Arinsa, sorang dokter residen tahun ke-4 meninggal karena kelelahan. Tapi dia tiba-tiba membuka matanya dan melihat suasana yang jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya.
" Weeeh dimana ini, bukannya aku sudah mati? Beeeuh diiiingiiin."
Awalnya Arinsa tidak bisa mengetahui situasi nya hingga dia mendapatkan semua ingatan dari tubuh ini.
" Putri terbuang, dasar bajingan. Mereka yang tidak bisa mengendalikan kelaminnya tapi anak yang jadi korban. Tenang saja Arinsa, nama kita sama-sama Arinsa. Aku akan membalas semua rasa sakit hatimu. Dan kamu bisa istirahat dengan tenang. Kerajaan ini, akan aku hancurkan dengan tanganku."
Bagaimana cara Arinsa bertahan hidup dengan status barunya sebagai Putri Arinsa De Rouglas?
Dan bagaimana cara dia membalas dendam pemilik tubuh asli yang sudah diabaikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAP 33
" Astaga Arin, kemana saja kamu."
Arinsa berjalan keluar dari wilayah kolam dan menuju ke arah Glencia. Gadis itu langsung memeluknya. Ia bisa merasakan bahwa tubuh Glencia bergetar.
" Ada apa, kenapa kalian mencari ku. Aku hanya pergi sebentar."
Glencia, Glen dan Killian saling pandang. Mereka seperti sedang berpikir sesuatu hal. Namun saat ini mereka hanya diam dan lebih baik membawa Arinsa kembali ke perkemahan.
" Apa? Aku tidak kembali selama seharian? Waaah itu tidak mungkin, aku mungkin hanya beberapa menit ada di kolam itu kok. Jadi mana mungkin seharian."
Glen mengerutkan alisnya, Arinsa berbicara tentang kolam. Dan setahu Glen, tidak ada kolam di tempat itu.
" Dimana kolam itu berada, Putri?"
" Di tempat aku berdiri saat bertemu kalian tadi. Tidak jauh dari situ ada sebuah kolam dengan air hangat."
Wajah mereka nampak kebingungan, pasalnya mereka sama sekali tidak melihat apa yang Arinsa katakan. Glen bahkan meminta orangnya untuk memeriksa, namun mereka pun berkata bahwa di sana tidak ada apapun.
" Bisa kau ceritakan semuanya, Putri?"
Arinsa menganggukkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Glen. Dia lalu menjelaskan secara runut apa yang dialaminya tadi. Termasuk Naga berwarna hijau yang tadi dia temui.
Glen, Glencia dan Killian merasa sangat terkejut dengan cerita dari Arinsa. Bukannya mereka tidak percaya, namum mereka hanya sedikit heran, mengapa hanya Arinsa saja yang mengalami itu.
" Baiklah, anggap saja memang semua itu benar. Kami sungguh khawatir tadi kamu menghilang dalam waktu yang lama. Sekarang kita harus istirahat karena besok kita harus turun dan kembali ke kota."
Semuanya mengangguk setuju. Arinsa pun kembali ke tenda disusul oleh Glencia.
" Aku tahu kalian semua tidak percaya padaku," ucap Arinsa saat mereka sampai di dalam tenda.
" Bukan tidak percaya, Arin. Hanya saja ini aneh dan sedikit janggal. Mengapa hanya kamu yang bisa melihatnya. Tapi sungguh, aku sangat senang kamu baik-baik saja. Dan aku percaya apa yang kamu katakan."
Arinsa tersenyum, meskipun dia tahu bahwa Glencia meragukan ceritanya, namun dia tetap senang karena Glencia mencoba untuk percaya.
Lagi-lagi dia tak kunjung bisa tidur, memikirkan banyak hal yang dijumpainya tadi. Naga hijau yang hanya dirinya bisa melihat. Lalu naga es yang akhirnya sama sekali tidak ada. Semua terasa aneh.
Arinsa benar-benar menyadari sepenuhnya bahwa dia muncul di dunia yang penuh dnegan fantasi. " Kalau ini film, pasti sudah laris," gumamnya.
Sebenarnya pemikiran itu adalah caranya untuk meminimalisir rasa kecewa yang dirasa. Hingga detik ini Arinsa masih tidak bisa terima tentang naga es yang tidak ada. Padahal mereka sudah sangat berusaha untuk sampai ke sini.
" Ya sudahlah, buat apa terus diratapi. Toh memnag tidak ada hasilnya, sesuatu tidak akan berubah hanya dengan kita meratapinya bukan?"
Menerima, seperti itu yang saat dilakukan Arinsa. Setidaknya para anggota dalam ekspedisi ini tidak ada yang terluka, itu adalah hal lain yang patut disyukuri.
Berbeda dengan Arinsa yang mulai menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi, saat ini kerajaan Rou tengah dilanda sebuah peristiwa yang membuat semua rakyat di sana kocar kacir.
Bagaimana tidak, saat mereka tengah tidur, tiba-tiba ada air yang menggenang. Banjir, mungkin kata itu yang tepat menggambarkan keadaan Rou.
Dugh! Dugh! Dugh!
" Baginda! Baginda!"
" Kau mau mati hah! Mengganggu waktu tidurku saja! Ada apa, sampai teriak-teriak begitu?"
" Meleleh Baginda. Salju tidak ada. Semua jadi air."
" Apa? Bicara yang benar. Bicara yang jelas."
Sang ajudan seperti baru saja melihat sesuatu yang mengerikan. Dan itu adalah hal yang baru pertama kali terjadi semasa hidupnya.
" Salju di Rou menghilang, Baginda. Kini Rou tidak memiliki ya lagi. Salju-salju itu sudah mencair."
Apa???
TBC
ayo buat kapok aja biar g jadi hama dimasa depan /Smug/
terimakasih kak, lanjut /Determined/
semangat Arin demi cita-cita membangun negeri impian /Determined/
seperti othor yang tetap semangat untuk update, semoga selalu sehat dan bahagia /Kiss/
sudah dikasih yang manis-manis hingga bikin meleleh, nah sekarang saatnya tegang, semoga jantung aman.../Slight/