NovelToon NovelToon
Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: sriiwidiana

ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.

apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?

ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 33

 Pertunangan dan lamaran antara Ziah dan Andreas sudah menyebar ke seluruh sekolah, bahkan murid-murid di sekolah begitu heboh. Karena Ziah yang di kenal sangat ramah dan cantik jodohnya Andreas meski Andreas ganteng tapi dia duda.

 Ziah sudah di perpustakaan sejak tadi, dia sedang menemani kelas satria belajar. Murid di sana saling lirik lagu melihat ke arah Ziah.

"berarti beneran Bu Hanna udah mau nikah, liat gak di jarinya ada cincin. Sebelumnya kan gak ada." ucap salah satu siswi sambil berbisik.

"Iya, tapi gak papa meskipun pak Andreas duda dia ganteng jangan lupakan dia juga sangat kaya." timpal salah satunya lagi. Mereka semua serempak mengangguk.

"sat lu gak papa? Guru favorit lu tuh mau merit bentar lagi." ledek temannya. Semua menahan tawa melihat raut masam wajah satria.

 Bel istrahat berbunyi anak-anak itu sedang beberes, bersiap ke kantin. semua murid sudah meninggalkan perpus, tinggal Ziah sendiri yang masih di sana.

 ponsel Ziah yang berada di dalam tas berbunyi terlihat sebuah pesan masuk.

✉️"yank, udah ke kantin apa masih di perpus." pesan masuk dari Andreas.

📤"Zi masih di perpus mas. Tadi janjian sama Bu Lanny mau istrahat di kantin bi Asih." balas Ziah.

📥"ya udah, nanti Mas nyusul."balas Andreas.

Ziah tidak membalas pesan itu, saat Ziah keluar dari ruangan terlihat Bu Lanny sudah menunggunya di koridor. Mereka jalan beriringan menuju kantin. Terlihat banyak guru di sana sudah mulai mau makan.

"Kamu mau makan apa Zi?" tanya Bu Lanny. Begitu mereka sampai di kantin.

"Bakso aja Bu, lagi pengen yang kuah pedas." ucap Ziah sambil tersenyum.

"Ayo pesen dulu ibu juga makan bakso aja." timpal Bu Lanny.

 Setelah memesan makanan Ziah dan Bu Lanny mencari tempat duduk.

"persiapan pernikahan sampai mana Zi?" tanya Bu Lanny.

"hampir beres sih Bu, tinggal nyari undangan, cincin, baju buat akad sama setelah akad, sama reservasi tempat aja. Tadinya pengen di rumah kan rumah juga halamannya luas, tapi ibunya Mas Dreas gak setuju. Katanya masa nikahan anak gadis gak di rayain yang mewah." jelas Ziah.

"Tanggapan Andreas sendiri gimana?" tanya Bu Lanny. dia juga pernah berada di posisi seperti Ziah. Mau nolak juga sungkan apalagi baru Deket sama calon mertua.

"Mas Dreas malah setuju-setuju saja, dia bilang kan ini yang pertama buat saya. Emang dikira yang mau nikah di sini saya aja." omel Ziah. Seminggu ini perasaan yang cape mempersiapkan semuanya hanya dirinya, setiap kali di tanya Andreas akan menjawab "terserah mas ikut selera kamu".

"coba di obrolin aja sama Andreas, kan di sini yang mau nikah kalian berdua. Atau kalau gak Meu ribet kenapa gak di aula sekolah juga, biar yang gak ada yang sampe bilang gak tahu tempat." usul Bu Lanny. Ziah mengangguk serasa menemukan jalan keluarnya.

"iya ya Bu, kok Zi gak kepikiran." senyum Ziah merekah. Setidaknya itu bisa di jadikan opsi siapa tahu Andreas setuju.

 pesanan makan mereka datang bertepatan dengan kedatangan Andreas di sana juga.

"Mas gak di pesenin?" tanya dreas begitu sudah duduk di samping Ziah.

"Zi kan gak tahu mas mau pesan apa." ucapnya cuek. Andreas tidak mempermasalahkan itu, karena dia sadar belakangan ini Ziah sedikit uring-uringan. dari pada kena omel kekasihnya dia beranjak memesan makanan sendiri. Andreas kembali duduk di samping Ziah.

 Ziah dan Bu Lanny makan di selingi obrolan masalah murid-murid yang ada-ada saja tingkahnya.

"Nanti mau cari apa dulu pas pulang sekolah?" tanya Dreas.

"cincin sama undangan dulu aja. Kalo masalah untuk baju besok aja pas libur biasanya harus di cobain sama milih yang cocok." jelas Ziah. Andreas hanya mengangguk.

  Setelah istrahat mereka bertiga berjalan menuju ruangan masing-masing, Andreas merasa sedikit di abaikan oleh Ziah karena wanita itu malah terlihat asik berbincang dengan Bu Lanny dari tadi.

  Bel pulang sekolah sudah berbunyi, di pintu perpus sudah ada Andreas yang sedang menunggu Ziah. Kekasihnya itu masih membereskan meja kerjanya. Setelah di rasa rapih dia menghampiri Andreas sambil tersenyum.

 Mereka berdua berjalan menyusuri koridor menuju parkiran, dari acara lamaran waktu itu Ziah tidak pernah lagi membawa motor ke rumah karena Andreas akan menjemput nya.

 Motor Andreas melesat meninggalkan area sekolah, mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan terbesar di kota, karena di sana lebih lengkap. Niatnya Ziah sehabis nyari cincin dia akan sekalian memesan undangan.perjalanan hampir menempuh waktu satu jam, Andreas lupa seharusnya dia memakai mobil bukan motor. Tidak berselang lama keduanya sampai, setelah memarkirkan motor terlebih dahulu, mereka pun masuk ke pusat perbelanjaan.

 Toko yang di cari ada di lantai 3, Andreas dan Ziah menggunakan lift untuk sampai di sana. Tangan Andreas tidak pernah lepas menggenggam tangan Ziah. Ziah memasuki toko perhiasan, mereka mencari cincin nikah.

"Selamat sore, ada yang bisa saya bantu? Mbak nya nyari apa?" tanya pegawai toko tersebut.

"nyari cincin nikah mbak, tapi yang simple aja." ucap Ziah.

"coba sebelah sini mbak, siapa tahu ada yang cocok." ucapnya. Ziah tidak menjawab hanya tersenyum sambil melihat-lihat semuanya bagus membuat Ziah merasa bingung sendiri.

"Agak lama gak papa ya mbak soalnya pada bagus-bagus saya jadi bingung." ucap Ziah merasa tidak enak.

"iya gak papa, silahkan memilih dulu." jawabnya ramah.

 Saat sedang memilih perhatian Ziah tertuju pada cincin yang simple yang berada di kotak warna putih.

"Mbak untuk ukuran yang ini masih lengkap gak?" tanya Ziah sambil menunjukan pada cincin yang di inginkannya.

"iya masih mbak. Mbak nya mau yang ini?" tanyanya memastikan.

"Iya yang itu aja." jawab Ziah, dia tidak bertanya pendapat Andreas takut jawabannya akan membuat dia kecewa. Petugas datang sambil membawa 3 ukuran cincin.

"Di coba dulu, punya Mas nya juga ya. Takutnya nanti gak cukup." ucap pegawainya lagi.

Setelah menemukan ukuran yang pas, Ziah membayar menggunakan kartu yang waktu itu di berikan Andreas. Mereka pamit Begi selesai transaksi. Tujuan selanjutnya yaitu mencari tempat pemesanan undangan.

Toko yang di cari tidak jauh dari toko perhiasan tadi, Ziah masuk sambil menggandeng tangan Andreas. Mereka di sambut pegawai di sana.

"Mau nyari apa mbak?" tanya pegawai itu. Namun matanya malah fokus menatap ke arah Andreas. Ziah tidak menyadari itu.

"mau liat contoh model untuk undangan pernikahan mbak." ucap Ziah sambil tersenyum ramah, dia melirik ke arah pegawai itu. Dan ternyata petugas itu malah memperhatikan Andreas yang sedang duduk di sampingnya.

"Mbak." tegur Ziah karena tidak mendapat respon.

"Oh iya sebentar saya ambilkan dulu beberapa contoh." ucapnya sedikit gelagapan. Ziah tidak menggubris masalah itu yang terpenting pegawai tadi tidak membuat masalah.

Tidak berselang lama pegawai itu membawa beberapa contoh undangan. Ziah memilih-milih sekiranya yang bagus dan terlihat cantik. Dia memisahkan mana yang cocok atau tidak, setelah nya akan meminta pendapat Andreas.

"Mas ini ada beberapa yang cantik dan lucu-lucu, mas coba bantu pilih mau yang mana?" ucap Ziah sambil menjejerkan beberapa undangan di atas meja di hadapan Andreas.

Andreas menatap undangan itu setelah di perhatikan seksama olehnya memang semuanya bagus.

"Kamu mau yang mana? Mas terserah kamu aja. Mas manut aja." ucap Andreas.

Ziah yang merasa kesal atas jawaban Andreas memilih meninggalkan toko itu. dia juga sudah lelah tapi di saat seperti ini dia merasa percuma membawa Andreas karena ternyata tidak membantu sama sekali.

"Mbak saya lain kali aja balik ke sini ya, calon suami saya lelah jadi tidak bisa memutuskan sekarang." ucap Ziah, dia Lekas berdiri meninggalkan toko itu. Andreas yang melihat itu langsung mengikuti nya dari belakang. Dia sadar telah membuat kesalahan yang membuat Ziah marah.

Keduanya sampai di parkir, Ziah sudah berdiri di samping motor Andreas. Tidak ada percakapan dari dalam sampai sekarang Ziah masih bungkam.

ziah sampai di rumah dia tidak menawarkan Andreas untuk mampir, bahkan sekedar untuk pamit juga tidak. Ziah nyelonong pergi masuk ke rumahnya. Andreas hanya menatap Ziah di atas motornya, setelah itu dia melakukan motornya untuk pulang.

1
ndah_rmdhani0510
Gak espek banget Pak Andreas manggil Dek ke Ziah... Malah jadi ikutan senyum sendiri 😅
Aiko
Jleb banget emosinya!
Rukawasfound
Siapa bilang baca novel cuma buang-buang waktu? Ini me-time ku yang selalu bikin happy.
Sriiwidiana: terimakasih sudah memberikan komentar. jangan bosan ikuti kelanjutan ceritanya 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!