Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Memeriksa
"Aku merasa bosan di kantor, sepertinya aku harus jalan-jalan dan pergi ke mall untuk berbelanja. Taejun benar-benar mendiamkanku sejak tadi, apa istimewanya sih si manajer sialan itu?!" Pekiknya kesal di akhir kata.
Jiyun pun beranjak dari duduknya dan memilih keluar dari ruangannya untuk menghampiri Taejun.
Draaap.. Draaap.. Draaap..
Beberapa orang nampak berlari tergesa-gesa dan melewati Jiyun. "Astaga, ada apa sih? Kenapa orang-orang pada berlari-lari cepat?" Gumamnya bingung.
"Eh, itu Taejun, kan..?" Memicingkan matanya sambil mengerutkan dahinya.
"Say--
Belum sempat Jiyun menyelesaikan ucapannya, Taejun bergegas pergi ke salah satu ruangan.
"Ya ampun, katanya manajer Kim pingsan di toilet." Ucap seorang pegawai yang berjalan cepat melewati Jiyun.
"Katanya sekretaris Kang yang pertama kali menemukannya, dokter pribadi presdir Kim juga sedang menuju kesini."
Mendengar itu, wajah Jiyun berubah datar, ekspresinya seolah-olah menunjukan rasa kesalnya. 'Wanita itu lagi, apa bagusnya dia sih? Membuatku kesal saja.' Ucap batinnya.
Jiyun pun melangkahkan kakinya lagi dan mengikuti Taejun.
Dan setelah itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi, sekretaris Kang?" Tanya Taejun dengan raut wajah cemas.
"Ah, saya juga tidak tahu. Saya melihat manajer Kim sudah tergeletak pingsan di toilet." Ujarnya.
Sihyun nampak masih tak sadarkan diri, dia di bawa ke ruang santai milik Taejun. Taejun menggigit ujung kukunya karena panik, sedari tadi dia mondar-mandir menunggu dokter pribadinya yang belum kunjung datang.
Ceklek.
"Permisi.." Ucap seseorang membukakan pintu.
Taejun dan Yejun pun menoleh bersama, seseorang yang membukakan pintu tersebut yang tak lain adalah sang dokter.
"Kenapa kau sangat lama hah?! Bagaimana jika dia kenapa-napa!!" Pekiknya.
"M-maaf pak Tae, tadi cukup macet dan saya tidak bisa datang dengan cepat." Jawabnya yang sedikit ketakutan.
Yejun menyentuh bahu Taejun, meskipun dia tak mengerti dengan sikap Taejun yang tiba-tiba mengkhawatirkan Kim Sihyun secara berlebihan, dia pun mencoba untuk menenangkan sang presdir yang sedang mencemaskan Sihyun.
"Haish.." Taejun pun paham dan menghela nafasnya sejenak, dia langsung menyugarkan rambutnya ke belakang. Saat itu juga, Taejun perlahan mundur supaya sang dokter bisa memeriksa Sihyun.
"Saya akan periksa dulu." Ucap dokter.
Setelah 5 menit kemudian, dokter selesai memeriksa Sihyun, dia pun memberikan cairan infusan dan juga beberapa obat.
"Pak Tae, pasien ini memiliki riwayat serangan panik yang menyebabkan dirinya susah bernafas dan sesak, pasien bahkan seperti habis meminum obat lain yang menyebabkan muntah."
Taejun mengerutkan keningnya bingung. "Obat? Tentu saja dia habis meminum obat karena dia sedang di masa penyembuhan, manajer Kim habis di operasi." Ucap Taejun bicara panjang lebar.
"Bukan, maksud saya nona ini seperti habis meminum obat yang lain, contohnya obat diet, obat untuk menggugurkan janin dan obat mencegah kehamilan, perutnya tidak bisa menerima obat-obatan semacam itu."
Deg.
Taejun mematung seketika dan matanya melotot terkejut. Jika yang di katakan dokter ini benar, berarti Sihyun memang tak ingin memiliki anak darinya.
****
Di tempat lain.
Tokk.. Tokk.. Tokk..
"Uuuugh.. D-dingin."
"Somi, ini gue, cepat buka pintunya!!" Pekiknya dari luar pintu.
Somi masih menggigil kedinginan, bahkan memakai 2 jaket dan 2 selimut. "Sial.. Aku benar-benar ingin menghisapnya, aku seperti orang gila tanpa benda itu."
Ceklek.
"Yakkkk Somi!!"
Somi mendongak dengan mata yang sudah teler dan badannya yang menggigil.
"S-sora.. Apa kau membawa benda itu? Sini berikan, aku tidak tahan lagi sialan!"
"Bangsaat! Kau menyusahkanku, aku hanya membawa satu saja. Jangan pernah menyuruhku membeli benda itu lagi..!!" Ucapnya kesal.
Somi tersenyum sambil terkekeh. "Thanks, kau memang sahabatku. S-sini.. Aku benar-benar tak tahan lagi."
"Ck, ini--
Prokkk.. Prokkk.. Prokkk..
"Wiiiiih, tak sangka aku bakal merekam kejadian ini." Celetuk seseorang di belakang Sora.
Deg.
"K-kau...."
To be continue.
Maaf kemarin gak up, author sibuk di RL.
Eh, jangan lupa Vote nya ya.. Terima kasih sudah selalu menyemangati author😘
