Apa jadinya jika seorang gadis remaja berusia 16 tahun, dikenal sebagai anak yang bar-bar dan pemberontak terpaksa di kirim ke pesantren oleh orang tuanya?
Perjalanan gadis itu bukanlah proses yang mudah, tapi apakah pesantren akan mengubahnya selamanya?
Atau, akankah ada banyak hal lain yang ikut mengubahnya? Atau ia tetap memilih kembali ke kehidupan lamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33 - Tawanan Pesantren
~💠💠💠~
Beberapa hari setelah pengakuan Ustadz Dayat...
Di sebuah ruangan, di atas meja, selembar surat keputusan diletakkan dengan cap resmi dari pihak pesantren.
Para asatidz dan pengurus pesantren duduk dalam keheningan. Sedangkan Ustadz Dayat, ia duduk di tengah ruangan dengan wajah yang penuh letih.
“Bismillahirrohmaanirrohiim... Setelah mempertimbangkan bukti-bukti, kesaksian para saksi, dan pengakuan dari Ustadz sendiri… Maka dengan berat hati, kami memutuskan…," kata ustadz Ridwan sambil menatap lurus ke arah Ustadz Dayat.
“Ustadz Dayat resmi dinyatakan bersalah karena melanggar kode etik pesantren. Terhitung mulai hari ini, Anda dibebastugaskan dari seluruh kegiatan mengajar, dan tidak diperkenankan lagi berada di lingkungan pesantren," lanjut ustadz Ridwan.
Sejenak ruangan pun semakin hening.
“Saya menerima keputusan ini. Dan saya mohon... jangan salahkan Novi atau anak saya. Kesalahan ini... tanggung jawab saya sepenuhnya," ucap Ustadz Dayat sambil menunduk, dengan suara yang terdengar berat.
**
Novi yang tengah menyusui bayinya, kini ia mulai sehat dan berada di ruangan yang berbeda. Adapun Miska, ia duduk di sampingnya sambil tersenyum kecil. Tak lama, Ustadz Dayat pun menghampiri mereka, dengan wajah canggung tapi penuh haru.
“Sudah selesai ustadz?,” tanya Novi sambil menatap ustadz Dayat lekat-lekat.
“Sudah... Aku bukan ustadz lagi di pesantren," jawab ustadz Dayat.
“Lalu… bagaimana dengan istri pertama ustadz?,” tanya Novi lagi.
Wajah Ustadz Dayat seketika berubah menjadi tegang. Ia menarik napas panjang dan hanya bisa pasrah.
Melihat kepergian Novi beserta ustadz Dayat, hati Miska pun terenyuh. "Kasihan sekali Novi, dia sudah mengalami banyak hal di usia yang sangat muda," batinnya
**
Saat ini, di rumah istri pertama ustadz Dayat yang bernama Bu Salma, ia duduk di ruang tamu dengan mata sembab. Sementara di depannya, Ustadz Dayat mencoba memberi penjelasan.
“Maafkan aku, Salma. Aku salah. Tapi aku juga bertanggung jawab," ujar ustadz Dayat.
“Bertanggung jawab?! Setelah Mas rusak nama keluarga, nama pesantren?! Dan sekarang... Mas datang membawa aib itu seolah-olah cuma luka kecil?!,” bentak Bu Salma dengan suara yang hampir meledak.
“Ini bukan tentang aib. Ini tentang kebenaran. Tentang anakku…”
“Anakmu?! Dan aku? Aku siapa bagimu sekarang Mas?! Istri halal yang Mas dustai selama ini ?!.”
Mendengar perkataan istrinya, Ustadz Dayat hanya terdiam membisu. Sementara Istrinya menangis sambil memukul dadanya.
“Aku berdiri di sampingmu selama bertahun-tahun. Dan sekarang kau buat aku hanya jadi catatan kaki dari cerita yang memalukan ini! 😭😭😭😭,” lanjut Bu Salma.
**
Beberapa hari telah berlalu...
Isu itupun sudah mulai mereda, tapi masih tersisa ketegangan di antara para santriwati. Bahkan beberapa mulai menunjukkan simpati pada Novi.
“Jadi... ustadz itu memang benar nikahin Novi?.”
“Iya. Dan Novi bukan korban aib. Dia korban dusta.”
Saat Miska melewati para santri yang sedang berbincang, ia tersenyum tipis mendengar percakapan itu. Lalu, iapun melanjutkan langkahnya menuju asrama.
**
Keesokan harinya...
Matahari bersinar hangat, angin bertiup lembut membawa aroma khas tanah dan daun yang basah.
Kini, sebuah mobil hitam nampak berhenti di depan gerbang utama pesantren. Siapakah itu?
Ya. Orang tua Miska yang hendak menjenguk putri semata wayangnya.
Umi Farida turun lebih dulu, mengenakan gamis sederhana berwarna krem dan kerudung coklat tua. Wajahnya tampak cemas tapi sangat antusias. Di sampingnya, Abi Rasyid pun menyusul seolah ingin segera bertemu dengan Miska.
“Umi yakin... Miska berubah?,” tanya Abi Rasyid sambil merapikan pecinya.
“Entahlah, Bi. Tapi ustadzah Laila bilang, sejak kejadian itu... sikapnya berbeda. Lebih tenang. Lebih lembut," jawab Umi Farida sambil memindai setiap santri yang ia lihat.
Lalu, dari kejauhan, seorang gadis berkerudung biru tua berlari kecil ke arah mereka yang tak lain adalah Miska.
“Assalamu’alaikum, Umi, Abi...” sapa Miska dengan menunduk hormat sambil tersenyum hangat.
Melihat hal itu, Umi Farida membeku selama beberapa detik, “Wa’alaikumussalam... Miska?,” jawab Umi Farida akhirnya.
“Anakku... Masya Allah, ini kamu?,” timpal Abi Rasyid yang juga terkesiap melihat perubahan sikap Miska.
Kemudian, Miska menghampiri dan memeluk Umi Farida dengan erat, bukan dengan keluhan atau tatapan cuek seperti dulu, tapi dengan rasa rindu yang tulus.
“Maafin aku ya, Umi... Maafin Miska yang selama ini keras kepala... egois... bikin Umi dan Abi sakit hati...” lirih Miska di pelukan ibunya.
“Anakku... kamu kenapa? Apa yang terjadi?," tanya Umi Farida dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Miska melepaskan pelukannya, lalu menatap kedua orang tuanya.
“Banyak yang terjadi, Umi... Abi... Tapi semua itu bikin Miska sadar... betapa berharganya kalian. Betapa besar cinta kalian...”
“Alhamdulillah... akhirnya Allah lembutkan hatimu, Nak...” ucap Abi Rasyid yang menahan haru.
Setelah melepas rindu, mereka lalu duduk di ruang tamu khusus yang sudah tersaji minuman nteh hangat dengan suasana yang tenang.
“Aku tahu dulu sering bikin masalah. Tapi sekarang Miska pengen berubah. Bukan karena dipaksa. Tapi karena Miska benar-benar ingin jadi lebih baik.”
Umi Farida tersenyum dan merasa semakin terharu. “Kamu tahu... ini kali pertama Umi lihat putri Umi bicara dengan mata yang penuh keyakinan," ungkapnya.
“Dulu kamu selalu bicara untuk melawan. Sekarang kamu bicara untuk mendamaikan," tambah Abi Rasyid.
“Aku banyak belajar di sini. Dari hal yang paling pahit... sampai hal yang paling tak terduga.”
BERSAMBUNG...
Terima kasih sudah setia membaca... Jika berkenan kasih bintang juga ya, biar karya ini makin populer... 😍🙏