NovelToon NovelToon
Menikahi Pria Cacat

Menikahi Pria Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pengantin Pengganti
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aure Vale

Bianca Aurelia, gadis semester akhir yang masih pusing-pusingnya mengerjakan skripsi, terpaksa menjadi pengantin pengganti dari kakak sepupunya yang malah kecelakaan dan berakhir koma di hari pernikahannya. Awalnya Bianca menolak keras untuk menjadi pengantin pengganti, tapi begitu paman dan bibinya menunjukkan foto dari calon pengantin prianya, Bianca langsung menyetujui untuk menikah dengan pria yang harusnya menjadi suami dari kakak sepupunya.

Tapi begitu ia melihat langsung calon suaminya, ia terkejut bukan main, ternyata calon suaminya itu buta, terlihat dari dia berjalan dengan bantuan dua pria berpakaian kantor. Bianca mematung, ia jadi bimbang dengan pernikahan yang ia setujui itu, ia ingin membatalkan semuanya, tidak ada yang menginginkan pasangan buta dihidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aure Vale, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengacak isi lemari

Sekitar jam enam pagi, Bianca terbangun karena suara alarm yang sengaja ia setel agar tidak bangun kesiangan.

"Ya ampun, aku harus segera mandi," ucap Bianca yang lansung berlari ke arah kamar mandi dan menutupnya sedikit kencang sehingga mengganggu tidur Kaivan yang masih tenang di atas sofa.

Tau jika itu Bianca yang membuat sedikit keributan di pagi hari, Kaivan kembali melanjutkan tidurnya dengan selimut tebal menutupi tubuhnya.

Lagi-lagi suara pintu terbuka membuat Kaivan terbangun dari tidurnya, ia sedikit membuka matanya dan menatap lurus ke atas, sekalipun ia penasaran bagaimana rupa istrinya, ia tetap tidak akan pernah bisa melihatnya, kecuali jika dirinya berhasil mendapatkan pendonor untuk kedua matanya.

Bianca yang tidak menyadari jika suaminya sudah terbangun mencoba mencari sesuatu di dalam lemarinya, ia hanya sedang mencari barang-barang yang mungkin Kaivan sembunyikan, karena kemarin malam saat ia baru saja pulang, ia melihat jika Kaivan memasukkan sesutu ke dalam lemarinya, ia ingin melihatnya, tapi keberadaan Kaivan di dalam kamar ia membatalkan niatnya.

Dan sekarang lah waktunya, Kaivan masih terlelap dan ia bebas mengobrak-abrik isi lemari suaminya, seharusnya ia bangun setengah enam, tapi matanya memang sangat sulit terbuka jika harus terbangun di pagi hari, jadilah ia terbangun sedikit kesiangan itupun karena suara alarmnya yang berbunyi sangat nyaring, jika tidak mungkin saja ia akan bablas sampai jam delapan dan ia pasti akan melewatkan acara mengobrak-abrik isi lemari Kaivan dan juga kesiangan untuk ke kampus.

Kaivan yang mendengar suara gaduh mencoba menajamkan lagi indra pendengarannya, mencoba mencari tahu apa yang sedang dilakukan Bianca sampai sudah membuat kegaduhan di pagi hari ini.

"Apa yang sedang kau lakukan dengan lemariku?" tanya Kaivan yang sukses membuat Bianca terlonjak di tempatnya.

Ia menoleh ke belakang dan mendapati Kaivan yang sudah duduk di sofa dengan pandangan seperti sedang menatap dirinya.

"Memangnya apa yang aku lakukan?" tanya balik Bianca dengan sinisnya, ia bangkit dan melangkah mengambil tas di atas mejanya.

"Apa yang sedang kamu cari di dalam lemari?" tanya Kaivan lagi.

Bianca yang sudah di depan pintu menghentikan gerakannya dan sejenak ia menatap Kaivan sebelum akhirnya membuak pintu dan keluar dari dalam kamar dengan pintu yang sedikit di banting sehingga menimbulkan suara yang sedikit keras.

Bianca yang berjalan melewati dapur menatap bingung keadaan dapur, ia sangat ingat, jika dirinya langsung masuk ke dalam kamarnya dan tidak membereskan kekacauan yang diperbuat Kaivan. Untuk apa? hanya membuang-buang waktu saja.

"Siapa yang membersihkan dapur? Tidak mungkin Kaivan, kan? Dia tidak bisa melihat tidak mungkin bisa membersihkan sebersih ini," ucap Bianca bertanya-tanya siapa yang membersihkan kekacauan semalam.

"Sudahlah, bukan urusanku,"

Bianca berjalan cepat melewati ruang depan dan langsung keluar dari apartemen tanpa menyadari jika ada seseorang yang masih terlelap di sofa ruang depan dengan selimut tebal di tubuhnya.

***

"Alden,"

Bianca berlari-lari kecil menghampiri Alden yang sedang duduk di depan fakultas hukum, wajahnya berseri begitu melihat Alden yang duduk sendiri tanpa ada teman-temannya.

"Hei, sudah selesai?" tanya Alden mengusap kepala Bianca dengan gemas. karena sungguh wajah Bianca terlihat lebih manis ketika ia tersenyum lebar.

Bianca mengangguk dan memamerkan giginya, "semuanya lancar, dosbim aku cuman bilang jika aku harus memperbaiki bab duanya," jawab Bianca.

"Wow, Ternyata hebat juga ya pacarnya Alden, bisa ngerjain skripsi nya tanpa halangan," puji Alden yang membuat Bianca tersipu.

"kamu udah makan belum?" tanya Alden.

Bianca menggeleng, ia tidak ingat untuk mengisi perutnya, walaupun perutnya belum terisi dari pagi hari.

"Mau makan?" tanya Alden menatap Bianca yang malah memilih wajahnya karena sungguh ia tidak sanggup menatap Alden jika ia sedang menatap dirinya.

Alden tersenyum, "Yaudah yuk, kita makan di luar aja," ajak Alden yang diangguki Bianca dengan antusias.

Alden menghentikan langkahnya ketika ia merasakan ponselnya bergetar di dalam saku.

"Sebentar, aku angkat telpon dulu ya!" izin Alden yang langsung diangguki Bianca. Alden tersenyum kecil dan mengusai pelan rambut Bianca sebelum ia berjalan sedikit menjauh dari Bianca.

Bianca menunggu Alden selesai berbincang dengan seseorang di ponselnya dengan senyum yang tidak luntur dari wajahnya.

"Bianca, aku minta maaf," lirih Alden begitu ia berhadapan dengan Bianca yang sedang menatap sepatunya sendiri.

Mendengar itu, Bianca langsung mendongak dan mengerutkan keningnya bingung, untuk apa Alden meminta maaf kepada dirinya? Apakah Alden baru saja melakukan kesalahannya kepadanya? Oh, atau mungkin Alden merasa bersalah karena ia membuat Bianca menunggu sedikit lama.

"Aku gak apa-apa kok, aku juga gak merasa keberatan nunggu kamu, selama apapun itu," balas Bianca dengan senyum khasnya.

"Bukan itu, siang ini aku ada urusan mendadak, jadi kayaknya kita gak bisa makan bareng dulu, kamu gak apa-apa kan ya sendiri dulu, lain waktu kita bisa makan bareng lagi," ucap Alden yang membuat Bianca terdiam beberapa saat.

"Iya gak masalah, kita masih punya banyak waktu buat makan bareng, enggak hari ini doang," balas Bianca dengan senyum lebarnya.

"Maaf, ya," sekali lagi Alden mengucapkan kata maaf sebelum ia melangkah ke arah parkiran untuk mengambil mobilnya.

Bianca tidak membalas lagi, ia hanya diam menatap punggung Alden yang semakin jauh dari pandangannya, ingin rasanya ia bertanya urusan mendadak Alden yang membuat dia harus membatalkan makan bersamanya.

"Alden sudah dua kali membatalkan janji makan bersamanya, lirih Bianca menunduk sedih. Siapa yang tidak sedih ketika dirinya sudah tenang tinggi dengan ajakan makan bersama tiba-tiba ta pa ada angin tanpa ada hujan, Alden malah membatalkannya.

Bianca berjalan lesu ke arah parkiran, ia berniat untuk langsung pulang ke rumah orang tuanya karena tadi pagi ia sengaja membawa motor agar cepat sampai di kampusnya, biasanya ia akan menaiki bus yang mengarah ke arah kampusnya, baru kali ini ia berani membawanya ke kampus setelah dua bulan lalu ia sempat takut karena akan kembali dijahili oleh teman-teman sekelasnya yang memang ada beberapa yang tidak menyukainya.

"Oke tenang Bianca, jangan sedih, Alden hanya membatalkan janji makan bersama karena ada urusan mendadak bukan mencampakkanmu, tidak perlu merasa sedih,"

Bianca terus merapalkan kata-kata untuk mengembalikan mood dia, tidak ingin sedih karena itu hanya akan terlihat sangat menyedihkan untuk dirinya.

"Kurasa dia hanya menjadi selingkuhannya, karena beberapa minggu yang lalu aku pernah melihatnya ia berjalan dengan wanita dengan perut buncitnya,"

"Mungkinkah itu istrinya?"

"Sepertinya itu memang istrinya,"

"Bagaimana jika mereka bukan suami istri?"

"Apa maksudmu?"

"Mungkin saja itu hasil hubungan di luar nikah,"

Bianca menggelengkan kepalanya begitu ia tidak sengaja mendengar percakapan tiga mahasisiwi yang sedang berkumpul di dekat motor miliknya.

1
Sunaryati
Jangan khawatir jika Kaivan dicoret dari pewaris, dia sudah antisipasi. Anaknya cuma Kaivan akan diberikan pada siapa? Anak Della sampai kapanpun tidak bisa jadi pewaris karena anak diluar nikah.
Sunaryati
Awal pernikahan yang sarat dengan ujian, akhirnya akan menuai kebahagiaan Bianca
Sunaryati
Cinta pada suami itu wajib Bianca
Sunaryati
Kenapa harus malu itu suamimu sendiri, bukankah kalian 🤭🤣
Sunaryati
Memang Della wanita tidak tahu malu , menjalin hubungan dengan pria tiga orang, atau lebih ya
Sunaryati
Kaivan sepertinya sudah jatuh cinta pada istrinya
Sunaryati
Good job Kaivan kau berani mengungkap kebusukkan yang tidak diketahui ibumu sedetik itu. Niat ibumu agar ayahmu berhenti selingkuh dengan Della, eee di benak ayahmu malah agar leluasa, selingkuh. Bagaimana Bu Rosie, mau bermenantukan wanita yang mengandung anak tirimu? 🤣🤣🤣🤭Kaivan the best👍👍
Sunaryati
Selamat Nak Kaivan sudah bisa melihat lagi, tepati janjimu jangan tinggalkan istrimu. Dia sudah sangat mencintaimu.
Sunaryati
Thoor mana up nya, ceritanya makin seru sayang jika tidak sampai tamat
Aurevale: makasih mbak aku jadi semangat buat up lagii🥺
total 1 replies
Sunaryati
Della wanita simpanan Ettan ayah Kaivan, mengapa ny Roise tidak marah, apa belum tahu ya. Omongan Kaivan tadi sepertinya ibunya juga punya selingkuhan
Sunaryati
Semoga segera normal kembali penglihatan kamu Nak Kaivan, dan langsung terpesona lihat wajahnya Bianca
Sunaryati
kekhawatiran kamu wajar Bianca ttapi percaya sama Kaivan, dia berjanji tetap memilihmu walau banyak tekanan dari orang tua, bersatulah untuk melawan mereka.
Sunaryati
Nancy seorang asisten kok berani mengatur istri majikan, itu juga perempuan tidak beres. Ibunya Kaivan juga, apa tidak tahu jika mantan tunangan Kaivan, perempuan yang telah memberikan tubuhnya untuk pria lain
Sunaryati
Semono kalian tetap bersama saling menguatkan dan melawan orang tua Kaivan yang sepertinya tidak mengusahakan kebahagiaan putranya.
Reni Anjarwani
lanjiut thor
Reni Anjarwani
lanjut
Sunaryati
Benar kamu harus ikut dan berdua jika mertuamu menyakiti jangan diam dan pasrah. Bukan durhaka jika keinginan mertua tidak benar, tantanglah, dan tunjukkan kemesraan dan perhantian pada mereka.
Sunaryati
Kamu sudah ada benih cinta Bianca, buktinya kau marah dan cemburu saat Nancy kasih perhatian pada suamimu Kaivan🤣🤣
Sunaryati
Mungkin Kaivan pura- pura buta, untuk menguji cinta dan kesetiaan Della. Atau memergoki Della selingkuh.
Sunaryati
Seharusnya kamu bilang jika alergi pedas Kaivan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!