ayu jagat maheswari seorang gadis cantik berasal dari sebuah desa di Jawa Timur. kelahirannya ditandai dengan hal-hal yang mengerikan dan mencekam. hujan turis dengan sangat deras dan petir yang terus menggelegar ditambah bunyi longlongan anjing dan serigala semua makhluk halus dan dedemit di dunia gaib seakan menantikan kehadirannya. dia adalah ayu sang titisan ratu pantai selatan.
sejak kecil ayu sudah terlahir sebagai anak indigo. melihat makhlus halus, mengobati orang-orang yang terkena mistis bahkan ayu kadang bisa melihat masa lalu maupun masa depan seseorang. kemampuan ayu semakin bertambah seiring usianya ,diumur 15 tahun ayu kerap kali mengalami peristiwa aneh dan terjebak dalam berbagai masalah yang mengancam nyawanya. pertemuannya dengan sahabat masa kecilnya bernama hasan Baihaqi membawanya dalam sebuah ikatan dan perjanjian hati. keduanya harus berpisah saat ayah hasan harus pindah ke jakarta.
akankah ayu dapat bertemu dengan hasan kembali memenuhi janji keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ami Kusrini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33.Misteri hantu tanpa kepala 2 end
Kompol Hasan segera mengejar Ayu setelah memberi intruksi kepada bawahannya. Namun Ayu sudah menghilang entah ke mana.
"Akh..... sial! kenapa harus marah kayak gini sich Ayu? baru juga ketemu dan pendekatan masa udah jauhan lagi."
Sementara Ayu yang kesal dan marah segera menghubungi AKP. Rizal.
"Assalamu'alaikum bang"
"Waalaikumsalam dek, ada apa? tumben telp."
"Ayu mau minta tolong bisa ga abang nyuruh anak buah abang buat selidiki Briptu Mahesa dari polres salemba."
"Emang ada apa dek? apa kamu ada masalah sama orang itu? dia udah macem-macem sama kamu,biar abang kesana hajar tuh orang."
"Bukan begitu bang, dikampus lagi ada kasus pembunuhan tanpa kepala. Korbannya bernama Lastri anak fakultas kedokteran ditempat Ayu. Pihak kampus minta bantuan ke Ayu. Saat ayu komunikasi dengan roh Lastri dia menyebutkan nama pembunuhnya yaitu Briptu Mahesa. Ayu udah kasih tau polisi tapi mereka ga percaya. Ayu udah janji sama roh Lastri untuk nemuin kepalanya, salah satu caranya ya harus tanya ke pembunuhnya langsung yaitu Briptu Mahesa."
"Ok, kebetulan mas lagi di jakarta. Biar mas yang urus semuanya."
"Beneran mas Rizal?
"Iya dek, kapan sich abang bohong. Kita ketemuan ya, abang kangen loh!"
"Ok mas, jemput Ayu di perumahan menteng no 5 ya. Ayu siap-siap dulu mau mandi habis pulang dari kampus gerah.
30 menit kemudian AKP. Rizal tiba dirumah yang disebutkan Ayu.
ting.. tong...
ceklek
"Cari siapa?"
Sebelum mas Rizal berbicara, Ayu sudah datang dan menghampiri mas Rizal.
"Mas Rizal.., teriak Ayu."
"Dek Ayu, apa kabarnya?"
"Alhamdulillah baik mas. Yuk kita pergi aja mas sekarang mumpung belum sore banget. Oh iya mas ada film bagus nonton yuk tapi mas Rizal yang bayarin ya? kan mas Rizal polisi jadi banyak uangnya."
"Ha..... bisa aja kamu dek. Siap mas traktir nonton atau apapun yang dek Ayu mau mumpung mas lagi dijakarta dan kita bisa ketemuan. Apa sich yang ga buat sayangnya mas."
"Gombal banget"
"Serius dek, cintaku sayangku."
"Ayu Jagat Maheswari, berhenti!
"Dek, itu!"
"Ayo mas kita pergi aja, ga usah didengerin."
Ayu benar-benar tak menghiraukan keberadaan bang Hasan, Ayu masih marah dan kesal dengan kejadian tadi dikampus.
"Sialan, siapa pria itu? kenapa Ayu bisa dekat dengannya? tadi ayu bilang laki-laki itu polisi, saya harus cari tau siapa laki-laki itu."
Dada Kompol Hasan sudah mendidih, tangannya mengepal erat sampai urat-urat tangannya terlihat akibat menahan amarah. Dirinya cemburu melihat Ayu bersama dengan seorang laki-laki.
Ayu dan mas Rizal selain nonton dan makan juga membahas masalah tentang pembunuhan terhadap Lastri.
"Gimana mas, apa orang suruhan mas Rizal udah dapat info?
" Mas udah suruh orang buat tangkap Briptu Mahesa dan buat dia bicara yang sebenarnya. Setelah ini mas akan ke polsek buat lihat langsung intrograsi."
"Ayu ikut ya mas? Ayu tau gimana caranya tuh si Briptu biar ngaku."
" Gimana memangnya?"
"Didalam kaca ini roh Lastri tinggal nanti Ayu ketemuin mereka. Ayu yakin tuh si Briptu bakal kencing-kencing dicelana." ha.....ha,..
"Kamu ini cilik juga yu."
" Ini namanya strategi mas."
Sampai di polsek hari sudah gelap, jam menunjukkan pukul 20.00. AKP. Rizal dan Ayu berjalan beriringan menuju ruang intrograsi.
"Selamat malam Komandan!"
" Malam"
Mereka berjalan menuju ruang intrograsi. Sampai didalam terlihat Briptu Mahesa duduk di kursi dengan kedua tangan di borgol.
"Bagaimana, apa sudah mau ngaku?"
" Siap, belum Komandan."
Ayu mendekati Briptu Mahesa kemudian menutup kedua matanya menggunakan telapak tangannya. Membaca mantra untuk membuka mata batinnya.
"Apa yang kamu lakukan ke saya bocah?"
"Ga ngapa-ngapain. Cuma ada mau ketemu sama pak polisi."
Ayu membaca mantra pemanggil roh dan mengeluarkan Lastri dari dalam kaca.
"Ha...an... tu......"
Briptu Mahesa sampai terjatuh dari kursinya ketika melihat penampakan hantu wanita tanpa kepala. Tubuhnya bergetar hebat, keringat bercucuran di dahinya.
"Si..apa... ka... mu...?"
"Mas Mahesa, ini Lastri? Dimana kepala lastri mas? kamu jahat mas, udah bunuh Lastri dan calon anak kita."
"Maaf.... maafin saya! Kamu yang udah memaksa saya. Saya udah bilang ke kamu buat gugurin bayi itu tapi kamu ga mau. Kamu malah ngancam saya mau laporin ke atasan saya. Klo sampai itu terjadi saya bisa dipecat, karir saya hancur sebagai polisi. Sebelum kamu lakuin itu lebih baik saya bunuh kamu. Lagi pula saya ga yakin klo itu anak saya, bisa saja kamu tidur juga dengan laki-laki yang lain."
"Brengsek, kamu mas!"
Lastri menerjang Briptu Mahesa kemudian mencekik lehernya.
"To... lo.. ng.. "
"Lastri stop! ucap Ayu."
"Kenapa kak? Lastri mau bunuh dia. Dia laki-laki brengsek dan jahat udah bunuh Lastri juga bayi kita."
" Klo kamu bunuh dia, kita ga bakal tau dimana kepala kamu dibuang. Cepat tanyakan dimana kepala kamu?"
"Dimana kepala Lastri mas Mahesa? katakan!atau Lastri bakal bunuh mas."
"Ke.. pa.. la kamu, saya kubur di belakang rumah dinas saya. Didekat pohon mangga ucap Briptu Mahesa dengan suara yang hampir putus-putus karena dicekik oleh Lastri."
Ayu yang mendengar itu langsung mendekati mas Rizal dan memberitahukannya.
"Sudah cukup Lastri. Kembalilah ke dalam cermin lagi. Ayu mau cari kepala kamu dan satukan dengan tubuh kamu."
"Terima kasih kak Ayu."
"Sama-sama Lastri."
Ayu, AKP. rizal beserta beberapa orang polisi segera kerumah dinas Briptu Mahesa. Mereka segera menggali sesuai arahan dari pengakuan Briptu Mahesa sendiri. Setelah 10 menit menggali, tak lama terlihat bulatan benda yang ditutup kain. Saat dibuka ternyata berisi kepala manusia."
" Lastri, apa itu kepala kamu?"
"Iya kak"
"Mas Rizal itu memang benar kepala Lastri. Ayo kita bawa ke polres dan satukan dengan tubuhnya agar roh Lastri bisa tenang dan bisa pergi ke alam baka."
"Baik yu"
Setelah menemukan kepala Lastri, mereka langsung bergerak menuju polres salemba. Selain membawa kepala Lastri, mereka juga membawa semua bukti rekaman pengakuan dari Briptu Mahesa dan foto penemuan kepala lastri dibelakang rumah dinas Briptu Mahesa. Sampai dipolres rupanya Kompol Hasan masih berada disana.
"Maaf Komandan, rombongan AKP. Rizal dan tim penyelidik dari polsek datang."
"Baik, suruh mereka masuk!"
Saat memasuki ruangan baik Kompol Hasan, AKP. Rizal dan Ayu sama-sama terkejut.
AKP. Rizal dan anggota polisi lain memberi hormat kepada Kompol Hasan namun Ayu hanya diam dan berwajah datar.
"Maaf Kompol Hasan, ini barang bukti dan barang temuan kami."
"Kepala!"
"Itu kepala Lastri dan tuh penjahatnya."
Kompol Hasan melotot tak percaya, salah satu anak buahnya yang hebat adalah seorang pembunuh.
"Briptu Mahesa, jadi kamu pelakunya?"
"Maafkan saya Komandan ucapnya sambil menunduk."
"Tuh, sekarang terbukti kan siapa yang benar dan siapa yang salah! Walaupun tanpa bantuan bang Hasan, Ayu masih bisa bongkar semuanya. Makasih ya mas Rizal. Beda banget sama yang satu itu!"
Sambil menunjuk ke arah Kompol Hasan.
"Ngakunya cinta dan sayang tapi bulshit!calon istrinya aja ga di percaya apa lagi orang lain?"
AKP. Rizal dan yang lain hanya diam tak berani bersuara apalagi Kompol Hasan adalah atasan mereka.
"Cukup dek, kita perlu bicara!"
"Ga mau, Ayu masih mau jalan sama mas Rizal, yuk mas?"
"Berhenti Ayu! teriak Kompol Hasan."
"Semuanya silahkan bubar! Saya perlu bicara dengan calon istri saya."
Akhirnya semua bubar termasuk AKP. Rizal. Walaupun berat tapi Kompol Hasan adalah atasannya, perintahnya tetap harus dilaksanakan. Kompol Hasan segera menutup dan mengunci pintu lalu memeluk Ayu dari belakang.
"Lepas... lepasin Ayu!"
"Maaf, abang udah ngecewain kamu. Demi Allah bukan abang ga percaya sama perkataan kamu tapi semua itu butuh prosedur yang harus dilakukan."
"Bohong buktinya mas Rizal mau bantu Ayu, ga ada tuh pake prosedur segala. Bilang aja bang Hasan ga percaya sama Ayu!"
"Ya udah abang minta maaf. Abang janji ga akan ngulangin kesalahan kayak gitu lagi. Abang akan percaya 100 persen dengan calon istri abang yang cantik ini."
"Beneran! serius ga bohong."
" Iya Ayu sayang!" sambil mencium puncak kepala Ayu yang tertutup hijab.
Akhirnya keduanya berbaikan kembali setelah terjadi kesalahpahaman.