Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 sama-sama kaget.
"Juwita...!! Kok, kamu di sini? Katanya jogging dengan Alina??"Evan dan Wita sama-sama sama kaget saat mereka bertemu di taman..
Sementara Alina sedang pergi ke toilet, berkali-kali Wita menelpon Alina supaya cepat kembali. Tapi sayang sekali Alina tidak merespon telepon Wita.. teleponnya terabaikan begitu saja tanpa dijawab.
"Jadi orang yang mau return barang Mas Evan??"tanya Wita. Ia tidak menjawab pertanyaan Evan melainkan balik bertanya.Evan langsung menggelengkan kepala..
"Bukan mas Evan .Tapi temennya mas Evan yang mau return barang. Ini orangnya, dan namanya Rio.. apa kamu penjual online itu? Oh iya, kamu belum menjawab pertanyaan Mas Evan. Alina ke mana?"Wita langsung menatap tajam laki-laki yang ada di sebelah Evan..
"saya penjual online itu mas, toko online juwita sari.. yang menjual pakaian wanita dan pria dan apa yang dipasang di etalase sesuai dengan yang saya jual dan yang saya kirimkan. Jika ada yang minta return karena kesalahan warna itu orangnya saja yang buta warna yang tidak bisa memilih warna."jawab Juwita.
Evan gusar Juwita tidak menjawab pertanyaannya di mana belahan jiwanya berada.
Dan Wita sangat bersyukur sekali bukan Evan yang order outfit di butiknya..
" Alina sedang ke toilet Mas..Oh orang itu, temannya mas Evan?? Menyebalkan sekali! Ini sudah fix ya, tidak ada tukar menukar lagi ya Om?? Urusan kita selesai sampai disini."sarkas Juwita.. lalu ia menyerahkan plastik besar yang ia packing rapi pada Rio begitupun Rio menyerahkan paper bag besar pada Wita.
"Enak saja ente, manggil ane om!! Denger ya ane masih muda belum jadi om-om.. yang namanya pembeli wajar dong minta ditukar... situ jadi penjual jangan emosian seharusnya ente memiliki rasa bersyukur Tante dengan rezeki yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala." Rio membalas ucapan Wita dengan panggilan tante dia tidak terima dipanggil om-om. Sementara dia masih muda belia menurut Rio.
berbeda dengan penilaian Wita Rio memang tampangnya sudah seperti om-om. Mungkin karena Rio blasteran Indonesia dan Timur Tengah tampang mukanya boros. Terlihat lebih tua daripada usia.Wita semakin meradang dipanggil tante.
"Sembarangan banget Lu manggil gua tante.. kapan gue nikah sama Om lu. Lu gak lihat muka gue imut, kalau lu baru pantas dipanggil om tampang lu kayak om-om."ucap Wita ketus. Evan menggelengkan kepalanya, melihat perdebatan kedua anak manusia itu, secara sekilas Wita dan Rio sangat mirip, hanya perbedaan warna kulit yang membedakan mereka.
"Sudahlah jangan berdebat terus kalian.. gue sumpahin jodoh lu."timpal Evan.
"Amit-amit dah punya jodoh laki perhitungan yang cerewet seperti ini."bantah Wita.
"Gue juga ogah punya jodoh perempuan emosian dan tidak memiliki rasa syukur."Rio kembali menyerang Wita. Saling Serang terus berlanjut hingga akhirnya keduanya capek sendiri.
Sementara itu Alina yang habis dari toilet, dikagetkan dengan kehadiran Zahra dengan laki-laki yang baru Alina lihat..
" Ara kamu jogging juga?? Ini siapa?"Zahra, tertawa cekikikan melihat wajah Alina. Yang terlihat bingung dan kaget.
"Biasa saja dong, jangan syok seperti itu? kakak.. kenalkan ini Bang Johan, cowok yang dijodohkan oleh kedua orang tua gue ka. Kakak ingatkan gue pernah cerita kalau gue mau dijodohin sama nyokap dan bokap dengan salah satu anak kerabat bokap.supaya silaturahmi tidak putus alasan kedua orang tua kami. Dan ini orangnya bang Johan namanya."jelas Zahra dengan senyum manisnya, menambah keimutan gadis bertubuh kecil itu.. Alina manggut-manggut saja mendengar penjelasan Zahra.
dalam hati Lina senang dan bahagia melihat Zahra, bisa mengambil keputusan yang tegas dan tepat.
Johan mengulurkan tangannya kepada Alina.
"Johan Mbak..!Senang berkenalan dengan Mbak Alina. Zahra banyak bercerita tentang Mbak Alina."ucap Johan, Alina membalas uluran tangan Johan..
"Alina...! Teman satu kantor Zahra, saya juga senang berkenalan dengan Bang Johan.. Semoga bisa menjadi yang terbaik untuk Zahra."lalu mereka bertiga terlibat dengan obrolan yang lumayan panjang.Dering telepon Alina,menghentikan percakapan mereka bertiga..
"Lin,lu dimana?Buruan ke sini gue sudah bertemu sama orang yang mau return barang."Alina, memasukkan kembali handphonenya ke dalam tas kecil yang di selempang kan di tubuhnya..
"Baik lah Zahra .Gue balik dulu, Wita sudah menunggu di cluster Nagoya.. kami sedang bikin janji dengan orang yang mau return barang orderan di butik Wita."Alina, berpamitan pada Zahra dan Johan..
"Gue ikut kak, Sudah lama tidak bertemu dengan kak Wita. Mau kan Bang bergabung dengan kak Wita dan kak Alina??"Zahra menatap Johan, dan Johan mengangguk setuju..
Akhirnya mereka bertiga pergi meninggalkan area toilet, menemui Wita di cluster Nagoya..
Ting.. Ting. Ting.
"Alina cepetan gue dikeroyok oleh om-om iya bawa teman. sementara gue sendiri."Alina Zara dan Johan lari sekencang-kencangnya supaya cepat sampai Lina semakin panik dan was-wasan Membaca pesan Wita..
Alina terpaku kaku, kakinya sulit sekali digerakkan. Setelah mengetahui siapa pria yang bikin janji dengan Juwita.
"Mas Evan!!"pekik Alina. Jantungnya berdegup dengan kencang, perasaan gelisah tak menentu yang dirasakan beberapa menit yang lalu Kini semua terjawab.
Benar firasat Alina, bahwa Evan lah orangnya yang belanja di butik Wita, dan minta return.
Bukan hanya Alina yang syok Johan pun demikian. Dia sangat kaget sekali melihat kedua atasannya ada di depan matanya..
"Pak Evan, Pak Rio!! Kok bisa bapak-bapak ada di sini? Jauh sekali Bapak main."tanya Johan, Evan dan Rio pun kaget bisa bertemu dengan karyawan mereka di lokasi yang sama.
Dunia tidak selebar daun kelor.tidak disangka-sangka, yang order berbagai jenis pakaian di toko Butik Wita adalah sahabat Evan, dan pacar baru Zahra adalah salah satu Staf IT,di kantor Evan dan Rio...
" kamu ngapain di sini Jo? Kalau saya memang sering ke sini lewat jalan sini ke rumah calon istri saya, wanita cantik yang ada di sebelah kamu itu,calon istri saya, dan rumahnya tidak jauh dari taman ini.. sangat wajar sekali kalau saya sering ke sini. Kalau kamu ngapain Di sini??"bukan Evan, kalau tidak ngeles.Alina menjebik bohong banget Evan ngaku-ngaku sering ke rumahnya Padahal baru tiga kali.
"Kalau saya memang rumahnya di sini pak. Dan ini calon istri saya Zahra namanya, teman satu kantor mbak Alina.. sempit sekali kan dunia ini Pak."sahut Johan, Wita dan Rio, seketika berhenti berdebat dan mereka mematung menyaksikan, hal unik yang terjadi hari ini.
"Terus Pak Rio ngapain Di sini?" Johan menatap Rio dan Wita. Bergantian.
" Pak Rio dan Mbak ini sangat mirip sekali, sepupunya Pak Rio kah?"tanya Johan lagi.
Akhirnya mereka berenam, berbincang-bincang santai di pinggiran danau taman Nusa indah.. urusan tukar menukar barang sudah selesai, bahkan Juwita dan Rio sudah damai dan tidak saling adu argumentasi lagi..
"Kita jalan aja yuk berenam,pak Rio dan Pak Evan bawa motor kan?? Sekali-kali bos bos besar main di kabupaten. Johan yang orangnya humble bisa mencairkan suasana.
Alina sangat bahagia sekali pagi ini tidak disangka-sangka bertemu lagi dengan pujaan hatinya.
Begitu juga dengan Zahra, perasaannya berbunga-bunga ternyata lelaki yang dijodohkan oleh ibunya. Bukan lelaki culun atau lelaki katrok,atau laki-laki udik yang tidak gaul Entah berapa banyak julukan Zahra ia samat kan pada Johan..
Tapi pagi ini mata hati Zara terbuka lebar, pilihan ibunya Memang Yang terbaik untuknya. Gadis imut itu sudah mantap memilih Johan untuk menjadi pendamping hidupnya.. walaupun saat ini Zahra belum jatuh cinta sama Johan, Zahra yakin berjalannya waktu dia akan bisa mencintai Johan.
Lalu mereka berenam bersiap-siap untuk pergi mencari kuliner yang ada di kabupaten itu.. dan Johan sebagai penunjuk jalan.
.