Reinkarnasi Untuk Mengubah Takdirku

"am ini hanya terciprat darah seekor kelinci saja! aku baru saja kembali dari latihan berburu di hutan! kalau begitu selamat menikmati waktu santaimu! aku akan membersihkan badan dulu! " ucap gala lalu pergi begitu saja

"eehh?? kenapa dia bersikap dingin lagi? terciprat darah kelinci kata nya ! ugh! memang nya kau se sibuk itu sampai meluangkan waktu untuk berlatih berburu sagala ! hem? tapi kalau di pikir-pikir minggu depan memang ada lomba berburu sih di balai kota! ah sepertinya seru?? lusa aku akan melihatnya!" gumam nandira

.... malam pun tiba

seluruh keluarga colombo berkumpul di villa brawijaya begitu juga nandira .

"nona muda! tuan tua belakangan ini tidak pernah menghabiskan makanannya.. sudah dua hari ini juga tuan kehilangan selera makannya. beliau bahkan tidak menyentuh makanannya sama sekali ! kalau kondisinya dibiarkan seperti ini terus saya khawatir tuan akan..." ucap pelayan di kediaman colombo yang melayani brawijaya

"shtttt! tenanglah!" ucap nandira. nandira kemudian masuk ke kamar ayahnya .

"ah putriku! uhukk!! uhukk!! ayah sepertinya sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi uhukk!!" ucap brawijaya batuk-batuk berdarah lagi

"tidak ayah! jangan berbicara seperti itu lagi! ayah pasti akan sembuh! percayalah pada putri!" ucap nandira sedih

"uhukk!! uhukk!! tapi tubuh ayah rasanya sudah mati rasa separuh nak! untuk berbicara pun ayah harus susah payah seperti berteriak! uhukk! maaf kan ayah ya nak ayah belum bisa menebus kesalahan ayah padamu! ayah belum bisa menjadi sosok ayah yang baik untuk mu! nandira mau kah kau berjanji pada ayah? berjanjilah kau akan tersenyum dan berbahagia selama hidup mu?!" lirih brawijaya

"ayah!! hikss ..! jika ayah berkata begitu ini hanya akan terdengar seperti sebuah perpisahan!" sedih nandira .

tak lama ayah nandira pun pingsan lalu semua orang yang panik memanggil dokter leo . naima juga datang melihat.

nandira melihat sosok naima langsung menarik tangannya.

"naima! dengarkan aku! aku tahu kau tak ingin menggunakan kekuatan itu lagi! tapi lihatlah ayahku naima! ayahku sangat membutuhkan pertolonganmu! aku mohon bantulah ayahku!" ucap nandira menangis sedih

"ah... baik baiklah nona! jangan menangis! saya akan mencoba membantu tuan! semuanya harap dengarkan saya! saya akan berusaha mengobati tuan dengan ritual pembersihan kutukan! jadi saya mohon kalian semua keluar jangan ada yang boleh masuk dan mengganggu ritual saya!" seru naima.

"bu? memangnya kakak itu siapa? kenapa dia berani mengusir kita keluar??" tanya cimei yang baru saja pulang dan menyelesaikan studinya di luar kota.

"shhttt! dia itu adalah murid guru petapa sihir di kaki bukit gunung " bisik madam

"oooohhh begitu.." jawab cimei

"kakak sih tidak dirumah! denta selalu menonton drama pertunjukan seru di rumah setiap hari " ucap denta.

"ah ahahahah... jangan risau kan dia! dia hanya asal bicara kok! " ucap madam segera menutup mulut putranya .saat semua orang melihat denta yang berbicara

"ah haha denta kecilkan suaramu!" ucap cimei

"kalau begitu sebaiknya kita keluar! gala! kau temani istrimu ya !" ucap tuan edward

"baik ayah!" ucap gala

kini hanya tinggal naima gala dan nandira yang berada di dalam kamar brawijaya . mereka lalu menutup pintu rapat-rapat . naima mengeluarkan botol air spiritual yang selalu ia bawa dia juga menyiapkan daun kelor dan sebagainya dalam persiapan ritual. langkah pertama adalah membakar dupa untuk berdoa lalu naima menaruh lilin di setiap sudut kiri dan kanan tubuh brawijaya. naima pun menelangkupkan kedua telapak tangan nya. mulut nya komat kamit membaca mantra.

sedangkan nandira dan gala sibuk memperhatikan naima.

"ommmh... wahai penguasa langit dan bumi..aku meminta izin dan perlindungan mu! kegelapan dalam jiwa tuan bra******! tunjukan wujud mu! !!" sentak naima berteriak

sebuah asap hitam keluar dari tubuh ayah nandira gumpalan itu kian membesar memperlihatkan dua bola mata besar berwarn merah menyala melotot menatap mereka satu persatu

"hem jadi ini wujudmu! katakan siapa tuanmu! " bentak naima pada makhluk itu

makhluk itu tetap diam di tempat nya ia menatap wajah mereka lagi lalu pandangannya terfokus pada cindar yang sedang mengintip di celah pintu.. makhluk berbentuk asap itu langsung terbang menuju pintu

"kyaaaaaaa!! jangan mendekat!!" teriak cindar .. membuat semua orang menoleh kaget .heran dengan kedatangannya yang tiba-tiba makhluk itu kembali ingin menyerang cindar baru melukai pergelangan tangannya luka yang membentuk benang hitam itu adalah tanda adanya ikatan pejanjian antara manusia dan makhluk astral tersebut. setelah berhasil melukai makhluk itu perlahan memudar hendak menghilang namun berhasil di hentikan oleh bacaan mantra naima..

"kkakkkkk!!!" makhluk itu memekik kesakitan . lalu naima kembali mendekat terus membaca mantra dan memasukan makhluk tersebut dalam botol kaca bening yang di rantai juga memiliki penghalang mantra dari air spiritual.

"aakkkhhh!! sakitt!!" teriak cindar.

"jadi itu kau?!! ibu!! kau yang telah mengutuk ayahku???!! " nandira marah matanya sudah membendung airmata. ia berjalan mendekati ibu tirinya lalu berjongkok di hadapannya.

"jadi ini semua ulahmu?? jawab aku nyonya cindar!! mengapa kau melakukan semua ini pada keluargaku??" teriak nandira marah

"a... apa! jangan asal menuduhku!! memangnya kau punya bukti apa jika aku pelakunya??" elak cindar

"ini tangan mu! sudah membuktikan semuanya! ibu!! jika kau masih tidak mau mengaku dan bertaubat! jangan salahkan aku jika bertindak kejam! besok aku pasti akan menuntut balas semua penderitaan yang telah kau berikan pada ku!" marah nandira

lucia tiba di villa ayah nya

"nandira??? kau ?bagaimana kau bisa ada disini? " ucap lucia kaget

(" kenapa gadis jal*ng ini masih hidup dan ada disini? ck! bukankah harusnya dia sudah mati bersama para bandit liar itu eh pria disamping itu tidak asing! ah! bukankah dia perampok salah satu bandit suruhanku! gawat! kenapa dia juga bisa ada disini??") batin lucia kesal karena lagi-lagi rencananya gagal

"wah! wah wah! ku kira siapa? rupa nya anda juga memanggil putri anda kemari nyonya?? apakah kalian pikir ayah mertuaku ini sudah hampir merenggang nyawa?? itu sebabnya kalian datang tanpa di undang hari ini?" sindir gala.

"kau!!!" geram ny cindar

"ibuuuuuu!! ibu !!" lucia berteriak dan berlari memeluk ibunya menuntunnya berdiri

("nandira! ini pasti ulahmu kan?? kau pasti sudah merencanakan ini . bahkan sampai merekrut bandit sialan itu untuk mengayunkan pedang padaku?? kau ingin menggunakannya sebagai senjata atas insiden penculikan itu! ugh kau cukup pintar juga nandira! tapi itu tidak akan menghentikanku untuk terus ingin mencelakaimu!") batin lucia kesal

"apa yang telah kalian lakukan pada ibu ku... ?? sudah beberapa hari belakangan ini ibu pergi dari rumah untuk mengunjungi ayah apa kah kalian selalu memperlakukan ibuku seperti ini?saat di kediaman ini??!" marah lucia

"kau!! jawab aku jalang!!! kau si kecil manis kemari kau! beraninya kau menyakiti ibu ku!!" lucia mengambil tusuk rambutnya dan hendak menyerang nandira namun gala menghalangi nya hingga lucia menggores bahu gala

(craattttshh!!) darah segar mengalir dari bahu kanan gala. gala menahan rasa sakitnya.

"gala!! hei apa yang kau lakukan! kau terluka!! lucia!! beraninya kau mengusik keluargaku!!! kalian ibu dan anak! aku berjanji akan membuat kalian selamanya mendekam di penjara!!!" marah nandira

"kau!!" geram lucia. namun ny cindar menahannya

"shttt!! sudah nak! ayo cepat kita pergi dari sini!" bisik ny cindar

"tapi bu dia... arghh!! baiklah kau selamat kali ini! lain kali aku akan.." ucap lucia terpotong oleh gala.

"kalian ingin keluar sekarang atau tidak bisa keluar untuk selamanya??!!" bentak gala marah

"a..aku..." lucia langsung ditarik ny cindar keluar dari kediaman colombo.. wajah lucia merah pias.

("awas saja kau nandira! lain kali aku tidak akan melepaskan mu") batin lucia

begitu juga dengan nandira yang merah padam menahan amarah..

"ohokkk!! (cratshhh)" ayah nandira batuk mengeluarkan darah hitam pekat dan banyak bangkai cicak keluar dari mulut nya dan bercampur di muntahan itu.

"nona!! tuan sadar!!" teriak haitang di belakang nandira. semua orang pun masuk melihat

naima selesai membaca mantra nya lalu menghampiri ayah nandira .

"nona! ayah nona sudah terbebas dari kutukan itu , em apa nona masih menyimpan boneka itu?" tebak naima

("ah bagaimana naima tahu kalau aku masih menyimpannya? padahal boneka itu mau ku gunakan sebagai bukti untuk menghukum ibu tiri ku ini! ck bagaimana ini apa dia akan menyuruhku untuk menghancurkannya??") batin nandira

"sebaiknya nona tidak menyimpan nya! barang itu sangat terkutuk dan berbahaya! bila nona memaksakan kehendak maka saya tidak bisa menjamin keselamatan tuan wijaya !" ucap naima serius.

"ah ya! heheee baiklah aku akan segera membakarnya . haitang cepat ambil dan bakar boneka itu! heee" nandira mencoba tersenyum.

naima lalu memanggil tabib/dokter leo untuk mengecek kondisi ayah nandira

"oh nona tuan muda! sungguh maha guna kekuatan tuhan! ini adalah sebuah keajaiban! denyut nadi tuan sudah kembali normal. semua penyakitnya juga sudah tidak ada!" ucap dokter leo.

"ah benarkah?? " ucap nandira senang

"putriku!" lirih ayah nandira

"ayah!.. hiks hiks... syukurlah ayah selamat syukurlah ayah. putri bisa mendengar suara ayah lagi hikshiks..!" tangis nandira

wijaya menepuk-nepuk punggung nandira

"cup..cup..cup.. terimakasih putriku! kau sudah berusaha untuk ayah!" lirih wijaya

"hiiks.. hiks.." nandira kemudian mengurai pelukan nya pada sang ayah beralih memeluk gala

"jangan menangis lagi ayahmu akan baik-baik saja " lirih gala pada nandira. nandira masih sesenggukkan hidungnya keluar cairan lendir bening. tangannya refleks menyentuhnya dan memeperkan ingusnya itu pada jaket seperti jubah hitam milik gala.

("ah?? dasar wanita ini! ku pikir kau ingin memelukku rupanya kau masih sempat berpikir memprovokasiku ya?? beraninya kau elap kan ingus menjijikkan mu ini pada jaket branded ku !") batin gala kesal namun bibir nya tersenyum

"syukurlah!" ucap madam

"syukurlah tuan selamat!" ucap haitang

"wijaya syukurlah belum terlambat !" ucap tuan edward

semua orang bersorak senang dengan berita itu.. rumor rumor kondisi kesehatan wijaya pun cepat menyebar di kediaman kolombo hingga sampai di telinga tuan brailein angkaresh.

"apa??? !!! bagaimana bisa ini terjadi?!! arggkkkhhhh payah! tidak becus kalian semua !!" teriak brailein

(crashhhttttzzz!!) brailein memenggal semu kepala bawahan nya yang di atur memata-matai di kediaman colombo.

begitu juga dengan cindar dan lucia yang juga kena marah

("kurang ajar!! rencanaku gagal!! marquis tua bangka itu tidak mati! aku juga gagal merusak reputasi edward sebagai tuan rumah yang membunuh besannya! siall") batin brailein