Tak pernah terbersit di pikiran siapapun, termasuk laki-laki rasional seperti Nagara Kertamaru jika sebuah boneka bisa jadi alasan hatinya terpaut pada seorang gadis manja seperti Senja.
Bahkan hari-hari yang dijalaninya mendadak hambar dan mendung sampai ia menyadari jika cinta memang irasional, terkadang tak masuk akal dan tak butuh penjelasan yang kompleks.
~~~
"Bisa-bisanya lo berdua ada main di belakang tanpa ketauan! Kok bisa?!"
"Gue titip anak di Senja."
"HAH?!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33# Jika bukan Maru orangnya
Jika ada plakat manusia ter-anteng sedunia maka Marulah orang yang berhak mendapatkannya. Sepertinya Maru berhasil menyerap seluruh ketenangan makhluk di muka bumi, termasuk melebihi tenangnya para almarhum dan almarhumah di dalam kubur sana.
Beda dengan Senja yang sejak tadi sudah menatapnya harap-harap cemas, ia justru melahap setiap sendoknya dengan anteng, seperti sop zombie ini bukan masalah besar untuknya.
Dengan tatapan ngeri tak berselera Senja memilih mengalihkan pandangannya ke lain arah, benar-benar khusyuk sarapan pagi mereka kali ini, karena satu-satunya suara disana adalah dentingan sendok dan piring.
Hingga akhirnya, Maru angkat bicara, "aku kasih kamu access card apartemen aku..." ia mendorong kartu tipis ke depan piring Senja yang berisi telur ceplok dan beberapa sayur tanpa kuahnya, curang!
"Buat apa?"
"Janji kamu kan weekend gantiin house keeping di apartemen aku, biar bisa langsung masuk aja tanpa nungguin aku bukain..." Maru menggigit ceker-ceker itu tanpa beban padahal Senja sudah menatapnya ngeri.
Oh, Senja mengangguk sekali tanpa berkata lagi. Menikmati sarapannya dan kembali mengurus kesibukannya dengan kotak bekal. Hari ini warna ungu menjadi kotak bekal yang harus Maru bawa dengan isian nasi putih, ayam katsu dan salad.
Senja mengangsurkan kotak itu, dan mengelap keringat di keningnya yang kini butirannya itu membuat beberapa helai rambut menempel.
Mengeluarkan nafas leganya sambil meminum air putih, "done. Aku belum mandi." Liriknya di jam yang sudah menunjukan pukul 6.30 wib.
"Buat besok cukup sarapan aja, Nja. Soalnya aku mau ketemu klien sambil makan siang." Maru sudah bersiap pergi dengan kotak bekalnya, membiarkan Senja mandi dan bersiap tanpa harus dirisihi oleh kehadirannya, mengingat waktunya sudah mepet untuk berangkat ke kantor.
"Oh oke!"
Lebih tepatnya memberikan perut Maru jeda untuk beristirahat sejenak dari kesan neraka.
**Aluna Senja**
*Ru, aman*?
**Nagara Kertamaru**
*Aman*.
Maru mengirimkan foto lunch box yang sudah sempat ia lahap isinya. Meski tak sepenuhnya ia yakin dan mengakui jika salad yang Senja buat rasanya tidak lebih aneh dari saat matahari terbit dari barat.
Saat ia menyendok sayuran yang dilumuri saus berwarna harus ia katakan apa? Merah kah? Atau pink? Dengan aroma buah namun pedas, ditambah sendokan pertamanya berisi toge, alpukat, kubis ungu dan wortel serut.
**Nagara Kertamaru**
*Kamu pakein apa saus saladnya, kaya aku ngerasa ini bukan mayonaise*?
**Aluna Senja**
*Oh itu soalnya mayonaise di rumah tadi cuma tinggal seuprit, makanya aku pakein yogurt, biar manis pake madu, biar ada rasa pedesnya pake cabe tabur, terus taburan wijen*.
Terbayang rasa yang memang tak terbayangkan itu? Ya sudah lah! Ini Aluna Senja yang sedang menjadikan perut Maru tempat pembuangan akhir, kelinci percobaan dan calon almarhum dalam waktu dekat.
Mungkin Vio akan mengetuk kepala temannya itu dengan palu hakim seandainya ia tau campuran dressing dan isian saladnya, toge?
Untung saja ayam katsu berada di titik aman bersama nasi.
Percayalah, jika Salaman adalah jelmaan Shaka. Karena entah bagaimana kini orang-orang menatap dirinya yang menenteng kotak bekal dari Senja menuju ruang istirahat dengan senyum jenaka sekaligus bisik-bisik di belakang.
Namun sekali lagi, Maru memang manusia yang tak peduli dengan pikiran orang lain.
Terdengar suara engsel yang memecah alam damai ruangan, meski tak sampai membuatnya mengalihkan pandangan dari kotak bekalnya, namun Maru cukup tau jika kehadiran seseorang adalah untuk merecokinya, "wah, senangnya ya pak? Tiap hari dibuatin bekel. Jadi penasaran, pasti orangnya cantik, secantik isian bekalnya." Lirik Salaman, dimana kini...ia lebih leluasa lagi menggoda Maru yang memutuskan makan di ruang istirahat karyawan.
Semacam ruang makan kecil dengan sederet perlengkapan dapur mininya juga. Biasanya karyawan akan ramai di jam istirahat untuk sekedar memakan jatah makan siangnya atau sekedar menyeduh kopi.
Alih-alih langsung pergi setelah berhasil menyeduh kopi, Salaman justru menarik bangku di sebrang Maru dan duduk disana.
"Enak tuh, pak? Kayanya menggiurkan..." kekeh Salaman, percayalah! Bukan Maru pelit, melainkan ia sedang menjaga perut Salaman dan marwah Senja saat ini dengan menggeser kotak bekal sedikit mundur memberikan gestur jika ia tak mau kotaknya itu tersentuh oleh siapapun, macam lagi jaga granat lah!
Sendok demi sendoknya ia sukses loloskan dengan tegukan air mineral, terutama di bagian salad yang terasa ingin ia muntahkan kembali ke wajah asisten yang sejak tadi mengoceh layaknya burung parkit. Membicarakan ini dan itu, termasuk kasus yang sedang mereka geluti, meski sebenarnya saat ini Maru hanya ingin diam berusaha keras untuk menghabiskan makan siangnya dengan kepayahan dan penuh deheman tak nyaman.
Dan seperti janjinya kemarin, Senja benar-benar merealisasikan bubur ati ampela ayamnya hari ini, atau mungkin lebih tepatnya, bubur ta i ampela ayam? Karena sudah dapat ditebak...jika Senja tak paham untuk membuang isian dari ampela ayam tersebut.
Bukan Maru jika tak sempat menyuapkan hidangan neraka itu ke dalam mulutnya, saat menyadari jika warna tak bersahabat itu rupanya...isian kandang ayam. Bahkan Senja sendiri sampai memuntahkan isi mulutnya sendiri ke wastafel. Berakhir dengan mereka yang memasak mie goreng instan saja pagi itu.
Jika bukan Maru orangnya, mungkin Senja sudah dijebloskan ke penjara saat ini. Jika bukan Maru orangnya, mungkin saat ini Senja sudah ditemukan tidak bernyawa di apartemennya dengan bersimbah da rah. Dan jika bukan Maru orangnya, mungkin Senja sudah----
"Maaf...." ia benar-benar menyesal.
"Ngga apa-apa, aman kok. Aku oke..." jawab Maru, always. Menenteng kotak bekal dan keluar dengan langkah yang terkesan santai tanpa masalah seperti biasanya.
Sepeninggal Maru, Senja masih menatap mangkuk bubur kandang ayamnya itu, yang susah payah ia buat tapi karena terlupa satu hal yang sangat fatal, jadinya mubadzir.
"Kenapa ngga mesti tanya mbak Yanti dulu sih, be go banget. Atau minimalnya Vio, Lula..." rutuknya pada diri sendiri.
**Lengkara Savio**
*Nja, jadi nge drakor di rumah kan? Besok weekend loh...yang lain udah oke, tinggal lo doang*.
Diantara jeda berdandannya, Senja melihat notifikasi yang datang menghampiri, ia sampai terlupa dengan janji temu bersama teman-teman perempuan kkn 21 yang ia okei sendiri tempo hari.
Sebelah matanya sudah ter-maskara dengan sempurna, namun kegelisahan sudah menghampiri. Sudah pasti topik cipo kan itu akan mencuat muncul sebab ia yang belum menjelaskan apapun pada mereka. Singkat, kegelisahannya itu membuat ia menggigiti nail art yang mengelupas di beberapa titiknya. Hm, sudah lama sekali ia tak pergi ke salon. Bahkan kegiatan rutinan dan wajibnya itu sampai terlupakan.
**Aluna Senja**
*Oke, nanti gue datang*.
.
.
.
.
kebayang eneg nya pas makan... maru sekali² kamu yg belajar masak di yt terus praktek bareng senja , gk usah ngomong GK enak masakan nya tapi kasih tau cara memasak yg benar secara langsung itu gk akan menyakiti perasaan nya
menikah itu untuk laki² yg siap mental nya, kenapa bukan perempuan yg siap mentalnya???
karena saat nikah sebelum ngadepin bocah tatrum ....nih hadapis bosss biang nya tatrum🤣🤣🤣🤣..
awal nikah diuji harus mau makan makanan yg dimasak istri , sebagai catatan istrimu itu anak yg dilepas kedua org tuanya , disayang lah dia sama org tua , yg awalnya jarang beberes rumah ketika jadi istri harus rela berkeringat ria membersihkan istana kalian berdua... yg awalnya gk pernah menyentuh namanya bawang dengan senang hati ketemu minyak panas demi menyenangkan perut suami.... abaikan lidah mati rasa perut kesiksa sering masuk WC, masakan istri kayak masakan neraka cuma diawal lama² pasti enak kog, pintar² lah kalian jika mau mengkritik tanpa menyakiti wkwkwkwkw
Maru yang makan bekal, aku yang berasa neg di perut 😅.
setdhh nasi goreng berenang ceritanya dislimutin biar gak dingin ya Nia hahahh gebrakan terbaru 🤣🤣🤣🎂