya. Kau masuk ke dalam kandangku.'

Rian tidak mengatakan apa-apa, tapi tatapan matanya sudah lebih dari cukup. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Aulia yang berdiri tak jauh dari Arjuna, dan tatapannya menjadi lebih rumit, campuran antara marah, sesal, dan benci.

Arjuna menghela napas pelan. Ia menatap ke arah panggung, ke arah para senior yang berteriak-teriak, lalu kembali ke arah Rian yang masih menatapnya dengan tajam dari kejauhan.

‘Sepertinya,’ gumam Arjuna dalam hati, menatap lurus ke depan dengan ekspresi yang kembali tenang. ‘Kuliahku ini... tidak akan tenang.’

Ia tahu, selain perlombaan akademis dengan Aulia, kini ia memiliki musuh nyata di dalam kampus. Musuh yang punya kekuasaan, koneksi, dan dendam pribadi padanya. Petualangannya di Universitas Nusantara Global akan jauh lebih rumit dari yang pernah ia bayangkan.

Hari pertama OSPEK di Universitas Nusantara Global berjalan dengan lancar. Meskipun melelahkan, dengan berbagai sesi perkenalan dan instruksi dari para senior, Arjuna menikmatinya. Ini adalah langkah pertama dari mimpinya, dan ia menyerap semuanya dengan penuh semangat.

Saat acara hari itu selesai dan para mahasiswa baru mulai membubarkan diri, Aulia menghampiri Arjuna yang sedang merapikan tasnya.

"Mau pulang bareng?" tawar Aulia, nadanya datar seperti biasa, namun tawaran itu sendiri terasa seperti sebuah kemajuan dalam hubungan mereka.

Arjuna menoleh dan tersenyum tipis. "Terima kasih tawarannya, Aulia. Tapi aku harus langsung ke tempat kerja."

Aulia mengangkat sebelah alisnya, sedikit terkejut. "Kerja? Hari pertama selesai kuliah kamu langsung kerja?"

"Iya, ada beberapa hal yang harus dibiayai," jawab Arjuna sederhana, tidak merinci.

Aulia tidak bertanya lebih jauh. Ia hanya mengangguk mengerti, lalu berbalik dan pergi. "Hati-hati," hanya itu kata yang ia ucapkan sebelum menghilang di antara kerumunan.

Arjuna pun memulai perjalanannya menuju lokasi proyek. Di dalam angkot yang melaju tersendat, ia melepas penat. Namun, perjalanannya terhenti. Di depan, lalu lintas macet total. Suara klakson bersahut-sahutan dan banyak orang berlari ke satu arah.

"Ada kecelakaan kayaknya di depan," kata sopir angkot pada penumpangnya.

Arjuna, yang duduk di dekat pintu, menjulurkan kepalanya keluar. Ia melihat kerumunan orang di depan. Rasa penasaran dan naluri aneh mendorongnya. Ia membayar ongkosnya dan turun dari angkot.

Saat ia mendekati kerumunan itu, sebuah perasaan dingin yang akrab menjalar di punggungnya. Dejavu.

Ia menembus kerumunan dan pemandangan di hadapannya membuat jantungnya mencelos. Seorang kakek tergeletak tak sadarkan diri di aspal panas, sementara seorang nenek menangis histeris di sampingnya. "Tolong... tolong, suami saya... tiba-tiba jatuh..."

Pemandangan ini, tangisan ini, kepanikan ini... semuanya terasa seperti gema dari tragedi yang pernah ia saksikan di dekat warung makan tempo hari.

Secara refleks, matanya terfokus pada sang kakek. Cincin di jarinya berdenyut. Pandangannya berubah. Kali ini, ia tidak melihat gumpalan bakso. Ia melihat sesuatu yang lebih rumit. Ia melihat jaringan pembuluh darah di dalam tubuh sang kakek. Dan di sana, di salah satu arteri utama yang menuju ke jantung, ia melihat sebuah gumpalan darah berwarna gelap yang menyumbat aliran sepenuhnya. Penyumbatan darah.

"Sabar ya, Nek! Ambulans sudah dihubungi!" teriak seseorang dari kerumunan.

Arjuna tahu menunggu ambulans adalah hukuman mati. Ia harus melakukan sesuatu. Namun, saat ia baru akan melangkah maju, seorang wanita dengan percaya diri menerobos kerumunan.

"Permisi, beri jalan! Saya seorang perawat!" katanya dengan suara tegas.

Orang-orang langsung memberinya jalan. Wanita itu berlutut, melakukan pemeriksaan singkat, dan dengan cepat mengambil kesimpulan yang salah.

"Pasien henti jantung! Saya akan mulai CPR!"

Ia lalu mulai menekan dada sang kakek dengan ritme yang cepat, persis seperti yang dilakukan 'dokter' palsu di insiden sebelumnya.

Arjuna membeku di tempatnya. Ia melihat pemandangan itu dan tidak bisa menahan seulas senyum kecut yang terukir di bibirnya. Sebuah senyum yang penuh dengan kepahitan.

Sejarah berulang. Pola yang sama, dengan aktor yang berbeda. Seorang penolong yang berniat baik namun salah diagnosa. Kerumunan yang menaruh harapan pada orang yang salah. Dan seorang pria tua yang sekarat karena masalah yang sama sekali berbeda dari apa yang sedang coba ditangani.

Arjuna hanya bisa berdiri di sana, menjadi satu-satunya saksi bisu yang mengetahui kebenaran, terjebak dalam ironi takdirnya yang kejam.

1
agus purnomo
kopi plus vote suhu
biar nulisny makin lancar...💪
Was pray
kalau merasa terbebani dengan cincin warisan kakeknya ya dilepas saja Juna, daripada kamu mengeluh terus, kayaknya gak ikhlas menerima takdirmu juna
Aman Wijaya
jooooz jooooz gandos lanjut terus
Aman Wijaya
lanjut terus Thor
Aman Wijaya
top markotop ceritanya Thor lanjut
Aman Wijaya
jooooz pooolll lanjut terus
4U2C
𝘆𝗮 𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗮𝘀𝗮𝗹 𝘂𝘀𝘂𝗹𝗺𝘂 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝗯𝗶𝗮𝗿 𝗽𝗮𝗿𝗮 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 𝘀𝘂𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗸𝗶𝘀𝗮𝗵𝗺𝘂..
4U2C
𝗷𝗮𝘂𝗵𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴-𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗼𝗻𝗴𝗹𝗼𝗺𝗲𝗿𝗮𝘁 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗸𝗮𝗺𝘂 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘀𝗼𝘀𝗼𝗸 𝗸𝗼𝗻𝗴𝗹𝗼𝗺𝗲𝗿𝗮𝘁 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂𝗵 𝗻𝘆𝗮,,𝗶𝘁𝘂 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝘀𝘂𝗹𝗶𝘁𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽𝗺𝘂 𝗻𝗮𝗻𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮,,𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗮𝗽𝗮-𝗮𝗽𝗮 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗮𝗱𝗮 𝗺𝘂𝗻𝘀𝘂𝗵𝗺𝘂 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝗱𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮-𝗱𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮..𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗹𝗮𝗵 𝗿𝗲𝗻𝗱𝗮𝗵 𝗵𝗮𝘁𝗶 𝗯𝗮𝗻𝘁𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗻𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗺𝗽𝘂..𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗴𝗶𝘂𝗿 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘆𝗮 𝗿𝗮𝘆𝗮..
4U2C
𝗽𝗮𝗰𝗮𝗿 𝗺𝗶𝗮 𝗥𝗜𝗔𝗡 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗦𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗗𝗜𝗢𝗡,,𝗮𝗽𝗮 𝗮𝗱𝗮 𝗵𝘂𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗗𝗜𝗢𝗡 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗠𝗜𝗔 𝘆𝗮,,𝗱𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗴𝗶 𝗸𝗲𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗮𝘄𝗮𝗹 𝗶𝗯𝘂 𝗟𝗜𝗔𝗡𝗔 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗠𝗜𝗔,,𝗺𝗲𝗹𝗮𝗺𝘂𝗻,𝗮𝗽𝗮 𝗺𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗺𝗲𝗹𝗼𝗻𝗴𝗼..𝗮𝗸𝘂 𝘀𝗮𝗿𝗮𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝗱𝗲𝗸𝗮𝘁 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮..𝗺𝗮𝘂 𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝗯𝗶𝗮𝘀𝗮 𝗮𝗷𝗮 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗸𝗲𝗿𝗮𝘀,,𝗱𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁𝗶 𝗴𝗮𝗱𝗶𝘀 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗶𝗮𝘀𝗮,,𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗠𝗜𝗔 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗔𝗨𝗟𝗜𝗔,,𝗽𝘂𝘁𝗿𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘆𝗮..
agus purnomo
kopi lagi suhu
Aman Wijaya
lanjut terus Thor semangat semangat ditunggu lagi updatenya 💪💪💪 sehat selalu untukmu Thor sehingga bisa berkarya terus
Aman Wijaya
Arjuna rasa disidak seperti seorang terpidana lanjut terus Thor lanjut
Aman Wijaya
jooooz pooolll Thor 💪💪💪
Aman Wijaya
babat semuanya Juna jangan beri ampun bikin mereka semua tidak bisa bangun
Aman Wijaya
top top markotop lanjut terus Thor semangat semangat semangat
Aman Wijaya
lanjut terus Thor lanjut
Aman Wijaya
jooooz jooooz pooolll Thor lanjut terus
Rita Natalia
Dion siapa ya ?
Achmad
ayo Thor lanjut semangat jangan kendor
Achmad
semangat Thor lanjut semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!