NovelToon NovelToon
Tuhan Kita Tak Merestui

Tuhan Kita Tak Merestui

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Spiritual / Cinta Terlarang / Keluarga / Cinta Murni / Trauma masa lalu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Pertemuan antara Yohanes dan Silla, seorang gadis muslimah yang taat membawa keduanya pada pertemanan berbeda keyakinan.

Namun, dibalik pertemanan itu, Yohanes yakin Tuhan telah membuat satu tujuan indah. Perkenalannya dengan Sila, membawa sebuah pandangan baru terhadap hidupnya.

Bisakah pertemanan itu bertahan tanpa ada perasaan lain yang mengikuti? Akankah perbedaan keyakinan itu membuat mereka terpesona dengan keindahan perbedaan yang ada?

Tulisan bersifat hiburan universal ya, MOHON BIJAK saat membacanya✌️. Jika ada kesamaan nama tokoh, peristiwa, dan beberapa annu merupakan ketidaksengajaan yang dianggap sengaja🥴✌️.
Semoga Semua Berbahagia.
---YoshuaSatio---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

penalti?

Pak Abdi berjalan mendekat, langkahnya terburu namun lemah. “Tinggal sedikit kok Pak, itu pun tinggal finishing!” terang pak Abdi dengan suara sedikit bergetar menahan rasa sungkan dan takut secara bersamaan.

Yohan mendengus, “Berapa kira-kira yang belum selesai, Pak?” tanyanya lagi tanpa penekanan sedikit pun.

“Ini kopinya Pak Yohan, tanpa susu!” Silla meletakkan gelas kopi di meja finishing, tepat di depan Yohan yang masih berdiri.

“Hm, terimakasih.”

“Cuma kurang sekitar lima ratusan kok, tinggal setrika sama masukin plastik, dilembur dua jam lagi pasti juga selesai. ya kan Om?!”

Maksud Silla lembur untuk besok pagi dibantu oleh pegawai bagian finishing. Namun sepertinya Yohan salah mengerti.

“Oke! Buktikan!” sahut Yohan ketus dan singkat.

“Hah? Eh? Ya … besok pagi lah!” Silla sedang mencerna perintah Yohan.

Sedangkan pak Abdi yang masih bingung dengan ucapan Silla yang ambigu, kini semakin terkejut dengan respon Yohan.

“No! Dari kemarin kamu selalu punya banyak alasan dan membual sesukamu! Sekarang buktikan kalau kamu bukan hanya sembarang bicara!”

“Iya, pasti selesai kok, khawatir banget sih? Memangnya mau dikirim jam berapa?”

Oh tidak! Maksud Silla bukan menantang, tapi entah kenapa kalimat yang keluar dari mulutnya justru terkesan seperti itu.

Yohan berjalan ke arah lain, mengambil sebuah kursi plastik yang ada sandarannya. Tanpa berani bertanya, pak Abdi dan Silla hanya memperhatikan hingga Yohan berakhir duduk dengan kursi itu tepat di sisi Silla.

“Buruan! Kenapa bengong? Akan saya lihat, yang tadi kamu bilang bisa selesai dalam dua jam!”

Pak Abdi mendekat dengan langkah yang gamang, “Begini Pak Yohan ….”

“Tidak Pak Abdi ….” Yohan memotong ucapan pak Abdi yang memang terdengar sangat ragu. “Saya tidak bermasalah dengan anda, awalnya saya juga akan mengampuni dan memberi perpanjangan waktu barang setengah hari, tapi seperti yang Anda tahu, karyawan Bapak yang satu ini terlalu percaya diri. Jadi saya hanya ingin lihat sampai dimana kesombongannya akan bertahan, itu saja!”

Habis sudah jalan keluar bagi Silla. Memang benar, Silla sering kali menyangkal dan menunjukkan sikap tak suka di depan Yohan. Meski cara Yohan juga ayak bisa dibilang benar.

“Tapi … ini ….” Sangat ragu pak Abdi pun tak memiliki jawaban yang tepat untuk menghentikan kemarahan Yohan.

“Nggak apa-apa, Om! Kita selesaikan malam ini!” Silla masih berusaha mempertahankan harga dirinya.

“Tapi Sill ….”

“Dia bilang dia sanggup Pak Abdi, jadi biarkan dia membuktikan, biarkan dia belajar bagaimana menghadapi buyer dengan benar!” omel Yohan tak menurunkan sedikitpun tatapan tajamnya.

“Staf Anda ini juga harus banyak belajar bagaimana cara memperlakukan seseorang dengan cara yang benar, sesuai tempat dan situasi dengan lebih profesional tanpa mencampur adukkan dendam pribadinya!” imbuh Yohan dengan tegas.

“Saya nggak mau tahu dan nggak mau mendengar alasan lagi, semua harus selesai sebelum jam enam pagi, karena jam tujuh harus naik untuk pengiriman.” Yohan menunjukkan bahwa ia telah menutup jalan untuk bernegosiasi. “besok pagi armada untuk pengiriman akan tiba disini tepat jam enam pagi!”

‘Ya! Gue selesaikan! Bisa nggak berhenti ngomel?!’ Rasanya ingin sekali mengucapkan kata itu sambil menunjuk ke wajah Yohan. Namun keberaniannya tiba-tiba menghilang entah kemana.

Yohan duduk bersandar dengan kedua tangan sedekap di dada, mengawasi setiap detik pergerakan Silla. Tangannya yang cekatan melipat lalu membungkus kaos satu persatu, cukup membuat Yohan sedikit terkesima.

Pak Abdi terdiam, tak lagi berani membantah Yohan. Meskipun ia merasa tak tega dengan Silla, rasanya jika saja bisa, Yohan terkesan ingin melahap Silla hidup-hidup. Kemarahan itu adalah wujud dari kekesalannya yang telah mengendap sejak pertama kali melihat Silla di tempat itu.

‘Baiklah, akan aku selesaikan cepat pressingnya, nanti Om bantu packingnya!’

Pak Abdi mempercepat pekerjaannya, begitu juga dengan Silla.

“Jangan mengeluh, kerjakan dengan sepenuh hati!” ujar Yohan lirih dengan sengaja biar hanya Silla yang mendengarnya.

Silla menghela napas, sudah bisa dipastikan bagaimana kusut dan cemberutnya wajah Silla. Ia hanya melirik kesal ke arah Yohan, melemparkan satu lirikan tajam penuh kemarahan.

“Bodo amat, itu tanggung jawabmu, lu harus selesaikan seperti lu bilang tadi!” Yohan sengaja semakin membuat Sila kesal.

‘Bidi imit, bidi imit! Emang kesannya aja hati lu gak longgar!’ umpat Silla dalam hati.

Garis bibirnya melengkung, otot-otot rahang terlihat menonjol karena gertakan giginya terlalu kuat. Sorot matanya tajam seakan siap menguliti Yohan yang terus membuatnya semakin kesal.

Apalagi saat melihat Yohan dan keduanya bertemu tatap, Yohan selalu membulatkan mata dengan kedua alis terangkat, dan bibir dibuat mencebik seakan sengaja mengejeknya, dengan ucapan ‘Apa lu?!’ Ekspresi wajah Yohan benar-benar membuat Silla semakin kesal.

‘Awas aja, lu liat ni gue si cekatan Silla … biar gue tunjukin kekuatan dari tujuh elemen Boboiboy dan Avatar, gak tau aja dia kalo mereka semua berguru sama gue, Silla gitu loh!’

Sekali lagi Silla melirik ke arah Yohan yang masih lurus menatap ke arahnya. Bukan dengan tatapan lembut melainkan dengan tatapan seperti seorang pembunuh yang siap melemparkan pedangnya setiap saat.

‘Bagusnya gue jitak sebelah mana ya nanti kalo ini kaos-kaos pembawa sial udah pada selesai … enak kali ya jitak kepala cepaknya itu trus sambil ngomong -liat lah wahai ikan Yohan-!’

Ya! Mulut Silla memang tertutup rapat, tapi tidak dengan batinnya. Kepalanya begitu berisik dipenuhi dengan umpatan-umpatan serta limpahan kekesalannya pada Yohan.

Melihat Silla yang bekerja dengan pergerakan kasar, Yohan kembali berceletuk. “Kaos memang benda mati, tapi jangan dilempar grusa-grusu begitu … makanya kalau mau ngomong tuh dipikir dulu pakai otak. Kalau sudah begini, rugi sendiri kan?”

Kali ini Yohan menurunkan nada bicaranya, bak seorang kakak menasehati adiknya. “Kesulitan kan mengejar sendirian? Capek? Atau mau nyerah aja? Ntar tinggal ko yang bayar penalti keterlambatan. Beres kan?” imbuhnya tanpa ampun.

‘Penalti keterlambatan?’ gumam Silla dalam hati. ‘Ah … kenapa aku lupa pada satu hal itu, dia kejam sekali menulis penalti keterlambatan di surat kontrak.’

Waktu berlalu sudah satu jam lebih, tapi separuh pun Silla belum bisa menyelesaikan finishing. Rasanya ingin menyerah, tubuh mungilnya mulai terasa lelah, tenggorokannya mulai terasa tak nyaman. Lalu ada hawa dingin yang rasanya mulai menembus ke dalam tulang-tulangnya.

‘Bagaimana ini … Om! Maafin Silla! Jimin! Tolong!’

...****************...

Bersambung ....

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
lain kali hati" ya Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
berarti Yohan laper 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
emang biasanya begitu wajahnya,datar 😐
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
karena seblak makanan favorit Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
buat yg spesial ya 🤭🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Ayo semangat Silla 💪🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar Silla 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
mereka terpesona 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Waduh Silla,pagi" udah mengkhayal 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
masa ditawarin seblak buat sarapan 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
ga usah kasih alasan tapi bicaralah jujur Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
mimpi gara" si Amat 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Dasar Silla 🤣🤣🤣
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
muka.u???
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sodaranya kali tuh 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
masa Tante" 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bodo amat
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
berisi makanan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!