Dia memiliki hidup yang sempurna. Memiliki keluarga yang sangat menyayanginya dan menjadikannya sebagai mata hati mereka. Namun karena dia mengasihani tokoh dalam novel "Kisah Cinta Sang Pangeran" yang berakhir mengenaskan yang secara kebetulan memiliki nama yang sama dengannya. Dia bangun tidur di tempat yang tidak dia kenali.
Dan yang paling penting adalah dia berpindah menjadi tokoh itu. Yang berakhir dengan kematian yang mengenaskan.
Panik?
Tentu saja tidak. Dia adalah Lu Jing Yu. Memiliki segudang kemampuan dengan otak yang encer.
Nasib Tragis yang menanti? Takut apa?
Dia adalah Lu Jing Yu yang menggunakan tidak hanya otot untuk menyelamatkan hidupnya, tetapi dia juga menggunakan Akalnya untuk lepas darinya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_OK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Yang Mulia Kaisar Datang Dan Melihat Selir Su Menguping
Lu Jing Yu memejamkan matanya. Berharap agar dapat tidur dengan segera. Tetapi karena tidak terbiasa tidur dengan orang lain dalam satu ruangan apalagi itu adalah laki-laki yang meskipun itu adalah suaminya sendiri, tapi dia masih tidak merasa nyaman dan akhirnya, berapa keraspun ia berusaha untuk tidur, dia masih tidak bisa tidur. Berguling ke kanan dan ke kiri. Berusaha mencari tempat yang nyaman.
Pei Zhang Xi tidur di sisi kamar yang dekat dengan jendela. Ada dupa aroma terapi yang diletakkan di atas meja di sampingnya. Lama kelamaan, tanpa ia sadari tubuhnya mulai terasa tidak nyaman. Sama dengan Lu Jing Yu, mereka berdua berguling ke kanan dan ke kiri.
Awalnya Pei Zhang Xi tidak menyadari ada yang salah. Ia berpikir bahwa itu memang karena cuaca yang sedang mendung hingga membuat tubuh merasa gerah. Tapi saat ia melihat Lu Jing Yu yang berwajah merah dan bernapas dengan tidak stabil, ia menyadari apa yang terjadi.
Seseorang, atau bisa langsung dikatakan Selir Su yang juga ibunya sendiri pasti telah mengatur semua ini. Pei Zhang Xi mengawasi sekeliling dan tatapannya gelap saat ia menatap dupa berwarna merah yang ada di atas meja. Yang sudah setengah habis terbakar. Sejak awal, mereka sudah diracuni.
"Lu Jing Yu apa kamu baik-baik saja?" Pei Zhang Xi duduk dan melihat Lu Jing Yu.
"Yang Mulia, kenapa sangat gerah di sini?" Lu Jing Yu yang tidak memiliki ketahanan yang besar seperti yang dimiliki Pei Zhang Xi sudah terpengaruh. Dengan tangannya sendiri ia mulai melepas tali hanfu tidurnya yang tipis. Ia menoleh dengan mata buramnya yang sudah terkontaminasi.
"Yang Mulia tolong aku." Lu Jing Yu merasa ada yang salah dengan dirinya. Seluruh tubuhnya terasa tidak nyaman dan bergerak-gerak. Menggeliat seperti seekor cacing di atas jalan yang panas.
"Sial! Ibu!" Pei Zhang Xi menggertakkan giginya. "Seharusnya aku tahu kalau ibu adalah seseorang yang paling licik."
Di kamar sebelah. Telinga Selir Su berdengung saat Pei Zhang Xi mengumpatnya. Tanpa berpikir ia juga sudah bisa menebak jika yang mengumpatnya adalah anaknya sendiri. Bukannya marah, ia terkikik dengan geli.
"Apa sangat menyenangkan menguping anak sendiri?" Selir Su berhenti dan menoleh hanya untuk melihat pria tampan yang memiliki fitu wajah sedikit mirip dengan Pei Zhang Xi terutama matanya berdiri di belakangnya. Pakaian naga yang megah yang biasanya dia kenakan tidak erlihat saat ini. Hanya pakaian bangsawan biasa yang melekat di tubuhnya yang gagah. Tetapi tidak mengurangi aura raja yang seperti berasal dari tulangnya.
"Yang Mulia. Kenapa anda datang?" Selir Su berdiri dan segera mendekat.
"Semakin hari kamu semakin nakal saja sampai anak sendiri juga kamu jebak." Pei An Long mengulurkan tangannya untuk menarik Selir Su ke dalam pelukannya. Menyentil hidung kecilnya dengan gemas.
"Hehehe. Ini bukan menjebak. Aku hanya membantu mereka saja." Selir Su tidak hanya karena suka usil dan membuat umat jebakan untuk orang lain yang membuatnya disebut licik oleh putranya sendiri, tetapi juga karena dia selalu menemukan ide untuk membenarkan tindakannya.
"Apakah semuanya sesuai dengan yang kamu inginkan?" Bagaimanapun, Pei An Long sudah hidup puluhan tahun bersama Selir Su dan telah menghabiskan banyak malam bersama. Ia sudah hafal sifatnya.
"Em." Selir Su mengangguk pelan saat ia menyadarkan kepalanya di dada bidang sang kaisar.
"Kalau begitu ayo kita pulang. Tidak baik menguping mereka."
"Tapi aku harus memastikan sendiri cucuku akan segera datang ke dalam pangkuanku. Aku..." Pei An Long tidak membiarkan Selir Su membuat lebih banyak alasan. Ia mecondongkan wajahnya dan berbisik di telinga Selir Su yang langsung membuat wajah Selir Su memerah dan sebuah pukulan lembut mendarat di dada Pei An Long.
"Berhenti mengolokku." Selir Su mengerucutkan bibirnya yang merah. Kaisar tidak melewatkan kesempatan untuk menggigit bibi merah tipis yang menggoda itu. Membuat Selir Su memelototi sangat Kaisar dengan marah.
"Apa? Apa aku sudah tidak boleh mencium Selir kesayanganku hm?"
"Aku tidak berani." Selir Su mengedipkan matanya.
Pei An Long berhasil membawa Selir Su pergi sehingga Selir licik kesayangan Kaisar tidak memiliki kesempatan untuk menguping apa yang terjadi di kamar sebelah.
Pagi harinya, Lu Jing Yu dibangunkan oleh suara kicauan burung yang terdengar nyaring dari atas pohon yang ada di samping jendela. Ada pohon bunga Plum yang berdir di samping kamar. Lu Jing Yu merasakan beban berat yang menimpa perutnya.
Mata Lu Jing Yu segera melotot saat ia mengingatkan kejadian semalam. Wajahnya saat ini memerah dengan sempurna. Ia menurunkan tatapannya dia mendarat pada lengan kokoh yang melingkar di pinggangnya. Semakin membuatnya memerah malu.
Tubuh Lu Jing Yu terasa tidak nyaman. Seluruh tubuhnya seperti baru saja ditindas bus dan seluruh tulangnya remuk. Ia bergerak dengan tidak nyaman dan tiba-tiba sengatan yang sangat menyakitkan berasal dari bagian bawah tubuhnya. Membuatnya meringis.
"Auch." Lu Jing Yu meringis dan bergerak karena terkejut. Pei Zhang Xi yang merasa gerakan di sampingnya segera membuka matanya.
"Ada apa?" Suara serak Pei Zhang Xi terdengar mengantuk. Mereka melakukannya beberapa kali semalam dan baru pagi dini hari mereka baru tertidur.
"Tidak apa-apa Yang Mulia. Ini masih cukup pagi. Yang Mulia bisa tidur lagi." Lu Jing Yu segera menguasai dirinya. Lagipula mereka sudah menikah saat ini. Dan melakukan itu juga bukanlah suatu kesalahan. Ia segera mengencangkan tali hanfunya yang longgar dan berniat turun. Tapi Pei Zhang Xi menarik tangannya.
"Kamu mau kemana?"
"Ke kamar mandi."
"Apa kamu bisa sendiri?" Pei Zhang Xi membuka matanya. Semalam, meskipun ia terpengaruh oleh obat sialan yang diberikan oleh ibu liciknya, ia dapat mengingat apa yang terjadi. Apalagi saat ia merobek selaput dara Lu Jing Yu dan membuat air mata gadis tu mengalir.
Malam tadi karena dikuasai gairah, ia tidak memikirkannya. Tapi saat ini ia batu berpikir bahwa ternyata Lu Jing Yu masih seorang gadis hingga malam tadi dia yang mengambil sendiri kegadisannya. Bukankah rumor di luar mengatakan bahwa Lu Jing Yu sering memasukkan pria ke dalam kamarnya? Dari mana rumor tidak bertanggung jawab itu berasal?
Lagipula, saat lewat tengah malam ia sudah sepenuhnya menguasai dirinya. Tetapi ia tidak bisa meninggalkan kenikmatan yang baru dia dapatkan dari Lu Jing Yu. Jadi pada kali berikutnya, ia tidak melakukannya karena pengaruh obat, melainkan karena keinginannya sendiri. Dan dia tahu betapa ganasnya dia semalam melakukannya pada Lu Jing Yu hingga membuat Lu Jing Yu tertidur karena kelelahan.
"Aku argh." Kaki Lu Jing Yu yang batu saja menginjak lantai lemas seperti jeli. Untung Pei Zhang Xi dengan sigap menangkapnya hingga dia tidak menabrak lantai yang keras.
"Biarkan aku membantumu." Lu Jing Yu tidak bisa menolak. Lagipula dia butuh ke kamar mandi sekarang. Ia harus merilekskan saraf tubuhnya yang kaku.
Pei Zhang Xi menggendong Lu Jing Yu ke dalam kamar mandi. Memasukkan Lu Jing Yu dengan hati-hati ke dalam kolam air panas. "Masalah kemarin maafkan aku."
"Ini bukan salah Yang Mulia. Kita sudah menikah." Lu Jing Yu menundukkan kepalanya. Meskipun ia sudah menerima kenyataan bahwa ia telah kehilangan keperawanannya. Ia masih tidak rela bahwa ia telah melakukannya dengan orang yang tidak dia cintai dan juga tidak mencintainya.
"..." melihat wajah Lu Jing Yu yang murung, Pei Zhang Xi menelan kata-katanya. Ia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun untuk menghibur.
Sebagai gantinya ia mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Lu Jing Yu dengan lembut. "Aku akan keluar. Panggil aku jika kamu sudah selesai."
"Mm." Lu Jing Yu hanya mengangguk dan bergumam pelan. Pei Zhang Xi menghela napas sambil menatap Lu Jing Yu untuk terakhir kali sebelum ia kelar dari kamar mandi.
~○○○~
♡Permaisuri Tidak Ingin Mati_34♡
*
*
*
Jangan lupa like, komentar, Vote, favorit dan share ya reader. .
Tapi beneran dibikin spot jantung sama konflik yang ga ada habisnya, kayak selalu mikir habis ini lu jing yu kena masalah apa lagi yaa 🤣
Di awal cerita MC emang keliatan kayak ga punya kelebihan yang menonjol, tapi semakin menuju ending semakin kelihatan kecerdasannya
Mau extra part dong ka othor kalo ada, kurang puas endingnya huhuhu 😭