Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Sendiri
Dinda sudah memutuskan bahwa untuk beberapa hari ini dia akan pulang ke rumah orang tuanya karena dia merindukan mereka semua. Lagi pula di apartemen ini tidak ada siapapun bukan? lebih baik dia pulang ke rumah kedua orang tuanya saja daripada harus tinggal sendirian di apartemen mewah ini.
Dia bersiap-siap untuk pulang kembali ke rumah orang tuanya setelah hampir 2 bulan tinggal bersama Daniel. Sebelum dia pulang ke rumah kedua orang tuanya, Dina menyempatkan diri untuk berbelanja di supermarket untuk dibawanya pulang. Namun, saat dia berada di supermarket tiba-tiba saja ada seorang wanita yang menghampirinya dan itu adalah Elizabeth, mantan kekasih dari Daniel.
"Kau, sedang apa kau berada di sini?" tanya Elizabeth ketika dia melihat Dinda yang berbelanja di supermarket. Dia masih menaruh dendam pada wanita itu karena sudah merebut Daniel darinya. Dia merasa bahwa Dinda lah yang menyebabkan hubungannya semakin memburuk dengan dalil hingga dia tidak bisa kembali mengendalikan laki-laki itu.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Dinda hanya bisa menatap aneh pada wanita yang mempertanyakan hal itu. Bukankah Daniel sudah menjelaskan padanya bahwa mereka adalah sepasang kekasih walau pada kenyataannya tidak seperti itu tapi tetap saja, seharusnya dia percaya Karena itu keluar dari bibirnya langsung dan juga bukti-bukti sudah semakin jelas bahwa mereka tinggal di apartemen yang sama. Lalu kenapa harus mempertanyakan hal itu lagi?
"Tidak seharusnya Anda mempertanyakan hal seperti itu padaku. Ini tempat umum dan siapapun bisa berada di sini dengan segala tujuan dan keinginannya. Apa ada yang dimiliki anda?" Dinda sengaja mempertanyakan hal itu pada Elizabeth karena dia tahu bahwa wanita ini tidak suka dengannya karena masalah Daniel.
"Kau! berani sekali kau mengatakan hal seperti itu padaku!" Elizabeth terlihat marah dan tidak suka dengan jawaban yang Dinda berikan padanya. Bukan hanya Dinda saja, Elizabeth bahkan tidak suka jika ada wanita lain yang berani menjawabnya.
"Maaf sebelumnya Elizabeth, saya berada di sini atau di itu bukan urusan Anda sama sekali. Saya tidak memiliki urusan apapun dengan anda jadi tolong berhenti ikut campur dalam kehidupan saya. Jika ini masalah anda dengan Daniel tanyakan saja pada laki-laki itu. Hubungi saja dia dan tanyakan di mana keberadaannya. Anda bisa menghubunginya kapanpun yang anda inginkan bukan, jadi coba saja hubungan dia dan tanya di mana keberadaannya." Dinda langsung pergi meninggalkan Elizabeth begitu saja setelah dia mengatakan apa yang ingin dikatakannya pada wanita itu. Menurutnya Elizabeth ini terlalu toxic, jika sudah mantan kenapa harus kembali mengejar-ngejar seperti itu. Bukankah dia sendiri yang menyelingkuhi Daniel, lalu kenapa dia yang kembali mengundang seolah-olah Daniel yang meninggalkannya.
"Aneh, terkadang aku tidak habis pikir bagaimana cara dan pola pikir orang-orang kaya seperti mereka. Kesalahan bisa dibeli dengan uang, termasuk harga diri. Miris memang!"
Dinda memutuskan untuk melanjutkan kegiatan berbelanjanya. Banyak yang akan dibelinya karena dia akan pulang ke rumah dan memberikan hadiah untuk adik-adiknya. Dia tahu jika adik-adiknya tidak pernah makan makanan enak seperti apa yang dibelinya dan dia harap dia bisa membuat adik-adik yang merasa bahagia walau dia harus mengorbankan harga dirinya saat ini. Menurutnya tidak ada lagi harga diri yang tersisa dalam dirinya karena dia melakukan semua itu demi uang dan demi keluarganya.
Dinda memesan taksi online untuk mengantarnya pergi ke rumah. Selama perjalanan menuju rumahnya Dinda masih terus memikirkan apa yang telah terjadi antara dirinya dan juga dan dia. Malam panas yang sangat gila menurutnya dan entah mengapa ketika membayangkan hal itu lagi daerah itu dalam hidup seolah-olah merindukan akan sentuhan dari laki-laki tersebut. Apa seperti ini rasanya setelah bersetubuh?
Karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya lagi saat ini dia memilih untuk mengirimkan pesan pada kedua temannya tentang apa yang dirasakannya saat ini dan betapa terkejutnya Dinda ketika membaca balasan pesan dari teman-temannya.
"Gila! Masak iya gue di bilang maniak se*KS?" gumam Dinda dengan suara kecilnya. Dia Tidak habis pikir dengan semua ini bahwa teman-temannya bisa mengatakan hal seperti itu.
"Lo akan lebih gila lagi kalau itu apem kena **** Din! Menggelepar lu nanti!" balasan dari Intan jauh lebih mengerikan dengan balasan yang Siska berikan padanya. Ini benar-benar gila dan entah mengapa Dinda membuka video yang dikirimkan Intan untuknya.
Dia melihat vidio tersebut dan mendengarkannya dengan earphone agar tidak terdengar oleh siapa-siapa. Sumpah demi apapun suara dari video itu benar-benar sangat mengerikan. Tubuh Dinda sampai bergetar hebat, apalagi ketika melihat apa yang laki-laki itu lakukan terhadap wanitanya. Sungguh, Dinda benar-benar speaker dengan kedua temannya yang bisa mengirimkan pesan video terhadapnya.
"Gila! Kalian berdua gila!" balas Dinda. Dia menghentikan videonya begitu saja dan tidak ingin membalas pesan apapun lagi dari mereka berdua karena saat ini tubuhnya terasa sangat panas dan seperti ada yang menguasai dirinya setelah menonton vidio tersebut.
"Hah? Kenapa mbak?" tanya supir taxi onlinenya ketika mendengar Dinda mengumpat.
"Gak apa-apa mas. Temen saya kirim boom stiker di wa. Maklum aja," jawab Dinda berbohong. Dia sengaja mengatakan hal seperti itu karena tidak mungkin dia mengatakan bahwa teman-temannya mengirimnya video porn*. Jika supir taxi ini tau, bisa-bisa dia di ajak ke hotel nantinya.
Dinda sudah sampai di depan gang rumahnya. Dia turun dari taxi online dan amsuk ke dalam gang rumahnya. Banyak tetangga mereka dulu yang mulai bergunjing ketika melihat dia datang dengan begitu banyak barang bawaannya. Tapi Dinda tidak perduli sama sekali dengan itu semua karena seperti yang Intan dan Siska katakan untuk tidak mendengar apapun yang orang-orang katakan tentang diri mereka dan itulah yang dilakukannya saat ini. Dia akan membalas dengan senyuman dan menyapa mereka semua. Saat Dinda hampir sampai di rumahnya dia sudah mendengar suara teriakan adik-adiknya yang melihatnya datang.
"Kakak ...," teriak kedua adiknya ketika melihat sang kakak datang dengan membawa banyak barang bawaan untuk mereka.
"Hey, ayo bantuin kakak yuk. Ini buat kalian berdua. Di dalam ada jajanan dan buah. Kakak juga beli mainan untuk kalian berdua," ucap Dinda pada kedua adiknya yang sudah berseru heboh. Tapi ketika dia hendak masuk ke dalam rumahnya, ibunya sudah menatapnya dengan tatapan tidak sukanya.
"Dari mana kamu mendapatkan uang itu?" tanya ibunya ketika melihat dia datang berkunjung ke rumah.
"Maksud ibu apa?" tanya Dinda yang berpura-pura tidak mengerti.
"Ibu tanya dari mana kamu dapat itu semua? Itu banyak dsn ibu tau banyak juga uang yang kamu habiskan untuk itu semua!"
"Buk, udah kenapa sih. Dinda itu kerja dua bulan, duit Dinda gak ke pake juga kenapa sih ibu kayak gini?"
"Jelas ibu tanya! Boleh dong ibu tanya dari mana kamu dapat uang itu?"
...****************...
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤