NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:578
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesuatu yang Sengaja disembunyikan

Ada perasaan lega dihatinya Ettan setelah meluapkan kisah tentang dirinya kepada kedua temannya.

Akhirnya Daffin memahami tingkah laku dari Ettan sebelumnya. Sosoknya yang selalu berisik itu ternyata menyimpan luka sedalam ini.

"Ettan hanya ingin diperhatikan, Ettan hanya ingin didengar."

Alasan dari seringnya Ettan kabur dari rumah pasti karena dirinya merasa tidak pantas untuk berada di rumah ini. Tidak banyak yang Ettan inginkan, ia hanya ingin selalu dilibatkan.

Findra pun memecahkan suasana menyedihkan ini, "Nah gitu dong tan. Gimana legakan kalo ngobrol kayak gini, daripada adu jotoskan?"

Orang yang tadi dipukuli habis-habisan tadi hanya terkekeh. 

"Sorry banget Daff. Gue sensian amat yah tadi? Maklumlah mental illness."

Mendengar itu mereka bertiga sontak tertawa lepas bersama-sama.

Daffin yang teringat dengan sesuatu kemudiaan langsung membicarakannya, "Fin loh ngga apa-apa? Di kecelakaan kemarin gue liat loh digusur orang."

"Loh apa nih, apa nih? Serius gue ketinggalan berita mulu nih?" sewotnya Ettan.

"Gue ngga apa-apa, justru orang itu selamatin gue. Waktu itu gue pingsan kan? Nah itu gue dibawa ke mansionnya dia."

"Pantesan luh gue telpon ngga angkat-angkat ... luh deket sama dia?"

"Ngga kenal loh. Tapi ... Kalian inget ngga muka cowo yang pas di kafe? Yang gue samperin itu loh."

Ettan berusaha untuk mengingat kembali momen itu tapi ia tidak merasa melihat wajah pria itu, "Gue ngga lihat deh kayaknya. Jadi dia orangnya?"

Iya orang yang sama. Niatnya mau nemuin dia lagi sih. Gue mau nyari dia ke mansion waktu itu."

Daffin mengusap rambutnya kebelakang lalu menawarkan diri untuk ikut menemani Findra. Awalnya Findra menolak tapi Ettan juga ikut sewot ingin diajak ikut. Findra pun akhirnya menyerah dan memperbolehkan mereka untuk ikut.

Di malam harinya mereka bertiga sampai ke mansion miliknya Ergi. Gerbang mansion sudah terbuka seolah menyambut kedatangan mereka. Trio barudak kafe garis itu tentunya dengan senang hati melewati gerbang.

Setelah memarkirkan mobilnya, Findra berjalan lebih dulu diikuti oleh kedua temannya untuk menuju ke tempat ia pernah menemukan Ergi sebelumnya. Alih-alih menemukan Ergi, mereka malah dihadang oleh abigiel yang merupakan orang kepercayaan Ergi Kailash.

"Permisi, anda adalah Findra? Saya abigiel. Mari saya antar anda untuk bertemu dengan tuan muda!"

Findra merasa orang yang akan ditemuinya ini memang tahu kalau Findra pasti akan mencarinya lagi. Tapi bagaimana bisa dia tahu kalau Findra akan datang hari ini.

Setelah mengikuti abigiel, mereka diarahkan untuk langsung memasuki ruangan yang pintunya masih tertutup. Setelah terbuka, dibalik pintu itu menampakkan Ergi yang tengah duduk di sebuah meja makan yang panjang. Berjejer banyak kursi disana dan hanya satu kursi saja yang terpakai.

"Kau membawa temanmu kali ini? Perkenalkan lah mereka kepadaku!"

"Untuk apa kau ingin tahu teman-temanku?"

Findra tanpa segan langsung menarik salah satu kursi yang paling dekat dengan Ergi. Dua orang lainnya hanya berdecak kagum dengan ketidaksopanannya Findra.

Ergi yang melihat Findra duduk tanpa izinnya hanya tersenyum miring dan menahan kekehannya. Tawa Ergi pada akhirnya pecah saat Findra mengambil gelas Ergi yang penuh dengan air untuk diminun olehnya 

"Kalian berdua ... kemari duduk bersama bocah ini!"

Mendengar ajakan itu Daffin dan Ettan pun kemudian ikut duduk di samping Findra memanjang.

"Kenapa tidak duduk di dekatku? Aku tidak akan memakan kali—"

"Hei, apa hubunganmu dengan Seriya? Kenapa kau bisa memiliki potretnya yang kau pajang itu? Kau selalu menggangguku karena aku berhubungan dengan Seriya?"

"Akan kuberi tahu, tapi ambilkan dulu aku sebuah kotak di dalam lemari di samping tempat tidur mu kemarin. Dan kau harus pergi bersamanya," sambil menunjuk Ettan untuk menemani Findra.

Findra memberikan isyarat bolehkah ia meninggalkan Daffin bersama pria asing ini. Daffin kemudian membalas isyarat itu dengan anggukan tanda setuju. Setelah persetujuan Daffin ia pun beranjak bangkit diikuti oleh Ettan. Sekarang hanya menyisakan Daffin dan Ergi.

"Halo Daffin, tidakkah kau merindukanku? Sudah cukup lama yah. Kapan terakhir kita berjumpa? Eh—bukankah baru-baru ini kita sempat berjumpa sekilas kan?"

"Kenapa kau menargetkan Findra? Apa yang akan kau lakukan padanya Ergi?" jelas terukir terdapat rasa getir dibalik pertanyaan yang dilontarkan oleh Daffin.

"Memangnya apa yang akan kulakukan pada temanmu? Dia ... temanmu kan?"

Daffin tertawa hambar setelah mendengar balasan dari lontarannya.

"Kau adalah anak yang paling malang."

Daffin menggertakkan giginya mendengar, sesaat Daffin akan menjawab Findra dan Ettan telah kembali. Percakapan mereka pun terputus begitu saja.

Ergi menyunggingkan senyumnya tanda puas setelah berhasil menggertak Daffin.

"Kotak ini bukan? Tidak ada kotak lain selain ini."

"Bukalah!" 

Ergi membiarkan Findra untuk membuka kotak tersebut sehingga ia dapat melihat apa isi didalam kotak yang telah dibawanya. Dengan bantuan Ettan ia mengeluarkan semuanya isian didalamnya. Mereka mendapati isi dari kotak itu hanyalah tumpukan kertas.

Setelah diperhatikan ternyata kertas-kertas itu adalah cacatan kriminal, surat-surat penuntutan korban, bahkan terdapat beberapa dokumen perjanjian dan penyogokan. Dari sekian banyaknya nama korban sama sekali tidak tertulis nama dari pelakunya. Lebih seperti memang tidak pernah dicantumkan. 

"Adelard Danidyaksa, itu nama ayahmu kan? Sudah menemukan namanya?"

Daffin tampak memejamkan matanya sambil mengusap pelipisnya. Ettan bahkan tidak berani untuk mengomentari apa yabg barusan dibacanya.

"Tidak dituliskan nama dari pelakunya kan? For your information, dari semua tumpukan kertas itu hanya berasal dari dua orang."

"Findra, Ettan sebaiknya kita pergi saja dari sini! Kita tidak mengenalnya sama sekali. Tidak ada jaminan semua yang dimilikinya ini asli. Bisa saja dia adalah penipu picik."

Ettan juga sepertinya ingin segera pergi dari tempat ini. Findra hanya menatap Ergi yang tengah menatapnya juga. Ergi pun mengulas sebuah senyuman diwajahnya, "Pergilah! Lain kali aku yang akan menemuimu," ujarnya.

Findra yang didesak Daffin memutuskan untuk kembali saja. Di perjalanan pulang tidak ada yang berinisiatif untuk buka suara. Hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka bertiga di dalam mobil.

Kembali ke mansionnya Ergi, ia masih belum meninggalkan ruangan tadi setelah kepergian trio. Ergi menyesap rokoknya sambil membawa-baca ulang beberapa lembar kertas yang berserakan di atas meja.

"Aku tidak akan berharap banyak pada Findra. Aku hanya akan menantikan hasil dari apa yang akan menjadi pilihannya."

"Tuan muda, tidakkah ini akan sangat membingungkannya? Apabila ia memilih jalan yang salah, usaha anda selama ini bagaimana?"

"Keputusan akan selalu ada ditangannya. Dia hanyalah manusia, manusia haruslah memiliki keinginan. Tidak pantas apabila seorang manusia tidak memiliki ambisi pada sesuatu."

"Saya paham!" Abigiel melenggang pergi setela diberi isyarat tangan oleh Ergi.

"Siapa sebenarnya yang dia sebut sebagai penipu picik? Dia menyindirku atau dirinya sendiri sebenarnya. Dia bahkan bertingkah seolah-olah tidak mengenalku. Konyol sekali."

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!