4 Tes pek dengan harga berbeda, jenis berbeda, dan kualitas berbeda pula berjajar rapi diatas meja dengan tanda yang menunjukkan hasil yang sama.
Joana shock sampai tidak bisa berkata apa apa. Dirinya positif hamil sementara Joana sendiri baru saja putus dari pacarnya.
Sebagai remaja yang bahkan belum tamat sekolah, Joana tidak tau harus bagaimana. Di tambah lagi dengan status nya sebagai publik figur. Apa kata publik nanti jika tau bahwa Joana hamil di luar nikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Hari itu juga berita tentang Joana melahirkan benar benar membludak. Berita kali ini bahkan lebih ramai dari berita sebelumnya. Beberapa ada yang memberikan semangat. Namun tidak sedikit juga yang kembali menghujat.
Rekan sesama artis yang pernah bekerja sama dengan Joana pun ikut serta memberikan selamat. Termasuk Ela yang rela langsung mengambil penerbangan pulang ke Indonesia saat sedang berlibur ke luar negeri bersama pacarnya yang juga berasal dari kalangan selebritis.
Thomas yang sudah bisa menebak akan seramai itu pun sudah mengurus beberapa orang untuk berjaga jaga di depan rumah sakit. Ada juga yang berjaga di depan ruangan tempat Joana berada bersama bayinya.
Di kediaman mewah Daniel.
“Mau kemana lagi kamu?” Tanya Amara saat melihat Daniel hendak melangkah keluar dari rumah.
Daniel menghela napas pelan kemudian memutar tubuhnya menghadap pada sang mamah yang sudah memperlihat aura kemarahannya. Daniel tau mamahnya sedang sangat murka sekarang.
“Aku harus pergi mah.. Joana butuh aku.” Jawab Daniel pelan.
Amara melipat kedua tangannya di bawah dada. Wanita itu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir pada putra yang selama ini dia banggakan.
“Mamah benar benar nggak habis pikir sama kamu Daniel. Kamu ini masih kecil. Masih sekolah. Apa salahnya sih kamu menjalani hidup normal layaknya remaja pada umumnya?”
Daniel tersenyum mendengar nya. Daniel tau niat mamahnya baik. Tapi Daniel juga ingin mamahnya mengerti apa yang dia mau.
“Kamu masih 16 tahun Daniel. Masih terlalu muda untuk menghadapi masalah serius seperti ini. Apa kamu nggak berpikir ke depannya nanti nak?”
“Mah Daniel minta maaf. Tapi Daniel juga ingin menjalani hidup seperti apa yang Daniel mau. Daniel yakin Daniel bisa mah.. Tolong mengerti.” Daniel menatap Amara dengan wajah penuh harap.
“Apa yang sudah Joana berikan sama kamu sebenarnya? Kenapa kamu bisa dengan bodohnya mau menjadi tameng atas segala kesalahan dia?”
“Karena cinta mah.. Aku cinta sama Joana. Aku rela lakuin apapun asal aku bisa menjaga dia mah..” Jawab Daniel dengan bersungguh-sungguh.
Amara menggeleng lagi. Dia tidak percaya putranya yang masih remaja bisa mempunyai pemikiran sebodoh itu. Disaat remaja seusianya masih suka bermain game dan wara wiri kesana kemari dengan fasilitas dari orang tua, Daniel justru memposisikan dirinya dalam keadaan yang siapapun pasti enggan.
“Nak...”
“Mah.. Tolong mengerti Daniel..” Sela Daniel pelan.
Amara diam. Daniel tidak pernah macam macam sebelum ini. Daniel selalu bersikap baik dan bijak dalam mengambil keputusan. Bahkan di usianya yang baru menginjak 14 tahun Daniel bisa mengembangkan perusahaan yang rasanya sangat mustahil di lakukan oleh anak seusianya. Tapi sekarang apa yang Daniel lakukan benar benar sangat di luar prediksi Amara.
“Kamu akan menyesal karena sudah melakukan hal yang salah.” Kata Amara.
Daniel hanya tersenyum. Mungkin menurut orang lain dirinya bodoh. Tapi menurut Daniel sendiri dia sudah melakukan hal yang benar dengan melindungi wanita yang dia cintai.
“Maaf mah Daniel harus pergi. Joana butuh Daniel.”
Amara hanya bisa terdiam menatap kepergian Daniel. Dia bahkan masih tidak bersuara saat mobil yang Daniel kendarai keluar dari pekarangan rumah nya.
“Ya Tuhan.. Apa yang harus hamba lakukan?” Batin Amara sedih.
Amara yakin tidak ada satupun ibu yang mau anaknya berada di posisi Daniel. Apa lagi Daniel adalah anak genius.
Kenzo yang mendengar dari jarak yang cukup jauh perdebatan antara istri dan anaknya hanya bisa menghela napas. Kenzo ingin membantu putranya tapi Kenzo takut menyinggung perasaan istrinya karena Kenzo sendiri tau pasti apa yang istrinya lakukan bertujuan baik untuk putra mereka.
*****
Saat membuka kedua matanya pemandangan pertama yang Joana lihat adalah Daniel yang sedang mengayun putrinya dengan penuh kasih sayang. Daniel juga bersenandung pelan sambil sesekali menciumi wajah cantik bayi mungil itu.
Sudut bibir Joana perlahan tertarik ke belakang membentuk senyuman penuh rasa haru karena kebaikan Daniel. Joana tidak tau apa jadinya dia jika tidak ada Daniel yang selalu pasang badan untuk membela dan melindungi nya.
Joana hendak membuka mulut nya untuk memanggil Daniel saat tiba tiba Daniel menoleh padanya.
“Joana.. Kamu sudah siuman.” Buru buru Daniel mendekat pada Joana.
Joana tersenyum lemah.
“Sebentar aku panggil dokter.” Kata Daniel kemudian.
Pelan pelan Daniel menaruh bayi cantik nan mungil itu di boxnya. Setelah itu Daniel memencet tombol yang ada di dekat brankar Joana. Tombol yang memang di fungsikan untuk memanggil dokter.
“Dokter akan segera kesini.” Senyum Daniel menatap Joana.
Lagi lagi Joana hanya bisa tersenyum. Sekujur tubuhnya terasa sangat lemas sekarang.
Benar saja, beberapa menit setelah Daniel berkata dokter pun masuk ke dalam ruangan itu. Dokter segera memeriksa keadaan Joana. Sementara Daniel, dia hanya bisa menunggu di luar karena memang dokter memintanya untuk menunggu di luar.
Untuk Thomas, pria itu sedang ada urusan bisnis yang tidak bisa di tunda. Karena itu Thomas mempercayakan penjagaan Joana pada Daniel.
“Bagaimana dokter?” Tanya Daniel saat dokter itu keluar dari ruang rawat Joana.
“Semuanya baik baik saja. Hanya saja pasien masih membutuhkan banyak istirahat untuk memulihkan tenaganya. Apa lagi pasien juga baru saja melahirkan.” Jawab dokter.
Daniel menghela napas lega. Rasanya ada beban berat yang di angkat dari bahunya mendengar jawaban dari dokter.
“Kalau begitu saya permisi.” Senyum Dokter itu.
“Ah iya dokter, terimakasih.” Angguk Daniel dengan senyuman lebar.
Setelah dokter itu berlalu, Daniel kembali masuk ke dalam ruang rawat Joana. Dia tersenyum lagi saat mendapati Joana sedang diam dengan pandangan ke langit langit ruangan tersebut.
Daniel melangkah mendekat pada Joana dan berdiri tepat di samping kanan brankar itu. Keduanya kemudian bertatapan untuk beberapa saat.
“Kamu hebat.” Kata Daniel hampir seperti bisikan. Cowok itu melontarkan pujian itu benar benar tulus dari hati karena menyaksikan sendiri bagaimana Joana berjuang melahirkan putrinya dengan taruhan nyawanya sendiri. Itu membuat Daniel merasa semakin kagum pada sosok Joana.
“Aku semakin kagum dan bangga sama kamu Joana.” Lanjut Daniel.
Joana hanya mendengarkan saja. Daniel terlalu berlebihan menurut Joana. Padahal Daniel sendiri tau kodratnya seorang wanita memang hamil, kemudian melahirkan.
“Dan aku... Aku semakin yakin aku nggak salah memilih kamu sebagai cewek yang aku cinta.”
Ucapan Daniel kali ini berhasil membuat pipi bahkan sampai telinga Joana memanas detik itu juga. Rasa panas itu juga membuat kedua pipi Joana merona. Joana tersipu karena apa yang Daniel katakan.
“Joana.. Aku serius. Apapun akan aku lakukan supaya aku bisa terus sama kamu.. Aku harap kamu mengerti itu.” Lirih Daniel.
Joana tidak tau harus berkata apa. Yang pasti jantungnya berdebar begitu kencang sekarang.
TBC
anaknya Uda cinta dan sayang bukan nya terima Joana