Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Saat Arman akan kembali menyerang Kayya dia langsung ditangkap oleh aparat petugas disana karena membuat keributan dan menyerang pengunjung.
"Aku tidak akan tinggal diam setelah ini, aku akan pastikan kalian bayar mahal semua ini, aku bersumpah". Ucapnya dengan mata menyala.
"Silahkan jika kau berani Arman, aku punya ibu dan adikmu yang bisa aku singkirkan jika kamu berani menyentuh keluargaku, aku bukan kak Hana yang hanya akan diam ketika aku ditindas". Ucapnya dengan tatapan tajam dan dingin.
Nafas Arman menderu sempurna, dia lupa jika ibu dan adiknya berkeliaran diluar padahal dia berada didalam penjara.
"Jika kamu berani menyentuh mereka, akan ku buat kamu menyesal Rukayyah, aku tidak main-main dengan perkataanku". Ucapnya penuh penekanan
Kayya hanya tertawa dingin dan sarkas.
"Dan kamu kira aku akan diam saja jika kamu melakukannya dan melukai keluargaku, aku akan lebih dulu menghancurkan mu sebelum kamu menyentuh mereka, kamu tidak mengenalku Arman, aku seorang dokter, meracuni tanpa orang tahu pun bisa kulakukan tanpa ada kata". Tatapan membunuh itu dia layangkan.
Aan terkesiap dan menelan ludahnya kasar melihat tatapan Kayya yang sangat berbeda itu, dia seperti seorang psikopat yang telah menemukan targetnya untuk di basmi.
"Jangan membangkitkan jiwa membunuhku Arman, kamu tidak akan pernah tahu apa yang bisa kulakukan pada keluargamu, jika aku mau bisa kuhabisi mereka sampai menjadi daging cincang dan kukirim kepadamu saat ini juga". Ucapnya dengan tajam.
Bahkan pengacara dan juga petugas polisi itu menatap Kayya dengan tatapan merinding dan ketakutan.
"Kau tidak akan bisa melakukannya". Ucap Arman ketakutan.
"Ku beritahu padamu, kamu bahkan tidak akan bisa memiliki keturunan setelah ini karena aku telah memberikan obat untuk menghambat kesuburan mu sebagai lelaki tanpa kamu tahu".
Kayya menyeringai jahat melihat wajah Arman yang tidak percaya mendengar perkataan nya itu
" Kau". Geramnya.
"Aku bisa melakukannya tanpa orang tahu dan juga sadari Arman jadi jangan coba melawanku apalagi mengganggu keluargaku, ini peringatan pertama dan terakhir dariku, jika kamu melakukannya akan ku buktikan kataku yang tadi tentang keluargamu".
Dia tertawa pelan seperti seorang psikopat yangs angkat senang melihat korbannya ketakutan, mereka semua merinding mendengar tawa jahat yang dikeluarkan Kayya barusan.
"Aku tidak akan pernah memaafkan kamu Kayya jika benar kamu melakukan semua itu padaku dan juga keluargaku, aku bukan orang yang akan menerima kekalahan seperti yang kamu pikirkan".
Dia tidak akan menyerah semudah itu pada orang yang telah membuatnya kehilangan masa depannya apalagi tidak bisa memiliki keturunan.
"Aku hanya mengabulkan keinginanmu itu Arman, bukankah selama ini kamu sendiri dengan lantang mengatakan jika tidak ingin memiliki keturunan dari Hana?, maka aku mengabulkan segala keinginanmu itu dan masalah harta itu telah kembali kepada pemiliknya".
Mata Arman melotot, rahangnya kembali mengeras mendengar perkataan Kayya yang ternyata tahu niatnya.
"Kurang ajar, kamu harus mati". Umpatnya berusaha memberontak dari cekalan petugas tapi tenaganya kalah dengan pegangan mereka.
"Tidak usah banyak bertingkah, setelah ini kamu akan dilaporkan kembali dengan pasal berlapis Arman, aku dan Hana telah melaporkan kamu atas penipuan dan juga pemindahan aset ilegal serta kekerasan dalam rumah tangga, bersiap saja membusuk dipenjara".
Tawa Kayya kembali menggema, wajahnya memancarkan perlawanan yang berat apalagi melihat kebencian dimata Arman padanya.
"Ayo kita pergi, bye bye Arman, selamat membusuk didalam sini". Kayya melambaikan tangannya sambil mengejek Arman yang terus memberontak dan berusaha melepaskan diri dari cekalan petugas.
"Wanita sialan, aku pasti membalas mu". Teriak Arman meronta-ronta.
Petugas yang memegang Arman pun meradang mendengar teriakan dan pemberontakan yang dilakukannya
"Berisik, diamlah". Hardiknya dengan kasar dan garang.
Arman terdiam setelah dibentak tapi wajahnya memerah menahan amarah yang bergejolak dimatanya, tangannya mengepal erat sampai kukunya memutih.
"Aku akan memberi tahu ibu tentang ini, aku akan menyuruh ibu melakukan sesuatu untuk membalas mereka, lihat saja kalian akan terima akibatnya". Monolognya dalam hati melihat kepergian Kayya penuh dendam.
Setelah mengurus keperluannya di kantor polisi dan melaporkan Arman sesuai perkataannya tadi, dia mengambil handphonenya dan meminta orang lain mencari keberadaan kedua keluarga Arman itu, dia harus melakukan antisipasi dengan berbagai cara, dia yakin Arman dan keluarganya tidak akan tinggal diam.
"Lakukan apa yang kukatakan, pastikan kalian menemukan keduanya dan pantau pergerakan mereka, kalian mengerti??". Ucapnya dengan tegas pada orang-orang diseberang telpon.
"Baik Bu bos, kami akan melakukannya".
"Bagus, aku tunggu secepatnya informasi dari kalian".
"Iya Bu bos".
"Oke terima kasih".
Kayya menyeringai sinis begitu sambungan telpon itu dimatikan.
" Aku akan melindungi keluargaku dari siapapun itu, apalagi hanya manusia parasit tidak tahu diri seperti kalian". Ucapnya pada dirinya sendiri.
Hari persidangan perceraian Hana dan Arman pun digelar, Arman dan Hana yang telah duduk didepan hakim pun sudah siap menjalani persidangan.
Disana ada Kayya dan beberapa orang suruhannya telah memantau jalannya sidang itu.
"Saya tidak ingin bercerai dengan istri saya yang mulia, saya tetap ingin mempertahankan pernikahan saya". Ucap Arman ketika hakim bertanya kepadanya.
" Tapi sayangnya saya tidak ingin melanjutkannya yang mulia, selain saya tidak punya perasaan lagi padanya, dia dan keluarganya telah menyebabkan kelumpuhan pada saya, belum lagi mereka menguras serta memanfaatkan harta saya selama ini". Tegas Hana dengan serius.
" Apa ibu Hana memiliki bukti yang menunjukkan semua yang ibu Hana katakan tadi?". Jaksa penuntut umum pun bertanya
"Tentu, pengacara saya akan memberikannya , saya tidak mau bersama manusia tidka tahu diri dan tidak tahu balas Budi seperti manusia disamping saya beserta keluarganya".
Wajah Arman memerah, Hana kini mempermalukan dirinya dihadapan semua orang dengan penghinaan luar biasa bahkan para pengunjung yang melihat sidang itu mulai mengolok-olok dirinya dengan mengatainya dengan sebutan parasit dan mocondo
"Ya ampun ada yah lelaki tidak tahu malu begitu, sudah numpang istri , eh malah ingin melenyapkan istrinya, sungguh tidak tahu diri, kalau aku, aku suruh orang saja untuk hilangkan dia dari muka bumi". Ucap salah satu dari pengunjung yang geram mendengar isi sidang ini
"Benar tuh, laki-laki kok tidak punya harga diri dan malu, tidak modal malah banyak tingkah".
Telinga Arman panas mendengar segala ejekan , hinaan dan caci makian dari mereka, wajahnya memerah bahkan nafasnya mulai memburu.
"Diam kalian, sembarangan kalau bicara". Hardiknya dengan keras bahkan dia berbalik dan berdiri sambil berkacak pinggang kepada mereka.
Bahkan suaranya menggelegar didalam ruangan itu tanpa memperdulikan kehadiran yang lainnya dalam ruangan itu.
"Uh..". Teriak para pengunjung itu dengan lebih heboh dari tadi.
"Hentikan teriakan anda pak Arman, ini bukan hutan sehingga anda bisa berbuat seenaknya disini". Tegur Hakim dengan sangat tegas.
nikmati hari hari mu di penjara Arman...
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??