NovelToon NovelToon
Kidung Lara Di Tepi Senja

Kidung Lara Di Tepi Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda Yuzhi

Cintailah pasanganmu sewajarnya saja, agar pemilik hidupmu tak akan cemburu.
Gantungkanlah harapanmu hanya pada sang pencipta, niscaya kebahagiaan senantiasa menyertai.


Ketika aku berharap terlalu banyak padamu, rasanya itu sangat menyakitkan. Kau pernah datang menawarkan kebahagiaan untukku tapi kenapa dirimu juga yang memberiku rasa sakit yang sangat hebat ?

~~ Dilara Annisa ~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Yuzhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terpesona.

Langkah lebar Fikri berjalan tergesa ke arah pos satpam ketika tidak menemukan Dilara di sudut mana saja di dalam rumah. Nampak olehnya satpam yang berjaga sudah berganti, bukan lagi yang berjaga semalam.

" Pak Toni, dari jama berapa di sini ? " Ucap Fikri tanpa basa basi hingga membuat laki-laki yang sedang fokus dengan ponselnya itu terperanjat kaget sampai ponselnya jatuh mengenaskan terhempas ke lantai pos jaga.

" Oh daboy ... Daboy...eeh daboy ! " Laki-laki berusia tiga puluh lima tahun itu latah sambil mengusap dadanya. Sepertinya dia sedang menonton goyang daboy di toktok.

" Oh Tuhan. Kaget saya pak ! " Ucapnya kemudia ketika sadar majikannya yang menyapanya tadi.

Fikri tidak peduli dengan keterkejutan satpamnya itu. Wajahnya tetap serius ingin mengetahui keberadaan sang istri. Dia merasa gusar istrinya kembali menghilang.

" Bapak dari jam berapa di sini ? " Ucap Fikri mengulang pertanyaannya.

" Saya dari jam delapan, Pak ! " Jawab laki-laki bersuku Kulawi itu setelah berhasil menguasai keterkejutannya tapi masih dengan napas terengah.

" Hmm... Kau tidak lihat istriku pergi kemana ? " Tanya Fikri lagi.

Pak Toni menggeleng. " Sejak saya di sini, saya tidak melihat ibu atau siapapun keluar dari dalam rumah selain bapak. " Jawabnya tegas.

Fikri menggaruk kepalanya frustasi lalu meninggalkan Toni tanpa bicara, pria itu masuk kembali ke dalam rumah.

" Hhff...si bapak. Sudah bikin saya kaget, pergi tanpa pamit pula. Hmm untung bos. " Gumamnya seraya menunduk mengambil ponselnya yang jatuh tadi. " Untung tidak pecah. " Gumamnya lagi menelisik benda pipih itu.

Fikri masuk ke dalam rumah dengan wajah frustasi. " Kemana sih kamu sayang ?! " Batinnya.

Bergegas dia kembali ke dalam kamar mereka dan mencari ponselnya yang dari semalam tidak dipegangnya.

" Tuut "

" Tuut "

Fikri menelpon Dilara, tapi panggilannya tidak terjawab. Tak putus asa dia menelpon kembali dan kali ini ditolak.

" Aarggh...di mana sih kamu, Ra ! " Gusar Fikri lalu mengetik mengirimkan pesan.

" Ting "

Sebelum sempat dia mengirim pesan, notif pesan masuk ke aplikasi hijaunya.

" Jangan telpon dulu ! Saya lagi healing. Mohon jangan diganggu ! Saya butuh me time. " Bunyi pesan dari Dilara.

" Kamu di mana, sayang ? abang susul ya ! " Balasnya.

" No ! Saya bilang, saya lagi me time. Oh ya, sekedar info, Mbak Ina lagi sama saya. Okey ?! Skali lagi jangan ganggu ! " Balasan dari Dilara membuat Fikri semakin meradang.

Fikri menekan nomor Dilara ingin bicara langsung, tapi sepertinya nomor itu sudah tidak aktif.

" Sial ! " Geram Fikri lalu membanting ponselnya ke atas kasur lalu dia duduk di tepi ranjang. Pria itu mengacak rambutnya merasa frustasi.

Entah dia ingin marah pada siapa. Dia hanya ingin minta maaf pada istrinya perihal sikap kasarnya semalam, tapi nyatanya wanita itu pergi entah kemana. Dia takut Dilara akan semakin marah padanya.

" Tok "

" Tok "

" Tok "

Ketukan lembut di pintu kamar menyadarkannya. Fikri mengangkat pandangan menatap pintu kayu jenis agatis batu, yang dicat warna coklat susu itu.

" Siapa sih ? Mengganggu ! " Gumamnya enggan untuk membukakan pintu.

" Ayah ! Ann boleh masuk ? " Pekik anak kecil dari luar.

Fikri mengangkat wajahnya dengan raut sedikit kesal. Kenapa juga Ann harus datang saat dia sedang gusar seperti ini. Tapi dia tidak tega harus menolak Ann, dia terlanjur sayang pada anak sambungnya itu.

Dengan terpaksa, Fikri bangkit dari tempatnya dan membuka pintu kamarnya yang sebenarnya tidak terkunci.

" Ada apa nak ? " Tanya Fikri pada Ann yang berdiri di samping Maria,, lalu menutup kembali pintu kamarnya. Dia tidak ingin Ann akan menerobos masuk. Dia sangat tahu Dilara. Istrinya itu paling anti orang asing masuk ke dalam kamarnya tanpa seijinnya. Yang membersihkan kamar saja bukan pekerja di rumah ini. Dilara lebih baik membersihkan kamarnya sendiri demi menjaga privasinya.

" Ann mau sama ayah. Ann sudah mandi. Ann mau jalan-jalan sama ayah hari ini pake mobil ayah ! " Rengek Ann manja sambil sesekali melirik mamanya.

Maria mengangguk pelan. " Ann lapar kak. Tapi di dapur tidak ada makanan masak. " Ujar Maria menunduk sungkan. Atau tepatnya pura pura sungkan. Pada faktanya, dialah yang mengajari anaknya untuk mengajak Fikri jalan-jalan.

Fikri mengerutkan keningnya. " Kamu memasaklah. Hari ini saya ada urusan di luar. Saya tidak bisa jmengajak kalian untuk jalan-jalan. " Ucapnya menatap tajam ke arah Maria.

" Tapi Ann mau makan di restoran, yah ! Ann tidak mau makan masakan mama ! " Pekik Ann protes mendengar penolakan Fikri.

Fikri semakin frustasi. " Oke baiklah, Ann tunggu di bawah. Ayah siap-siap dulu. " Seru Fikri pasrah. Dia tidak bisa menolak keinginan Ann.

" Horee ! Kita ke mall, Yah ! Ann mau makan di sana. " Pekik Ann senang luar biasa.

Fikri mengulas senyum terpaksa. " Iya, nak ! " Ujarnya sambil mengacak pucuk kepala Ann. " Ayah siap-siap dulu, nak " Imbuhnya lagi hendak berbalik masuk.

" Ann sama mama tunggu ayah di dalam kamar saja. " Seru Ann ingin menyusul langkah Fikri.

Fikri terperangah. " Eeh...Ann tunggu di bawah ! Maria, bujuk Ann menunggu di bawah. " Tukas Fikri pada Ann lalu mendelik tajam ke arah Maria. Sesayang apapun dia pada Ann, dia tidak ingin menambah kekecewaan Dilara lagi padanya.

Maria yang ditatap seperti itu langsung mengerti, dia tahu sang suami tidak ingin dimasuki kamarnya bersama istri pertamanya itu.

" Ayo, nak ! Kita tunggu ayah di bawah. Jangan rewel dan jangan banyak mau, mama masih pusing ini. " Ujarnya pura-pura lemah, dengan maksud mencari perhatian Fikri.

Ann mencebik kesal. " Ckk...mama tidak asik. " Gerutu gadis kecil itu menghentakkan kakinya lalu berjalan terseok meninggalkan Maria.Ann masih merasakan sakit di kakinya yang terluka dengan pecahan guci kemarin.

Fikri tidak peduli dengan sikap Ann yang ngambek, saat ini dia hanya memikirkan Dilara ada di mana sekarang. Laki-laki itu masuk ke dalam kamar tanpa peduli lagi pada Maria yang masih setia mematung di depan pintu.

" Blam "

" Ceklek "

Tanpa menunggu Maria pergi, Fikri masuk lalu segera menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

Maria tejengkit kaget. Otaknya sedang dipenuhi keterpesonaannya pada Fikri tanpa sadar Fikri telah pergi dari hadapannya dan menutup pintu kamar tanpa permisi.

" Eeh ?! Kenapa di tutup ? " Keluhnya dengan wajah nelangsa.

Wanita hamil itu cemberut lalu berbalik sambil menghentakan kakinya karena kesal. " Dasar suami tidak peka, aku kan mau berduaan dengannya di kamarnya yang mewah itu. " Gerutu Mari sambil menapaki undakan tangga menuju lantai satu.

Setengah jam kemudian, nampak Fikri menuruni tangga dengan penampilan casual-nya. Dia memakai kaus polo berkerah warna putih dipadukan dengan celana cargo warna abu tua, serta sepatu sneaker warna senada.

Sumpah demi apapun, Maria semakin jatuh ke dalam pesona Fikri lebih dalam lagi. Laki laki berusia tiga puluh satu tahun itu, terlihat sepuluh tahun lebih muda dari pada usia sebenarnya. Yang membuat Maria tidak fokus adalah kaus yang dikenakan Fikri menonjolkan bentuk tubuh suaminya yang atletis.

🌹🌹🌹

Tetap Bagi like, komen, dan votenya kak 🙏🏻🙏🏻

Meskipun author lagi di Rumah sakit, authornya paksakan tetap menulis, soalnya ada yang kasih ultimatum " Rajin rajin update biar nggak gantung, nanti sakit " 😅😅

Dan yaa...jujur, saya memang lagi sakit. Saya paksakan mengetik dengan tangan tertancap jarum infus.

Semoga pengorbanan saya bisa dihargai sama pembaca 🙏🏻🙏🏻

Lop yu all

1
Nani Rahayu
ayo Fikri jujur ..tegas...jangan sampe nyesal .. karena kesempatan tidakbdatang dua kali...dilara love youuu🥰🥰
Nani Rahayu
Alhamdulillah...semoga kita semua diberi kesehatan...setia dong Thor🥰🥰
Senja Ariestya: Makasi 🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Cepet sehat, hangan sampai Fikri tergoda sama Maria ya thor ... jijik aku
Senja Ariestya: Aamiin 🤲🏻
makasi yaa
total 1 replies
Nani Rahayu
semoga author cepat sehat.....kami mmg menunggu up nya selalu...tp kalo mmg LG sakit istirahat dulu Thor......semoga kita semua sehat2 terus yaaaaa
Senja Ariestya: Aamiin...
terima kasih dukungannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Baru mampir, sepertinya ceritanya menarik ... rajin2 up ya jangan gantung nanri sakiit
Senja Ariestya: terima kasih sudaah mampir
total 1 replies
Nani Rahayu
nikmati drama mu neng maria
Senja Ariestya: 🤭🤭🤭🫣🫣🫣🫣🫣
total 1 replies
Nani Rahayu
good job lara. .... kita liat Maria masih mau gak hidup dengan pria yg kantongnya udah kempes🤭🤭🤭🤭
Nani Rahayu
Fikri terlalu gampang menyalahkan...tp kok y kasian ma Fikri
Senja Ariestya: salam.sama lajangnya yaa kak
Senja Ariestya: Ahaiii...😅
total 4 replies
Nani Rahayu
kalo Maria yg kecebur drama lagi....terus Fikri percaya LG...berat bener ujianmu fikri 🤭🤭semoga kamu tidak lupa karakter asli istrimu ya
Cakrawala_Jingga: nah itu yg terlintas di otakku...
hidup Maria itu penuh manipulasi
total 1 replies
Nani Rahayu
kayaknya Maria ini ujian buat Fikri dan dilara.....Fikri salah karena ambil keputusan sebesar ini tanpa melibatkan istri .....tp kayaknya kalo kasus Fikri ini masih boleh lah dimaafkan 🤭karena kan g sengaja berkhianatnya ....kadang kan udah jelas lakinya berhianat masih bisavyermaafkan kok...semoga lara lebih sabar ,bisa menerima Fikri kbali....dan Fikri harus lebih tegas....dan mikir lagilah... tanggung jawab g mesti jadikan istri
Cakrawala_Jingga: Aku hadir kak
meninggalkan jejak.
semangat updatenya /Good//Good/
Senja Ariestya: terima kasih sudah mampir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
Lop yu too buat author.
Aku selalu meninggalkan jejak kok Thor...
boleh yaa double up /Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lop yu too,Thor
double up dong Thor ...pliss !/Pray//Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lanjut ...
double up dong
Cakrawala_Jingga
Kasian mbak Ina
Cakrawala_Jingga
Astagaaa....
tidak anak tidak ibu,dua duanya bikin kesel /Panic//Panic/
Cakrawala_Jingga
Makin seru
lanjut kak
Neneng Dwi Nurhayati
buat dilara cerai sama Fikri kak, kasian
dan pergi jauh dari fikri
Cakrawala_Jingga: Iya...kasian gitu yaa
Fikri Maruk. gemes aku
Senja Ariestya: Terima kasih sudah hadir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
haha ?
Fikri Maruk...
mau dua duanya.
mana ada perempuan normal, yang rela melihat suaminya dengan perempuan lain ?
agak laen memang kau, Bambang !!
Senja Ariestya: terima kasih, kak 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
nggak enak kan didiamin /Tongue//Tongue/
Senja Ariestya: makasih 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
Novelnya keren.
penulisannya rapi dan sesuai dengan kaidah menulis. Semangat berkarya Thor /Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!