Sang Ketua Dark Dragon

Samuel sudah mulai sadar saat pagi hari, dan sedang disuapi makanan dari rumah sakit oleh Ranti

"Kata asisten rumah tangga Lo, ayah sama ibu Lo akan sampai nanti siang Sam" ucap Irsyad yang menjenguk Samuel bersama Sandi, Angga, Saraswati dan Leo

"Nanti malam, Kalain, James Mario sama Brandon yang akan menginap disini" ucap Angga

"Tuh ma, pa, nanti mama pulang saja, kan disini sudah ada sahabat Hendra dan Samuel" bujuk Hendra lembut

"Iya Tante dan om nggak usah khawatir, kami akan menjaga Hendra dan Samuel" ucap Sandi serius

"Kalau begitu, mama dan papa akan pulang nanti sore, kalau orang tua Samuel sudah datang kesini" jawab Rendi yang sedang mengecek berkas berkas pekerjaan miliknya meski ini hari Minggu

"Nanti kalau ada apa apa, kalian langsung telepon om atau Adrian ya" ucap Rendi lagi

"Iya om" jawab semuanya

"Saras kenapa kamu bengong begitu?" Tanya Ranti terkekeh

"Saras masih shok Tante, mereka ini kan jago berantem ko bisa kena begal di jalan" jawab Saraswati heran

"Mereka langsung nebas bahu gue pas masih di atas motor Saras, dan saat itu kita sedang lengah karena kita pikir daerah itu aman" jawab Hendra tersenyum teduh

"Iya, gue aja belum sempat bangun pas jatuh dari motor tuh orang udah langsung nusuk perut gue" jawab Samuel menambahkan

"Polisi sudah menangani kasusnya, dan tas kalian di temukan beberapa meter dari tempat kejadian, di buang ke semak semak" ucap Rendi serius

"Iya lah di buang, isinya cuma buku pelajaran aja, untung tugas kita nggak kita bawa ya Sam" ucap Hendra masih bersyukur

"Padahal udah kena bacok sama kena tusuk, tapi masih aja untung" gerutu Saraswati yang membuat semua orang tertawa

"Itu tandanya gue orang Indonesia asli, banyak untungnya" jawab Samuel terkekeh

"Kalian sudah pada sarapan?" Tanya Ranti sopan

"Alhamdulillah sudah Tante tadi sebelum kesini kita makan dulu" jawab Irsyad sopan

"Kalau yang ini, Tante belum pernah lihat, kamu teman baru Hendra ya?" Tanya Ranti penasaran

"Bukan Tante, saya anggota Dark Dragon juga tapi beda sekolah sama Hendra dan Samuel" jawab Leo sopan

"Iya ma, Dark Dragon isinya bukan hanya anak anak sekolah Hendra saja tapi juga teman perkumpulan mereka di arena balap" jawab Rendi yang sudah tahu tentang Dark Dragon

"Rencananya hari ini akan ada santunan anak yatim ke panti asuhan om, tapi di batalkan karena kejadian ini" ucap Angga serius

"Nanti om saja sama Adrian yang mewakili kalian ke panti asuhan" jawab Rendi dan diangguki semuanya

"Balapan kamu gimana Ngga?" Tanya Samuel penasaran

"Alhamdulillah gue menang, dan Kalain di posisi dua, Brandon di posisi tiga" jawab Angga senang

"Berarti semua hadiah di ambil Dark Dragon dong?" Tanya Hendra serius

"Sekarang sampai juara lima DRA dan si Ferdinand juara empat sama anak red eyes yang ikut, dia jadi juara lima" jawab Sandi

"Peraturan baru lagi?" Tanya Rendi penasaran

"Iya om, karena banyak yang berminat dengan acara balakan ini jadi panitia menambahkan hadiah untuk lima orang" jawab Leo serius dan diangguki Rendi

"Kalau untuk balapan biasanya siapa saja anggota yang sering ikut?" Tanya Saraswati penasaran

"Angga, Kalain, Brandon, Leo sama Adrian" jawab Sandi serius

"Si Rian juga ikut balapan?" Tanya Saraswati serius

"Iya, dia pembalap utama kita, tapi Adrian hanya ikut kalau yang menantang ketua geng lain atau memang diantara kita ada yang tidak bisa ikut" jawab Angga menjelaskan

"Pantas saja Adrian punya bengkel motor, ternyata dia juga pembalap" ucap Ranti kagum

"Hendra juga punya showroom mobil ma, banyak lagi" celetuk Hendra terkekeh

"Iya dan kamu yang mandiin mobilnya juga tiap hari" ledek Ranti terkekeh karena Hendra memang selalu mencuci mobil milik orang tuanya juga kendaraan milik semua pekerja di rumahnya, untuk mendapatkan uang jajan tambahan

"Uangnya sudah banyak pasti ma" ledek Rendi tertawa bersama teman teman Hendra dan Samuel

"Katanya mau di pake buat beli alat masak om, buat Vania" ucap Samuel meledek

"Nanti mama tes dia buat masak ya DRA" ledek Ranti terkekeh

"Jangan lah, nanti mama malah bikin Nia nangis lagi dan kabur dari Hendra" jawab Hendra khawatir

"Lihat tuh pa, belum apa apa saja dia sudah suudzon sama mama" keluh Ranti memelas

"Kalau dia berani begitu sama mama, nanti papa potong gajinya setengah" ancam Rendi serius

"Papa saja posesif sama mama, ya Hendra juga begitu lah" gerutu Hendra cemberut dan membuat semuanya tertawa

"Nanti kamu boleh posesifin dia kalau sudah sah, kalau sekarang kamu seperti itu yang ada dia kabur" ucap Rendi terkekeh

"Iya, om Rendi benar DRA" ledek Irsyad tertawa

"Mana masih lama lagi kalau nunggu Samapi lulus kuliah" keluh Hendra menarik nafasnya panjang

"Kalau jodoh nggak akan pergi DRA" ucap Sandi menghibur Hendra

"Iya paling kalau kabur juga pasti kamu kejar lagi" ledek Samuel terkekeh sambil memegang perutnya yang terasa ngilu

"Pasti itu!" Pekik Saraswati ikut tertawa

"Jatah palakan kamu jadi berkurang Saras" ledek Irsyad tertawa

"Iya biasanya lo nempelin mereka bertiga" ledek Angga puas

"Nggak apa apa, selama mereka sakit, nanti Irsyad yang nanggung biaya jajan gue di sekolah" jawab Saraswati santai dan membuat Ranti dan Rendi tertawa

"Leo kelas berapa?" Tanya Saraswati lembut

"Aku kelas sebelas sama dengan kalian" jawab Leo Tersenyum manis dan di balas anggukan oleh Saraswati

"Mulai berpaling ya dari si Hesa?" Tanya Sandi tersenyum lembut

"Mau berpaling tapi sulit" keluh Saraswati berpura pura sedih

"Lebay Lo" ucap Samuel terkekeh

"Dia kan memang sudah cinta banget sama Mahesa tapi yang di tempelin malah Hendra sama Irsyad jadi ya hesanya juga ragu Nerima Lo Saras" ungkap Angga serius

"Gue kan pemalu orangnya, jadi kalau mau nempelin si Hesa yang ada nanti gue cuma nunduk aja nggak bisa gerak" jawab Saraswati manja

"Pemalu dari Hongkong, biasa juga malu maluin" gerutu Sandi terkekeh

"Sekarang gimana dong? Hesa sudah ada Sintia?" Tanya Hendra serius

"Ya gue akan nyari bule yang lebih tampan dan lebih tinggi dari Mahesa Danendra lah" jawab Saraswati cuek

"Nyari dimana?" Tanya Irsyad meledek

"Nanti gue cari di pantai, biasanya kan suka banyak tuh bule berkeliaran" jawab Saraswati tersenyum manis

"Yang dipantai itu pasir laut Saras" ledek Rendi ikut menggoda Saraswati

"Ada juga yang lain om, pohon kelapa" jawab Leo ikut meledek

"Ada juga batu karang" ucap Hendra

"Jadi pilih yang mana?" Tanya Ranti ikut meledek juga dan membuat Saraswati cemberut

"Kayanya Saras akan pilih pohon kelapa deh" ucap Angga terkekeh

"Kenapa memangnya?" Tanya Rendi serius

"Kan Saras suka naik pohon pa, di sekolah tiap ada buah mangga pasti habis dia petikin sampai guru BK marah dan kasih teguran" jawab Hendra tersenyum senang

"Kamu sering naik pohon Saras?" Tanya Ranti serius

"Bohong Tante, mereka memang sering ledekin Saras, mana ada Saras yang cantik dan lemah lembut ini naik pohon" jawab Saraswati berbohong

"Oh.. Tante pikir kamu bisa naik pohon" ucap Ranti menahan tawa

"Memangnya kalau Saras bisa kenapa ma?" Tanya Rendi ikut menahan tawa

"Mama mau ajakin Saras buat panen kebun mangga kita di rumah pa, buahnya banyak dan besar besar" jawab Ranti sambil melirik Saraswati yang terlihat berbinar

"Saras bisa Tante, kapan panennya!" Pekik Saraswati senang dan membuat semuanya tertawa puas bahkan Samuel terus memegang perutnya akibat tak tahan menahan tawa

"Ketahuan deh!" Ucap semuanya serentak dan membuat Saraswati tersipu malu

"Permisi" sapa empat orang yang masuk ke ruangan itu

"Oh pak Abraham, silahkan masuk" sapa Rendi sopan lalu menyambut Abraham yang merupakan ayah dari Samuel

Samuel Evander Smith adalah putra kedua dari pasangan Abraham Kenan Smith dan dan sang istri Medina Calrista. Mereka juga memiliki anak pertama yang bernama David Guetta Smith dan anak ketiga bernama Stefani Angela Smith. Usahanya yang bergerak di bidang tekstil dan juga industri hiburan memang sangat berkembang pesat sampai menjadikan keluarga Smith menjadi salah satu pengusaha paling sukses di Indonesia

"Selamat siang pak Rendi, Bu Ranti" sapa Abraham sopan begitupun Medina

"Kabar kami baik pak, silahkan kalau mau melihat kondisi Samuel" jawab Rendi sopan

Lalu Abraham menghampiri Samuel bersama istri dan juga kedua anaknya yang lain

"Sam, baik baik saja yah, Hendra yang sudah mendonorkan darahnya untuk Sam" ucap Samuel yang melihat tatapan khawatir orang tuanya

"Maaf ayah dan ibu datang terlambat" ucap Abraham tulus

"Maafkan ibu ya nak, karena sering meninggalkan kalian untuk urusan bisnis" ucap Medina memeluk Samuel lembut

"Kakak juga minta maaf karena tak bisa mendampingimu kemarin" ucap David mengusap kepala Samuel

"Iya nggak apa apa, Kalian juga pasti khawatir kemarin" jawab Samuel tersenyum lembut

"Terima kasih ya Hendra dan teman teman Samuel yang lain karena kalian sudah menjaga dan juga menamainya selama ini" ucap Abraham tulus

"Samuel juga sudah menjadi keluarga kami om, jadi kami juga punya kewajiban menjaganya" jawab Hendra serius