Qing Shuang berjuang untuk menjadikan suaminya Han Feng, dari seorang pangeran terbuang hingga berkahir sebagai putra mahkota.
Berguru pada Guru Negara yang bahkan harus di hormati oleh kaisar, selama tiga tahun.
Mengatur strategi melawan semua pangeran yang memiliki kekuasaan lebih besar.
Tapi.
Bukannya rasa cinta yang didapatkan olehnya. Dirinya diceraikan pada malam pernikahan. Han Feng ternyata hanya memanfaatkannya, untuk mendapatkan kekuasaan. Sedangkan yang dicintai Han Feng adalah adik Qing Shuang, bernama Zhu-Zhu.
Dirinya dituduh berselingkuh, ibu asuhnya dibunuh. Ayah kandungnya bahkan seluruh keluarganya malah mendukung sepupunya.
Qing Shuang dibuang dalam keadaan sekarat ke makam masal. Di luar dugaan, wanita itu berusaha bangkit. Meraih uluran tangan guru negara.
Pria berambut panjang putih yang telah menjadi gurunya selama 3 tahun itu berucap."Ingin membunuhnya sekarang? Atau perlahan..."
"Perlahan..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kagum
Tapi baru saja melangkah beberapa langkah.
Brak!
Dirinya dipukul hingga tidak sadarkan diri. Sedangkan Ming Yuan menghela napas melirik ke arah pengawal yang ditugaskannya untuk menjaga Qing Shuang.
"Hanya memancing permaisuri keluar kalian membutuhkan bantuanku?" Tanyanya pada pengawalnya.
"Maaf tuan...tapi kami sudah menunggu selama 3 jam. Sama sekali tidak mendapatkan celah, permaisuri keluar seorang diri." Sang pengawal menghela napas kasar. Mengangkat tubuh permaisuri.
"Dimana Qing Shuang?" Tanya sang pemuda berambut putih panjang.
***
Perlu waktu yang cukup untuk memanggil para gadis bangsawan. Membawa mereka dengan dalih yang tidak masuk akal. Berjalan-jalan malam, benar-benar putri mahkota yang terlihat sungguh aneh.
Kala melewati balai upacara, seperti rencana suara aneh terdengar.
"Sudah...aku sudah lelah... hentikan."
"Sedikit lagi...ah... sedikit lagi."
Suara seorang wanita serta suara seorang pria bersahut-sahutan. Hawa yang dingin menambah seru permainan.
"Bu... bukankah itu balai upacara? Siapa yang berbuat mesum di kuil?"
"Tidak disangka. Berani-beraninya, ada banyak biksu dan pendeta. Bahkan di depan patung dewa."
"Ah... membuat malu saja."
Itulah yang diucapkan para gadis bangsawan yang dibawa oleh Zhu-Zhu. Senyuman menyungging di wajahnya, lebih tepatnya hanya senyuman sesaat. Sepersekian detik raut wajahnya berubah menjadi sedih, bagaikan penulis yang kesulitan mengalahkan retensi. Maaf...salah bagaikan bunga Peony mendayu-dayu kelebihan air.
"Ja... jangan-jangan itu kak Qing. Hanya kakak yang tidak ada disini." Ucap Zhu-Zhu cemas.
"Benar! Nona Shen sama sekali tidak terlihat. Astaga! Mungkin..." Putri bangsawan berbaju biru menutup mulutnya sendiri merasa salah bicara.
"Untuk mengetahuinya kita harus membuka pintu." Putri bangsawan berbaju kuning berucap penuh senyuman.
"Tapi memalukan! Jika ketahuan mungkin akan dihukum." Putri bangsawan berbaju peach takut-takut berani.
"Kebenaran harus terungkap. Siapapun yang salah, apapun statusnya harus dihukum." Ucap Zhu-Zhu menangis sesenggukan. Walaupun dalam hatinya bahagia bagaikan memenangkan lotre.
Kala dirinya mendorong pintu. Dalam imajinasinya sosok Qing Shuang yang bertingkah liar dengan pria kotor akan terlihat.
Tapi, aroma tipis dupa tercium kala pintu terbuka. Mungkin tidak disadari oleh semua orang. Karena aliran udara yang keluar bebas kala pintu terbuka.
"Kalian!" Teriak Zhu-Zhu.
Para putri bangsawan menatap tidak percaya. Ada yang menutup wajah mereka menggunakan kipas. Permaisuri terlihat di sana dengan pakaian tidak rapi, serta putra mahkota, yang melakukan...
Mereka sama sekali tidak sedarah. Karena ibu kandung putra mahkota (Han Feng) merupakan selir yang meninggal setelah melahirkannya. Tapi bukankah ini benar-benar tidak pantas?
"Tidak disangka..."
"Mencintai yang mulia permaisuri diam-diam, putra mahkota sungguh begitu pemberani."
"Sttt... nanti kepala kita bisa melayang."
Para wanita bangsawan menahan tawa mereka. Kala menatap ke arah permaisuri yang menutup mata terlihat kelelahan. Begitu pula dengan putra mahkota.
"Bibi! Han Feng..." Tidak dapat menahan diri lagi. Zhu-Zhu mengguncang tubuh mereka membangunkan.
"A...apa yang terjadi? Aaaa.....!" Teriak permaisuri menyadari pakaiannya berantakan. Walaupun tubuhnya tertutup pakaian, tapi perasaan setelah berhubungan badan dirinya benar-benar mengetahuinya.
Sedangkan Han Feng segera berpakaian.
"Tidak disangka..."
"Astaga..."
"Menjijikkan..."
Bisik-bisik para gadis bangsawan menghinanya. Mungkin tanpa disadarinya ini begitu familiar. Untuk menduduki tahta permaisuri entah berapa selir yang disingkirkannya dengan cara licik. Menggunakan obat, racun, serta pembunuhan yang disamarkan menjadi bunuh diri.
"Kenapa jadi seperti ini!?" Teriak Han Feng kehilangan akal.
"Pengawal!" Panggil permaisuri kala tubuhnya telah ditutupi sempurna oleh Zhu-Zhu."Tangkap semua wanita bangsawan yang hadir hari ini!"
"Aaa...aaa!!"
Teriak mereka kala para pengawal mulai menangkap mereka."Ta... tangkap semuanya. Panggil cenayang, agar menggunakan serangga Gu pada tubuh mereka. Jika mereka sedikit saja menyebarkan tentang apa yang mereka lihat. Maka mereka akan mati."
"Ampuni hamba yang mulia permaisuri!"
"Hamba tidak akan mengatakannya. Lepaskan hamba."
"Lepas... tolong..."
Itulah kekuasaan. Bahkan putri dari Adipati berada di tempat ini. Mereka semua harus dibungkam.
"Yang mulia permaisuri! Ampuni aku ..." Putra mahkota berlutut.
Plak!
"Kamu sama saja seperti ibumu! Benar-benar bodoh! Sudah mengetahui Shen Qing tidak mudah dihadapi tapi kalian malah menggunakan cara murahan seperti ini. Benar-benar sial! Menyulitkanku!" Teriak permaisuri usai menampar putra mahkota.
"Maafkan hamba..." Ucap sang putra mahkota mengepalkan tangannya. Shen Qing Shuang bukan orang yang mudah. Akan menjadi pedang tajam untuk menghabisi musuh. Tapi, kala berbalik menyerangnya, rasanya dirinya akan dapat mati kapan saja.
"Dimana Shen Qing Shuang!?" Tanya permaisuri murka.
"Setelah meminum arak, dia berjalan pergi sempoyongan. Kemudian kepalaku terasa berat. Aku hanya mengingat dan ingin... tidak mengetahui apa yang terjadi. Kesadaranku menghilang... maafkan aku Permaisuri." Lanjut putra mahkota.
"I...ini salah Qing Shuang! Jangan salahkan putra mahkota. Dia menjebak kita. Benar-benar keji!" Teriak Zhu-Zhu terisak-isak dalam tangisannya.
"Kita harus menangkapnya. Lebih baik bunuh dia langsung..." Permaisuri mengepalkan tangannya. Tidak akan membiarkan wanita murahan itu hidup. Jika kaisar mengetahui ini, dirinya diturunkan dari jabatan permaisuri. Tidak hanya itu, mungkin dikurung selamanya dalam istana dingin. Tidak dapat bangkit lagi. Semuanya sama sekali tidak boleh didengar oleh kaisar.
***
Telah berpakaian rapi. Serangga Gu juga telah ditanamkan dalam tubuh para putri bangsawan yang menyaksikan. Mulut mereka harus tertutup rapat, jika mengkhianati permaisuri maka akan mati perlahan.
Permaisuri, putra mahkota, juga putri mahkota melangkah cepat diikuti pengawal dan dayang. Hingga pada akhirnya Shen Qing terlihat tengah duduk seorang diri, menikmati sup hangat pereda mabuk di bawah guguran bunga sakura.
"Tangkap dia!" Perintah permaisuri.
Kala para pengawal hendak melangkah mendekat. Shen Qing tersenyum."Hamba memberi hormat pada yang mulia Permaisuri. Hamba memberi hormat pada yang mulia putra mahkota. Hamba memberi hormat pada yang mulia putri mahkota." Terlihat tenang, tidak ketakutan sama sekali.
"Tangkap dia! Atas tuduhan penghinaan terhadap keluarga kekaisaran dan percobaan pembunuhan---" Kalimat permaisuri terhenti kala suara seseorang terdengar.
"Kalian berani melukai muridku?" Suara yang begitu indah. Menenangkan tapi juga terdengar tegas.
Zhu-Zhu maupun permaisuri tertegun menatapnya. Anehnya hanya karena perubahan gaya dan warna rambut serta warna pupil mata, Zhu-Zhu tidak dapat mengenali orang ini.
Menggunakan pakaian berwarna putih. Gerak-geriknya terlihat tenang dan anggun. Wajahnya tanpa senyuman terlihat dingin. Pupil matanya berwarna biru terlihat begitu indah. Rambut panjang berwarna putih tergerai rapi, dengan hiasan rambut terbuat dari perak di sisi kiri dan kanannya.
"Orang ini..." Zhu-Zhu menghela napas mengagumi pemuda paling rupawan yang pernah ditemuinya. Wajah yang benar-benar tidak manusiawi.
Terdapat dekrit dari kaisar pertama. Bahkan jika kaisar dan keturunannya bertemu dengan guru negara harus menunduk memberi hormat. Pria yang telah berusia 256 tahun, yang memiliki andil besar dalam berdirinya kekaisaran.
"Hamba memberi hormat pada guru negara..." Han Feng berlutut, dengan cepat.