Apa jadinya jika ustadzah cantik nan sholihah sekelas Jasmine Qurattul Ain dijodohkan dengan CEO tampan yang memiliki karakter dingin sedingin kutub Utara? Dialah Keenandra Nareswara Kalandra, pengusaha sukses diusianya yang baru menginjak dua puluh tujuh tahun.
Apalagi Keduanya memiliki adab dan akhlak yang saling bertolak belakang. Jasmine dengan kelembutan dan ketegasannya. Sedangkan Keenandra dengan sikap arogan dan keangkuhannya yang sangat di luar batas wajar.
"Kamu bukanlah tipe wanita idamanku. Jadi, jangan berharap aku akan menyentuhmu selayaknya pasangan suami-istri! " ~ Keenandra Nareswara Kalandra
"Aku pun tidak sudi disentuh oleh lelaki yang tak beradab dan berakhlak sepertimu! aku bukanlah wanita bodoh dan lemah seperti yang kamu pikirkan!" ~ Jasmine Qurattul Ain
Bagaimana kelanjutan kisah Jasmine dan Keenandra? Akankah pernikahan keduanya bertahan lama saat orang ketiga turut andil mewarnai biduk pernikahan mereka? Yuk, simak ceritanya only di noveltoon. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alinatasya21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Ku Balas Keangkuhanmu Dengan Elegan.
Umma Hanin sampai ber-istighfar saat mendengar putri sulung mereka berbicara ketus pada Keenandra. Padahal, dalam pandangannya sang menantu sudah meratukan putri mereka. Namun, tanpa sepengetahuan wanita paruh baya itu sang menantu sangatlah pandai bersilat lidah dan bersandiwara.
"Sayang, pelan-pelan minumnya! Nanti tersedak." Keenandra memberikan perhatian penuh pada sang istri.
Perhatian yang diberikan oleh Keenandra benar adanya. Setelah berhasil mengambil civman pertama Jasmine, dia lebih peduli pada sang istri. Sayang sekali, Jasmine tak semudah itu mempercayainya.
"Iya, Mas. Kamu juga silakan diminum dan dicicip camilannya." Jasmine berusaha mengontrol diri agar tidak keceplosan lagi di hadapan umma-nya. Dia pun mengimbangi permainan peran sang suami.
"Terimakasih istriku." Keenandra tersenyum.
Tak biasanya pria berwajah dingin itu menampilkan senyuman yang begitu manis. Senyuman yang baru kali ini dilihat oleh Jasmine.
Bohong, jika Jasmine tidak terpukau dengan kharisma sang suami. Tetapi, dia tetap menjaga hati agar tidak luluh oleh Keenandra yang sudah terlanjur melukai perasaannya.
"Tumben senyuman si bos manis. Kemana saja kemarin-kemarin? Aku khawatir terjadi sesuatu dengannya dan nona muda," batin asisten Kyan yang sangat tahu betul sepak terjang CEO menyebalkan tersebut.
Kyano tidak ingin terlalu ikut campur urusan rumah tangga orang lain. Jadi, dia lebih memilih diam daripada menambah masalah.
"Ini pisang goreng crispy buatan umma. Nak Jasmine sangat menyukai pisang crispy coklat. Dia juga sangat menyukai ayam geprek pedas. Tapi, level satu."
Umma Hanin menjelaskan pada sang menantu. Dia berharap Keenandra bisa memahami putri mereka.
"Alhamdulilah, Umma. Siang tadi pun kami menunya ayam geprek. Iya, istriku sangat menyukainya. Bukan begitu, Sayang?''
Keenandra menunjukkan sikap lembutnya. Jasmine semakin tak nyaman saat suami menyebalkannya itu berulah. Iya terpaksa mengangguk dengan senyuman yang dipaksakan.
"Awas saja, nanti kalau pulang ke apartemen akan aku marahi habis-habisan. Giliran sudah mendapat manisnya, ucapannya berubah lembut semanis madu. Sayang sekali hatiku tak kan luluh begitu saja."
Jasmine mengoceh dalam hati. Rasanya ia ingin cepat-cepat pergi dari mansion keluarganya. Dia merasa jengah melihat sandiwara yang dimainkan oleh Keenandra.
"Ini enak sekali! Lain kali aku akan membelikan pisang crispy coklat yang banyak dan berkelas untukmu." Keenandra berucap tanpa sadar. Hampir saja ucapannya itu membuat umma Hanin sedikit tak nyaman melihat sang menantu terlalu membanggakan diri.
"Pisang crispy buatan umma juga tidak kalah bagusnya dari buatan pisang crispy coklat di tempat yang berkelas. Aku lebih menyukai buatan umma-ku."
Jasmine akhirnya berbicara sedikit tegas. Berbicara dengan Keenandra lama-kelamaan bisa memicu perdebatan kecil di antara mereka. Ia tidak ingin sang umma mengetahui pernikahan mereka yang sedang tidak baik-baik saja.
"Iya, Sayang. Maaf, jika suamimu ini selalu berlebihan." Keenandra bersikap lembut. Ia sama sekali tidak terpancing emosi. Entah angin apa yang membawanya di sana, tapi ia merasa selalu ingin membersamai Jasmine.
"Aku ini kenapa? Tak seperti biasanya aku bersikap begini? Terserah dia mau berpikiran apa tentangku. Tapi, aku tidak akan pernah melepaskannya begitu saja. Dia milikku!" bisikan hati kecil Keenandra.
"Aku harus cepat-cepat kembali ke apartemen. Jika seperti ini dia akan bertambah sombong dan angkuh. Dia pikir aku akan luluh? Tidak!" tekad Jasmine di dalam hati.
"Umma, sepertinya kami pamit dulu. Kedatangan kami kemari hanya ingin mengambil motor maticku dan juga beberapa seragam mengajarku di SDIT dan TPA Qurattul Ain," ungkap Jasmine dengan menekankan nama Qurattul Ain.
"Maa syaa Allah, jadi nona muda pemilik SDIT dan TPQ juga ya?" tanya asisten Kyano. Dia begitu terkesima pada kepribadian Jasmine.
"Iya. Ini adalah impianku dari sejak kecil. Alhamdulilah ketika aku menyelesaikan kuliah aku langsung terjun kemari. Atas izin Allah aku bisa membangun TPQ saat lulus S1. Setelah lulus S2 aku membangun SDIT. Pelan-pelan baru berjumlah dua kelas. Artinya SDIT baru dibangun dua tahun terakhir ini sedangkan TPQ sudah empat tahun yang lalu."
Jasmine tersenyum bahagia diusianya yang sudah dua puluh lima tahun ini bisa mewujudkan segala impian. Tentu itu tidak lepas dari dukungan kedua orang tuanya.
''Maa syaa Allah beruntung sekali pria yang bisa mendapatkan wanita Sholihah seperti nona Jasmine," ceplos Kyano yang sengaja memanas-manasi Keenandra.
Jasmine mengulas senyuman di balik cadar saat mendengar ucapan Kyano. Dia pun terbesit untuk mengaduk-ngaduk hati Keenandra.
"Terimakasih asisten Kyan. Pujian ini terlalu berlebihan untukku. Hanya pria yang berhati lembut yang memandang seorang wanita dengan ketulusan," ucap Jasmine dengan begitu elegan.
Wajah Keenandra terlihat tak suka melihat kedekatan asisten Kyan dan sang istri. Sumpah demi apapun ia ingin sekali memarahi Kyano. Tetapi, karena ada sang mertua, dia berusaha bersikap tenang.
"Kubalas keangkuhanmu dengan elegan!" batin Jasmine saat melihat wajah kusut Keenadra.
"Berani-berani sekali Kyano memuji istriku! Awas saja gajinya bulan ini aku potong lima puluh persen. Dia telah menggoda istri seorang Keenandra Nareswara Kalandra," rutuk Keenan di dalam hati.
"Maa syaa Allah, kalian semua sangat baik sekali. Bisa se-frekuensi seperti ini. Putri umma memang begini adanya. Kau benar nak Kyan. Alangkah meruginya jika ada seorang pria menyia-nyiakan putri kami. Bukan begitu nak Keenandra?" tanya umma Hanin yang tidak menyadari ketegangan dari ketiga insan berbeda jenis itu.
"Iya, Umma. Saya mengagumi kepribadian nona Jasmine. Pak Keenan beruntung sekali memiliki istri sholihah," ujar Kyano dengan menyeringai tipis melihat wajah kusut Keenadra.
"Maa syaa Allah, semoga anak menantu kami senantiasa diliputi keberkahan," ungkap umma Hanin tanpa sedikitpun curiga melihat gerak-gerik para anak muda di hadapannya.
"Aamiin, Umma." Kyano tersenyum tipis sembari melirik ke arah wajah Keenandra yang terlihat merah padam.
"Berdebah! mereka berdua sengaja memanas-manasiku," gumam Keenandra di dalam hati.
"Umma, sepertinya malam ini kami akan menginap di sini! Asisten Kyan biarlah kembali duluan. Besok pagi aku akan pulang bersama istriku menggunakan motor matic -nya," ungkap Keenandra. Sorot matanya mengisyaratkan jika ia mengusir sang asisten secara halus.
"Aku ingin pulang sebelum Maghrib, Mas. Tadinya aku memang berniat menginap di rumah umma. Tetapi, karena kamu sudah menyusulku. Artinya kamu berniat membawaku ke apartemen," ungkap Jasmine.
Wanita bercadar hitam itu tidak mau menginap di mansion keluarganya. Bukannya apa, dia sudah mengetahui akal bulus sang suami.
Bisa saja malam ini Keenandra memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mengambil haknya sebagai suami saat mereka menginap di kediaman orang tua Jasmine. Gadis itu sangat paham karakter Keenandra. Tadi pun civman pertamanya sudah diambil sang suami tanpa izin.
Tringgg ... tringgg ... tringgg.
Ponsel Keenandra kembali berbunyi nyaring, saat percakapan mereka semakin intens. Umma Hanin merasa jika itu adalah urusan penting. Ia pun tak segan-segan menyuruh sang menantu untuk menyelesaikan keperluannya.
"Angkat saja, Nak Keenan! Tidak apa-apa. Jangan sungkan!'' titah umma Hanin dengan tersenyum lembut.
"I-iya, Umma." Gugup Keenandra saat melihat beberapa pesan dan panggilan dari kekasihnya yang ia abaikan hari ini.
"Celline ...."
"Angkat saja, Mas. Jangan ragu!"
dan orang tua keenan dan Jasmine tau perlakuan kenann terhadap Jasmine sangat menyakiti Jasmine... seharusnya sebagai orang tua menanyakan keinginan anaknya bukan memaksa kan kehendak nya.. dan orang tua kenaan tidak berterus terang kepada abba dan umma tentang kenaann dan sekarang Jasmine yg harus menanggung kebencian dan kekesalan akibat kekecewaan dari perjodohan ini.