NovelToon NovelToon
Tantrum Girl

Tantrum Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Teen School/College / Basket
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Daisyazkzz

⛔ jangan plagiat ❗❗
This is my story version.
Budayakan follow author sebelum membaca.

Oke readers. jadi di balik cover ungu bergambar cewek dengan skateboard satu ini, menceritakan tentang kisah seorang anak perempuan bungsu yang cinta mati banget sama benda yang disebutkan diatas.
dia benar-benar suka, bahkan jagonya. anak perempuan kesayangan ayah yang diajarkan main begituan dari sekolah dasar cuy.
gak tanggung-tanggung, kalo udah main kadang bikin ikut pusing satu keluarga, terutama Abang laki-lakinya yang gak suka hobi bermasalah itu.
mereka kakak-adik tukang ribut, terutama si adik yang selalu saja menjadi biang kerok.
tapi siapa sangka, perjalanan hidup bodoh mereka ternyata memiliki banyak kelucuan tersendiri bahkan plot twist yang tidak terduga.
salah satunya dimana si adik pernah nemenin temen ceweknya ketemuan sama seseorang cowok di kampus seberang sekolah saat masih jam pelajaran.
kerennya dia ini selalu hoki dan lolos dari hukuman.

_Let's read it all here✨✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisyazkzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

•Libur panjang•

Pagi tanpa kebisingan, tanpa suara roda skateboard menyeret di lantai, tanpa teriakan-teriakan absurd. Bunda minum teh setenang mungkin.

"BUNDA!" Zyle mendadak muncul, menggebrak meja sambil duduk. "Bun, Zizi sebentar lagi mau jalan pagi, ya?"

"tanya ayahmu."

Gadisnya segera berdiri, mencari sang ayah di ruang kerja. "Ayah, ini cewek cantik!"

"Ada apa Zyle?"

"Zizi izin jalan pagi ya, sama Jane!" kata putrinya.

Ayah mengangguk pendek, berbisik, "Jangan lupa bawa skateboard. Jangan ketahuan bundamu."

"Ayah jadi bekingan Zizi nih sekarang? Oke!"

Lantas dengan secepat kilat dia sudah menghilang di balik pintu belakang. Zyle bukan bawa skateboard hari ini, karena katanya sayang kalau dipakai hadiah terakhir dari Ryan. Jadi gadis itu membawa sepatu roda.

untung trotoar perumahan memiliki permukaan yang halus, Zyle meluncur dengan lancar sampai di lapangan basket.

disana Jane sudah menunggu. "Woi! Ohayo!"

Jane balas melambai, "ya. Gue bawa raket, mau main?"

Zyle sejenak berhenti, menoleh kearah ring basket yang kosong. Dulu, Depan suka main disini.

"zi, ayo!"

"Oke-oke."

Kedua gadis yang sedang berlibur itu main badminton bersama di lapangan basket. Hanya berdua, lapangan sepi.

Sialnya saat Zyle memukul keatas terlalu jauh, kok nya malah mental ke dalam rumah di sekitar yang kelihatan sepi tanpa penghuni.

"Zi, Lo ambil gih." Omel Jane. "payah, gue menang ini mah, enam kosong."

Zyle nyengir malu. Aslinya ia memang jarang main badminton jadi sering kalah. Dengan langkah santai Zyle berjalan ke rumah itu. "Halloo?? gak ada orang kah? Gak ada ya.." Tanya sendiri, jawab sendiri. Prinsip Zyle: yang penting kan ia sudah nanya.

Zyle mengendap masuk, perlahan meraih kok di garasi rumah yang kelihatan kosong, agak berdebu, namun entah kenapa banyak kardus-kardus aneh.

"Aduh...kotor.."

"susah ya? Sini biar aku ambilkan."

"Tau nih, kotor." Gerutu Zyle, "EH?!" sejenak tersadar, "Ada orang?!"

Cowok itu tersenyum ramah, "tidak apa-apa. tolong, minggir dulu."

Zyle terperangah, malu, salah tingkah, campur aduk. Rasanya seperti kepergok masuk sembarang ke rumah orang. "Hehe...maaf ya..ini rumah Lo?"

"Iya, aku baru pindah. Siapa namamu?" tanyanya dengan senyum.

"eh, ehm..gue Zyle. Ashana Zyle."

"senang berkenalan. Aku Najinu." Si cowok tampak baik dengan suaranya yang terdengar datar namun hangat.

"Na Jinu? Lo bukan orang asli sini ya?" tanya Zyle.

Najin mengangguk, "Ya, aku datang kesini karena pekerjaan ayahku. Dimana sekolahmu?"

"Zyle! Lama banget sih?" tiba-tiba Jane datang menghampiri karena bosan menunggu. "Wah, ada orangnya? Siapa ini?"

"halo, aku Najinu." sapa Najin sopan. "aku baru pindah, mohon bantuannya."

"Logat bicaranya lucu." bisik Jane, Zyle tertawa.

Akhirnya mereka berdua tidak melanjutkan main, Najinu mentraktir mereka makan setelah membantunya membuang kardus-kardus.

Dia bercerita, bahwa usianya menginjak tujuh belas tahun ini, sama dengan Zyle dan Jane. Dia tidak punya saudara, dan ayahnya orang sibuk.

Najinu memiliki banyak koleksi mainan canggih robotik di rumahnya hasil karya sang ayah, katanya itu adalah figur berharga yang bahkan Najinu sendiri dilarang menyentuh sedikitpun.

***

Zyle melewati hari-hari liburan dengan bermain bersama Jane. Jalan-jalan ke berbagai tempat wisata, membeli barang lucu di mall walaupun tidak penting.

Setidaknya itu yang mereka lihat sekarang. Sebuah iklan promosi mainan baru yang ada di papan iklan besar, ada wajah Najinu disana, ditambah sebuah produk mainan menarik.

Zyle menunjuk-nunjuk, "Jane! Ayo beli itu!"

Jane menatap heran. "kenapa muka si Najin itu ada disana?"

"mungkin dia jadi bintang iklan." seloroh Zyle asal sambil memfotonya dan mengirimkan foto ke nomor telfon Najinu. "dia nggak aktif."

berhubung hari semakin terasa panas, Zyle dan Jane langsung pulang ke rumah masing-masing dengan taksi.

Zyle turun di depan gerbang perumahannya, lanjut naik skateboard sampai rumah, menenteng paper bag hasil belanja. untung ia pakai celana panjang hari ini, jadi lebih nyaman.

Saat melewati lapangan basket, Zyle berhenti sejenak karena melihat siluet bayangan tubuh seseorang sedang duduk.

Itu Najinu ya?

Zyle mendekat, "Hallo~ this is Najinu right?"

Benar Najinu. Sedang duduk sendirian, berkali-kali menghela nafas berat. "Hai, Zyle."

Zyle tersenyum, "kenapa disini?" duduk di sebelahnya. "Eh? Kenapa mukanya"

Kelihatan sakit. Sebuah lebam merah gelap berbekas di pipi lembut Najinu walaupun sedikit ditutupi. "Bukan masalah besar." Ucap Najinu, tersenyum seperti biasa.

"hehe, udah liat belum foto yang gue kirim?"

Najinu mengangguk pendek. "iya, ada mukaku disana."

Zyle memantengi wajahnya yang kalem dan hangat itu, bisa dideskripsikan a calm, obedient and handsome teenage boy.

"Kenapa murung sih? Lo jadi keliatan dramatis tau." ceplos Zyle sembarangan. "Kenapa? Ada masalah apa? Kan kita temenan, cerita dong."

untuk Zyle, pertemuan pertama yang akrab adalah awal dari pertemanan. Jadi Najinu pun seharusnya menganggap begitu juga kan?

Najinu diam saja, malah senyum-senyum tipis.

"Apa sih? Kalo gue orang lain pasti gue kira Lo orang gila." Kata Zyle sambil memainkan rambut kepangnya.

"Hmm...gue bawa mainan puzzle 3D, bantuin susun yuk!"

Pecah sudah tawa Najinu. Heran sekaligus merasa aneh dengan cara Zyle membujuknya, apa dia pikir Najinu adalah bocah TK?

"buat apa kamu beli itu? menggelikan."

Zyle cemberut, malu. "Kenapa? Mau main nggak? Padahal gue beli ini karena ada muka Lo di iklannya." Gadis itu manyun membongkar kardus mainan di tengah lapangan, duduk menjauh. "cih.."

Najinu tertawa. Padahal Zyle kan mau membujuknya tapi kenapa malah dia yang ngambek?

"Maaf, maaf. Aku boleh ikut bantu kan?"

"Karena gue baik dan dermawan, yaudah."

Lagi-lagi Najinu tersenyum sendiri. Sisi gadis ini yang baru ia ketahui membuatnya merasa dihargai. Siapa yang tahu keunikannya? pola pikirnya kadang tidak dimengerti. Namun unik dan membuat orang lain tertawa.

Najinu ingin hidupnya damai seperti sekarang saja sampai ia mati. seandainya bisa.....

***

Jane masuk rumah sakit di hari liburan ke lima belas karena demam berdarah. Alhasil, Zyle datang ke sana ditemani Najinu yang tidak punya kesibukan apapun disebabkan bunda sudah mulai bekerja lagi, jadi tidak bisa mengantarnya.

Zyle malas menyetir motor sendiri, ditambah bunda selalu ceramah. Terakhir kali Zyle menyetir motor ia membonceng Ren dan nyasar di bahu jalan nyaris masuk ke dalam got.

kan lumayan juga punya teman yang rumahnya dekat, jadi bisa disuruh-suruh. Kata Zyle.

"Wah Zyle...Lo benar-benar udah akrab. Dasar, jangan biarin dia berharap ya.." Jane masih sempat mengolok-olok padahal sudah tiduran dengan selang infus.

Zyle ancang-ancang mencabut, "Shut up. Mau meninggal sekarang?"

"iya ampun, Beib."

Zyle tersenyum puas, menarik lengan baju Najinu, "Najinu, kasih bunganya." bisik Zyle.

"K-kenapa aku yang harus..." Najinu dipaksa sebelum Zyle mencubit mampus lengannya. padahal mereka berdua sepertinya sahabat dekat, apa Zyle gengsi?

Najinu punya ide bagus. "Jane, Sahabatmu mau memberi buk-"

"Sialan, Jinu, mau mati?" Zyle berbisik galak, melotot sampai bola mata kecilnya hampir melompat keluar.

Najinu terkekeh, "Iya..." "Jane, ini buket, hadiah dari seseorang." melirik Zyle yang balas melotot seolah tatapan itu ingin membolongi kepalanya.

Jane menahan tawa. Kelakuan Zyle selalu tertebak. "Hei yang rambutnya dicepol, pake jaket krem. Ini dari Lo kan?"

"gak tau. Dari orang kali." yang ditanya pura-pura buang muka. Dasar Najinu, udah cengeng, ember lagi.

"Najinu." Celetuk Jane.

"Ya?"

"kenapa Lo bisa jadi bintang iklan di platform asli mainan xxx?" tanya Jane serius, kali ini ia memang penasaran siapa sebenarnya Najinu yang tiba-tiba muncul diantara mereka.

"Ah, itu..." ekspresi Najinu tak nyaman. "maaf ya, mungkin aku akan bahas lain kali..."

tapi Zyle sudah melotot lagi, "Cerita. Cepet."

mendengar nada bicara Zyle dengan titik di akhir, Najinu jadi terpaksa mengangguk. "Ya...baik."

"Apa kalian pernah mendengar tentang program seleksi trainee idol?"

Zyle duluan mengangguk. diam-diam kan ia sering melihat begituan setelah Ren pergi.

Jane melirik tajam. "ih, dasar pembohong. padahal Lo bilang gak suka gitu-gituan." cibirnya.

Najinu melanjutkan, "Ya, aku mantan trainee. Hampir berhasil, tapi gagal."

"HAH SERIUS?" Jane memotong excited.

"gak heran sih. Dia ganteng." gumam Zyle, ekspresinya menyebalkan.

"Pokoknya aku disewa untuk itu. Sekian dan selamat pulang." Najinu berdiri. Tersenyum lalu keluar, pulang menguap bagai asap.

Jane shock, "dia gila ya? Kenapa langsung menghilang gitu?"

Zyle juga ikut berdiri, buru-buru menyalami Jane. "eh, tunggu! Aduh...Jen gue balik juga ya! Motornya bareng!"

Zyle lari-larian sampai lobi rumah sakit seperti orang gila. Mana Si Najinu itu udah hilang.

"CK, dasar mantan idol!"

Kesal, capek berlari, Zyle duduk sendirian di kursi halaman parkir motor. "Uh... terus gue gimana pulangnya...kalo ada Devano pasti dia jagain sampe pulang...cih..."

Najinu terpaku, tangannya yang menggenggam es smoothies strawberry terasa dingin. Hanya tinggal selangkah di belakang gadis itu. Siapa Devano?

***

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Ngangenin
Daisyazkzz: baca terus ya!
total 1 replies
Aono Morimiya
karya ini bikin gue ketagihan baca terus!
Daisyazkzz: makasih💌
jangan lupa baca karya author yang lain juga ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!