Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 33 - Tak Ingin Lepas Darinya
Workshop single Meisya bersama Rendy akhirnya tayang di media siang itu. Kenzo yang siang itu sedang menunggu jadwal perform dan melihat video kebersamaan Meisya bersama Rendy pun dibuat kesal.
“Mereka terlihat akrab dan romantis sekali.” Gumam Kenzo. Bukan hanya dia saja yang berpendapat seperti itu. Tapi beberapa netizen yang sudah melihatnya juga berkomentar yang sama. Bahkan banyak dari netizen yang menjodohkan Meisya dengan Rendy.
Entah mengapa Kenzo merasa sangat cemburu membacanya. Dia tidak suka Meisya dijodoh-jodohkan dengan pria lain di saat wanita itu masih sah menjadi istrinya.
“Kenapa aku jadi kesal begini sih?!” Geram Kenzo. Padahal dia tidak pernah secemburu itu kalau Bianca dekat dengan pria manapun. Termasuk saat ia melihat kedekatan Bianca dengan Fajar beberapa waktu lalu.
Menghela nafas, Kenzo berusaha untuk tenang. Meski sudah berusaha total untuk tenang, hatinya tetap saja tidak bisa tenang dan terus merasa kesal melihat kebersamaan Meisya dengan Rendy.
Di saat Kenzo tengah kesal sendiri melihat kedekatan Meisya dan Rendy, kedua orang yang membuatnya kesal terlihat sedang bersama saat ini. Meisya dan Rendy terlihat baru saja selesai makan siang bersama sehabis membahas projek kerja sama mereka.
“Baru tayang beberapa menit udah ribuan aja yang lihat!” Seru Rendy melihat video workshop Meisya.
Meisya yang sedang melihatnya pun tersenyum. Dia tidak menyangka jika cukup banyak orang yang menunggu karya-karya darinya.
“Apa aku bilang sama kamu, Mei. Kamu pasti bakalan sukses ke depannya!” Kata Rendy. Tatapan matanya terlihat penuh kekaguman pada Meisya. Padahal biasanya, Meisya lah yang selalu menatapnya penuh kekaguman.
Meisya mengulas senyum. “Jangan terlalu memujiku, Kak. Karena kakak yang udah jauh lebih sukses dari aku.”
Rendy ikut tersenyum. Tatapan matanya tak lepas dari Meisya. Membuat Meisya salah tingkah terus diperhatikan oleh pria itu.
Selama bersama dengan Rendy siang itu, Meisya dapat merasakan jika Rendy begitu perhatian pada dirinya. Rendy bahkan tak sedingin saat awal mereka baru saja bertemu.
“Semakin ke sini, aku lihat kamu makin cantik.” Puji Rendy tiba-tiba.
Deg
Jantung Meisya berdetak tak karuan. Apa dia tidak salah dengar barusan. Rendy memuji dirinya. Apa Rendy tidak salah memujinya cantik?
“Kak Rendy bisa aja.” Meisya terlihat sekali salah tingkah. Rasanya dia sulit untuk bersikap kalem di saat sedang bersama dengan pria yang ia kagumi.
Rendy mengulas senyum melihat kedua pipi putih Meisya yang sudah memerah. “Tapi kamu beneran cantik, Mei. Aku yakin pasti banyak cowok di luar sana yang suka sama kamu.”
“Masa sih, Kak?” Tanya Meisya dengan masih salah tingkah.
Rendy mengangguk. “Pria yang mendapatkan kamu nanti pasti beruntung banget bisa memiliki wanita seperti kamu.”
“Kenapa bisa begitu?” Tanya Meisya cepat.
“Ya, karena kamu adalah wanita spek sempurna menurutku. Kamu baik, kamu cantik, kamu juga apa adanya dalam bersikap. Semua yang ada di dalam diri kamu terlihat sangat sempurna di mata orang lain.”
Deg
Makin tidak terkontrol detak jantung Meisya saat ini. Rendy benar-benar berhasil membuatnya tak dapat berkata-kata dan salah tibgkah.
**
Seperti biasanya, momen kebersamaan Meisya dan Rendy siang itu di abadikaj di media sosial milik Meisya dan Rendy. Belum habis pujian orang-orang pada mereka berdua, kini sudah terlihat lebih banyak pujian dan komentar yang menjodohkan mereka berdua.
“Astaga, bisa-bisanya netizen menjodohkan aku sama Kak Rendy!” Meisya dibuat tak habis pikir. Tapi dia juga senang dibilang cocok dengan pria yang ia kagumi. Meski begitu, Meisya sadar diri jika dia tidak mungkin bisa bersama dengan Rendy. Karena dirinya akan menjadi seorang ibu sebentar lagi dan Rendy tidak pantas bersama wanita seperti dirinya.
“Aku hanya mengaguminya sebagai seorang musisi. Bukan sebagai seorang pria yang aku cintai.” Gumam Meisya.
Malam menyambut, Kenzo terlihat datang ke apartemen Meisya. Kedatangannya kali itu dengan wajah yang terlihat kurang bersahabat. Membuat Meisya yang melihatnya dibuat heran.
“Kamu kenapa, Ken?” Tanya Meisya. Tidak biasanya sekali Kenzo berwajah masam seperti itu saat bertemu dengannya.
“Gak papa.” Kenzo menjawab acuh. Tidak seperti biasanya.
Meisya mengangguk saja. Dia sudah tak ingin banyak tanya. Keduanya pun terdiam dengan pikiran masing-masing.
“Aku gak suka kamu dekat-dekat dengan Kak Rendy, Mei. Karena bagaimana pun juga, kamu adalah istriku sekarang.” Kenzo tiba-tiba saja bersuara. Membuat pandangan Meisya beralih pada Kenzo.
Dengan dahi yang sudah mengkerut, Meisya pun bertanya. “Maksudnya bagaimana? Kamu kan tahu kalau di antara aku sama Kak Rendy gak ada hubungan apa-apa. Lagian kami bersama hanya untuk masalah kerjaan.”
“Apapun itu, aku tetap gak suka. Apa lagi kedekatan kalian sampai membuat orang-orang jadi menjodoh-jodohkan kalian berdua.”
Meisya dibuat heran mendengarnya. Tapi dia memilih untuk tidak mempermasalahkannya. Meisya berpikir lebih baik diam dari pada kepalanya pusing memikirkan perkataan Kenzo barusan.
“Kamu dengar aku kan, Mei?” Tanya Kenzo. Diamnya Meisya sungguh membuat Kenzo tidak tenang.
“Dengar.” Balas Meisya seadanya.
“Kalau kamu dengar aku bilang apa, aku harap ke depannya kamu jangan lagi dekat-dekat dengan Kak Rendy!”
Meisya menatap heran wajah Kenzo. “Kamu aneh banget bilang gitu sama aku. Aku pikir mau dengan siapapun aku dekat, bukanlah urusan kamu, Ken. Toh aku juga gak masalah kalau kamu dekat-dekat dengan Bianca.” Meisya mempertegas sekaligus mengingatkan Kenzo agar sadar diri.
Kenzo terdiam. Perkataan Meisya barusan membuatnya tidak suka mendengarnya. Tapi untuk menbantah pun Kenzo merasa tidak bisa.
“Kenapa perasaanku jadi seperti ini. Aku sungguh gak tenang mengetahui Meisya dekat dengan pria lain. Apa karena aku gak ingin anak kami memiliki ayah baru selain aku nantinya jika Meisya dekat dengan Kak Rendy. Atau bagaimana?” Tanya Kenzo dalam hati.
Beberapa hari berlalu, perasaan Kenzo masih tak tenang saja. Bahkan saat bersama dengan Bianca, pikirannya hanya tertuju pada Meisya.
“Kamu kenapa sih, Sayang. Aneh banget aku lihat dari kemarin?” Tanya Bianca.
Kenzo tersadar dari lamunannya. Kemudian menatap intens wajah Bianca. “Aneh gimana maksud kamu?” Tanya Kenzo balik.
Bianca menghela nafas. “Ya, aneh aja. Kamu sering banget melamun saat bersama denganku. Apa kamu kepikiran bagaimana caranya untuk mendapatkan restu dari kedua orang tua kamu agar kita bisa menikah?” Tanya Bianca. Rasanya pemikirannya saat ini cukup positif.
Kenzo tak langsung menjawab. Dia jadi berpikir bagaimana jadinya kalau Bianca tahu apa yang sebenarnya mengganggu pikirannya. Apakah Bianca akan marah kepadanya nantinya?
“Emh, ya. Aku masih kepikiran dengan masalah itu.” Kenzo terpaksa berdusta untuk mencari aman.
Bianca menghela nafas. “Apapun itu, aku harap kamu bisa berjuang lebih keras lagi. Karena waktu yang dikasih papiku cuma satu bulan lagi. Kalau dalam waktu satu bulan lagi kamu gak memberi kepastian, papi bakalan minta kita buat pisah.” Wajah Bianca nampak sendu. Seolah dia tidak ingin berpisah dari Kenzo.
Kenzo diam. Masalahnya saat ini cukup rumit. Andaikan orang tuanya memberikan restu padanya sekalipun, Kenzo merasa tidak mungkin menikahi Bianca. Karena Meisya masih menjadi istrinya dan dia belum mau menikah lagi jika berpisah sekalipun dengan Meisya nantinya.
Di saat Bianca belum mendapatkan jawaban dari Kenzo, Fajar nampak datang. Pria itu datang dengan senyum manis di wajah tampannya. Siang itu mereka memang sudah berencana untuk bertemu di tengah kesibukan mereka.
“Kamu sendiri aja, Jar? Gak ajak yang lain?” Tanya Bianca. Padahal dia meminta Fajar mengajak teman-teman mereka yang lain juga untuk datang. Tak disangka Fajar cuma datang sendiri.
“Emh, ya. Teman-teman yang lain pada gak bisa.” Balas Fajar seadanya. Meski faktanya tidaklah seperti itu.
Kedatangan Fajar berhasil menyelamatkan Kenzo dari banyak pertanyaan Bianca. Selama Fajar bersama dengan mereka, Kenzo dapat melihat bagaimana tatapan mata Fajar pada Bianca yang nampak berbeda. Meski begitu, Kenzo sama sekali tidak memperdulikannya. Dia hanya fokus pada ponsel di tangannya dan membiarkan Fajar dan Bianca saling berbicara satu sama lain.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....
lanjut..
tambah seru
Bianca mendapati Kenzo sedang bersama Meisya.