NovelToon NovelToon
Pesugihan Siluman Ular

Pesugihan Siluman Ular

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:35.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dheana Echa

Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Sholeh langsung melenggang menuju rumah Pak Rt.

Dan tak berapa lama, senyum Sholeh mengembang karna melihat pintu rumah pak Rt dalam keadaan terbuka.

"Weeeh, pasti ini pak Rt di rumah" gumam nya.

"Assalamualaikum pak Rt" sapa Sholeh dari luar rumah.

"Waalaikum sallam, eeh kang Sholeh" sahut bu Rt dengan ramah.

"Ada perlu apa ya kang ??

"Pak Rt nya ada bu??" Tanya Sholeh.

"Ada kang" jawab Bu Rt dan langsung berlalu ke dalam rumah.

Tak berapa lama, pak Rt pun keluar menemui Sholeh.

"Mari masuk kang Sholeh" ajak pak Rt pada Sholeh, dan Sholeh mengangguk sembari mengikuti pak Rt.

"Duduk kang, ada perlu apa ya kang" ujar Pak Rt

"Eem, langsung saja ya pak," sahut Sholeh dan pak Rt mengangguk pelan.

"Begini pak, saya dengar bapak mau jual sawah, apa itu benar??" Tanya Sholeh tanpa ragu.

"Iya benar kang, apa sampean mau beli??'sahut pak Rt yang meng'iya'kan pertanyaan Sholeh.

"Hehe, bukan saya pak, tapi saudara" jawab Sholeh berkilah.

"Ooh, saudara??" Sahut pak Rt dan Sholeh mengangguk pelan.

"Kalau boleh tahu, sawah nya sebelah mana ya pak" tanya Sholeh lagi basa basi.

"Sawah belakang rumah nya Romli itu lo kang, sampean tahu to" jawab pak Rt

"Kalau boleh tahu, sampean minta berapa ya pak"

"Gak mahal kok kang, sampean kan tahu sendiri sawah itu subur sekali, ada sumber air nya, musim kemarau pun bisa di sawah kang" terang pak Rt, lagi lagi Sholeh hanya mengangguki ucapan pak Rt.

"Saya minta tujuh puluh lima kang" jawab Pak Rt.

Seketika Sholeh membelalak.

"Kenapa kang?? Apa kemahalan??" Tanya pak Rt.

"Eem, enggak pak Rt, coba nanti saya sampaikan ke saudara saya ya pak, siapa tahu cocok dengan harga nya" jawab Sholeh.

"Iya kang Sholeh, atau gini saja, kalau saudara sampean mau, sampean saja yang urusan masalah pembayaran, opo sampean bilang sama saudara sampean harga nya delapan puluh atau berapa gitu, biar sampean juga dapat uang kopi,

nanti dari saya juga tak kasih persenan buat ngopi kang" ujar pak Rt yang justru memberi usulan pada Sholeh.

"Eem, maap ya pak, surat surat nya lengkap kan ya pak??' Tanya Sholeh ragu ragu.

"Surat surat nya asli sertifikat atas nama saya sendiri kok kang, sampean gak usah ragu" jawab pak Rt meyakin kan Sholeh.

"Iya pak, kalau begitu, saya langsung permisi ya pak, mau kerumah saudara biar langsung di bayari" ujar Sholeh sambil berpamitan.

"Iya kang, saya tunggu kabar baik nya" jawab pak Rt sambil menjabat tangan Sholeh.

Sepanjang jalan Sholeh kembali menggerutu.

"Buat apa aku cari untung, wong ya nanti sawah aku yang garap, apa lagi yu Nur to, baik nya gak ketulungan kalau sama keluarga saya, malu to kalau sampai aku ambil untung" gerutu Sholeh mengomel sendiri.

Sesampai nya di depan rumah Romli, Sholeh menghela nafas panjang...

"Assalamualaikum kang,seru Sholeh dari depan pintu.

"Waalaikum salam , gimana kang??" Jawab Romli yang langsung menodong Sholeh.

"Duduk dulu to kang" sahut Sholeh yang langsung duduk lesehan di lantai.

Romli pun mengikuti Sholeh dan ikut duduk di lantai.

"Begini kang, tadi pak Rt tak tanyai, kata nya benar sawah di belakang rumah sampean ini yang mau di jual, trus surat surat nya juga lengkap, kata nya sertifikat atas nama dia sendiri kang" terang Sholeh, Romli hanya menggut manggut mendengar cerita Sholeh.

"Trus masalah harga, tadi pak Rt juga bilang kalau dia mau nya urusan sama saya saja" terang Sholeh lagi...

"Aaah, terserah, trus pak Rt minta berapa" sahut Romli

"Sabar to kang, sebentar lagi cerita nya sampai..." sahut Sholeh.

"Begini, pak Rt bilang minta tujuh puluh lima juta kang, aku yo gak 'melebihkan lo kang, itu harga dari pak Rt sendiri lo kang" cerocos Sholeh mengatakan apa ada nya.

"Ya sudah, sampean bayarkan sekarang saja" jawab Romli yang tanpa berpikir untuk menawar.

"Eem, sampean serius to kang??" Tanya Sholeh ragu ragu.

"Yo serius to kang, mosok ya bercanda, tunggu dulu biar di hitungkan Nur" ujar Romli sambil berlalu kedalam rumah.

Sholeh pun langsung mengembangkan senyum.

"Kang Romli kok ya lama to keluar nya" batin Sholeh sambil menatap ke dalam rumah.

Dan tak berapa lama, Romli keluar sambil menggenggam uang dengan lembaran berwarna merah yang sangat banyak.

"Ini sampean kasihkan sekarang, trus tanya nanti proses nya gimana," ujar Romli sambil menyodorkan segepok uang pada Sholeh.

"G'lekkh"

"Iya kang" sahut nya, Sholeh sampai menelan ludah menerima uang segepok dari Romli.

Buru buru Sholeh memasukan uang itu kedalam kaos nya

"Naah, begini kan aman, gak ngundang mata jelalatan" gerutu Sholeh dan kembali berlalu menyusuri jalan menuju rumah Pak Rt.

Dengan nafas tersengal, Sholeh mempercepat langkah nya menuju rumah Pak Rt.

Dan tak berapa lama, sampailah Sholeh di depan rumah pak Rt.

"Capek juga kalau lewat sini, "gumam nya sambil menyeka keringat nya.

"Assalamamualaikum pak Rt" salam Sholeh lagi....

"Waalaikum sallam kang Soleh, waaaah, cepat sekali balik nya kang?? Apa gak jadi ya kang" sapa pak Rt sambil tersenyum kecut.

"Yo jadi to pak, la ini saya sudah bawa uang nya" sahut Sholeh dan pak Rt pun langsung tersenyum kala melihat tangan Sholeh menepuk segepok uang di balik kaos nya.

"Ya sudah kang, ayo masuk" ajak pak Rt dan Sholeh pun mengangguk dan mengikuti pak Rt.

"Maaf pak, boleh saya lihat sertifikat nya dulu" pinta Sholeh dengan sungkan.

"Oalah iyo, lupa kang" sahut pak Rt dan langsung bangkit dari duduk nya dan berlalu masuk kedalam kamar.

Tak berapa lama, pak Rt keluar dari kamar dan membawa map berwarna kuning.

"Ini kang, coba sampean lihat" ujar pak Rt sambil mengeluarkan secarik kertas berwarna hijau tebal itu.

"Iya pak, dan ini uang nya, coba sampean hitung lagi, biar sama sama beres pak" ujar Sholeh sambil menyodorkan segepok uang itu.

Pak Rt pun tanpa ragu menerima uang itu dan langsung menghitung nya.

"Monggo kang kopi nya" ujar bu Rt sambil menyodorkan dua cangkir kopi di hadapan Sholeh dan juga sang suami.

"Tolong bantu hitung bu" ujar pak Rt dan Bu Rt pun tanpa membantah langsung duduk di samping sang suami dan mebantu menghitung uang uang itu.

Tiga puluh menit berlalu, dan penghitungan uang itu telah selesai....

"Eem... pak, trus ini poses nya di desa gimana ya pak, saudara saya tidak paham e" ujar Sholeh ragu ragu.

"Oooh, kalau urusan desa, nanti tak bantu sebagai saksi hibah jual beli kang, kalau saudara sampean warga di sendang sari ini, paling nanti kasih uang saku buat para saksi perangkat desa lain nya.

Kalau dari luar desa, ada denda nya kang, entah berapa saya tidak tahu" jelas pak Rt, Sholeh hanya meng angguk anggukan kepala nya meskipun tidak paham dengan apa yang di katakan pak Rt.

"Em, kalau ngasih uang saku perangkat desa ini berapa ya pak, karna saudara saya warga desa ini juga" tanya Sholeh lagi dengan dada deg degkan.

"Kalau saudara sampean warga desa sini, cukup satu orang lima puluh ribu saja kang,

gak ada denda, dan perangkat desa nya ada tujuh kang" terang pak Rt lagi.

"Ya sudah kalau begitu pak Rt, saya permisi dulu, ini saya bawa ya pak" uanr Sholeh sambil bangkit dari duduk nya.

"Eeeh, tunggu dulu kang" ujar pak Rt dan Sholeh pun kembali duduk saat pak Rt berlalu masuk kedalam kamar membawa uang itu.

Tak berapa lama pak Rt pun keluar

"Kang, ini sesuai janji saya, ini uang buat ngopi" ujar pak Rt sambil menyelipkan amplop

yang lumayan tebal ke kantung celana Sholeh.

"Waduh pak, sungkan aku pak, mbok ya gak usah pake beginian to pak" ujar Sholeh yang berusaha mengeluarkan amplop itu yang akan ia kembalikan pada pak Rt, tapi tangan Pak Rt menahan nya.

"Gak papa kang, anggap saja bagi bagi rejeki kang" ujar pak Rt, dan Sholeh pun akhir nya pasrah menerima amplop itu.

"Ya sudah pak, saya terima, kalau begitu, terimakasih ya pak, saya permisi,

sambil berlalu keluar rumah itu membawa sertifikat yang ia sembunyikan kedalam kaos nya.

"Naaah, aman" gumam nya sambil menepuk perut nya, Sholeh berlalu dengan senyum yang mengembang lebar....

"Hihihihi.... aku jadi punya tempat kerja Tetap, gak bakal ada habis nya, nanti kang Romli tak suruh buat kolam ikan di sawah, trus sawah nya yang bagian bawah pol, di tanami padi, dapat ikan, yo panen padi" gumam nya sepanjang jalan

1
Tony Pahlevi
hahhah nahan lapar cuma gr2 pengen ngejilat romli doang
Tony Pahlevi
hmmmm jangan2 itu bini siluman nya romli yg cemburu
Tony Pahlevi
wuidiihh insting nya romli tokcer
Putera Syachrizal
mcm2 aja tuh kuli
Teja Suteja
asssoooyyy dikedipin cewe nie ye
Reyta Andini
emmm kayakya bini romli yg siluman nongolin dirinya ya min
Rina Mendrofa
ngejar orang sampai ga sadar masuk ke polres /Sob//Sleep//Sob/
Elang
ngadu domba mulu itu kuli /Panic/
Sandra Yenaidi
useeeet warga pada bisa bangeet liat kesempatan /Facepalm/
Raffa Aldira
kbanyakan akting itu kuli sama mandor bukanya kerja yg bener
Melas Pria
mamam ituhh si ali masuk bui
Sophia Naibaho
si gendut ngeselin tukang adu domba
Della
keren juga firasat si akang /Drool/
Trimii
bener2 definsi hama tu sodara
Elang
beuhh kang romli makin melebarkan sayap nya di bidang usaha, biar ga dicurigain pesugihan lagi kayaknya /Shy/
FiaNasa
harusnya istri Ali ini yg harus diparang mulutnya biar gak slalu jadi tukang fitnah
Sophia Naibaho
🥰🥰🥰🥰
FiaNasa
Sholeh orangnya lugu & lucu,,,mana jujur lagi
martha
mang enak kecebur tuh kuli2
Rina Mendrofa
hahahah romli digodain penjual nasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!