NovelToon NovelToon
GODAAN RANJANG SANG SEKRETARIS

GODAAN RANJANG SANG SEKRETARIS

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Patahhati / Cerai
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: Na_Vya

Galang Aditya Pratama—seorang pengacara ternama yang dikhianati oleh sang istri hingga bertahun-tahun lamanya. Kemudian, Cinta Amara hadir di kehidupannya sebagai sekretaris baru. Amara memiliki seorang putri, tetapi ternyata putri Amara yang bernama Kasih tak lain dan tak bukan adalah seseorang yang selama ini dicari Galang.

Lantas, siapakah sebenarnya Kasih bagi Galang?
Dan, apakah Amara akan mengetahui perasaan Galang yang sebenarnya?


###


"Beri saya kesempatan. Temani saya Amara. Jadilah obat untuk menyembuhkan luka di hati saya yang belum sepenuhnya kering. Kamulah alasan saya untuk berani mencintai seorang wanita lagi. Apakah itu belum cukup?" Galang~

"Bapak masih suami orang. Mana mungkin saya menjalin hubungan dengan milik wanita lain." Amara~


***

silakan follow me...

IG @aisyahdwinavyana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Vya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25~

~PUBER KEDUA.

###

"Ayo tidur. Ini udah malem, Kasih." Amara menyelimuti Kasih dan memeluknya erat. Gadis kecilnya itu merasa gelisah sejak tadi.

"Kasih tidur tapi Ibu janji enggak akan pergi ninggalin Kasih," ucap Kasih yang semakin mengeratkan pelukannya pada Amara.

Amara tersenyum kemudian mengecup kening putrinya. "Ibu enggak akan pergi, Sayang. Ibu akan tidur di sini bareng Kasih. Jadi, Kasih enggak usah takut, ya? Kasih percaya 'kan sama ibu?" Mengusap puncak kepala Kasih.

Kasih mengangguk dengan mata yang mulai mengantuk. "Iya. Kasih percaya sama Ibu. Pokoknya Kasih mau tinggal di sini asal Ibu juga ikut nemenin Kasih di sini. Di rumah besar ini." Lantas, karena rasa kantuk yang sudah tak bisa ditahan lagi, akhirnya dia pun terlelap.

'Ini juga rumahmu, Kasih. Ini rumahmu yang sebenarnya. Pelan-pelan kamu pasti akan mengerti. Jika mereka adalah keluargamu yang sesungguhnya. Bukan ibu. Kita bahkan enggak ada hubungan darah sedikit pun. Tapi kamu jangan takut. Ibu akan tetap menjaga Kasih sampai Kasih sembuh. Ibu janji.' Amara mengatakan itu semua dalam hati.

Mulai detik ini dia akan berusaha untuk menjelaskannya kepada Kasih. Meski harus dengan pengertian dan kesabaran. Malam ini atas permintaan mami, Kasih akan tinggal di rumah ini, tentunya bersama Amara yang akan menemani. Bagaimana pun mereka tidak bisa dipisahkan begitu saja lantaran selama ini Amaralah yang membesarkan Kasih.

Tanpa sepengetahuan Amara, mami sejak tadi mendengar percakapannya dengan Kasih. Beliau tidak sengaja lewat dan mendengar rengekan Kasih yang merasa gelisah. Peran Amara begitu besar dalam hidup Kasih. Perempuan berusia 27 itu sudah banyak berjasa, merawat cucunya dengan sukarela dan penuh cinta. Amara bahkan rela menghabiskan masa mudanya hanya demi merawat dan membesarkan Kasih.

'Harus dengan cara apa aku membalas kebaikan Amara? Jika bukan karena dia, mungkin hari ini aku enggak akan ketemu cucuku.' Mami membatin gundah. Beliau ingin sekali membalas kebaikan Amara selama ini.

"Mom."

Mami berjengit kaget, Galang tiba-tiba ada di belakang dan menyentuh pundaknya.

"Kamu bikin kaget mami aja." Mami Sarah berbalik lantas menarik tangan Galang supaya menjauh dari kamar yang ditempati Kasih dan Amara. "duduk sini. Mami mau bicara sama kamu." Menuntun putranya untuk duduk di sofa ruang tamu.

Galang duduk di samping mami, lalu bertanya, "Ada apa, Mom? Mami kenapa tadi nguping mereka?"

Mengibaskan tangan, lalu mami menghela napas panjang. "Kamu itu main asal tuduh. Siapa yang lagi nguping? Mami itu tadi enggak sengaja lewat terus denger Kasih ngomong sama ibunya. Terus kebablasan deh." Beliau menampik tuduhan Galang dan malah terkikik sendiri.

Galang hanya menggelengkan kepala melihat tingkah maminya.

"Galang, mami tuh dari tadi kepikiran Amara. Mami rencananya mau ngasih dia sesuatu sebagai tanda terima kasih karena udah mau ngerawat cucu mami selama ini. Menurut kamu apa?" tanya mami meminta pendapat kepada Galang.

"Terserah Mami," sahut Galang. "Tapi kalo menurut aku sih lebih baik enggak usah, Mom. Nanti yang ada Amara malah tersinggung sama kita. Nanti dia pikir kita menilai dia cuma mau nyari untung," tambahnya kemudian. Memberikan saran kepada maminya agar mengurungkan niatnya.

Wajah mami terlihat lesu. "Mami itu cuma pengen ngasih hadiah buat Amara. Enggak ada niat buat apa-apa sebenernya. Tapi kalo kamu ngelarang, ya udah, mending enggak jadi aja." Mami menyilangkan tangan di dada lantas menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Beliau sedikit kecewa dengan tanggapan Galang yang tidak setuju jika dia memberikan hadiah untuk Amara.

Takut sang ibu merasa tersinggung, Galang segera memberi pengertian kepada perempuan yang sudah melahirkannya ini. Memegang tangan mami, Galang lalu berucap,

"Mom, bukannya Galang melarang Mami. Tapi, dari yang Galang lihat selama Galang mengenal Amara. Dia bukan tipe orang yang suka mengambil keuntungan. Dari pada nanti Mami merasa malu karena ditolak. Lebih baik Mami percaya saran dari Galang. Oke?" Begitulah dari yang Galang perhatikan selama ini. Meski dia baru mengenal Amara beberapa hari yang lalu.

Kendati pada awalnya mami kecewa dan tidak terima. Namun, penjelasan Galang ada benarnya juga. Beliau tidak mau Amara berpikiran negatif pada keluarganya.

"Baiklah. Mami enggak jadi ngasih apa-apa. Kamu ada benarnya juga," putus mami akhirnya membuat Galang bisa bernapas lega. "Besok kamu jadi nganter kami 'kan?" tanyanya mami kemudian.

"Jadi, Mom. Galang juga kangen sama Kak Maya."

"Mami juga kangen kakak kamu. Dari yang Dokter bilang kondisi kakak kamu udah lebih baik dari sebelumnya. Semoga dia mau menerima Kasih."

"Semoga, Mom. Kita akan menjelaskannya pelan-pelan."

Mami mengangguk. "Semoga."

Besok rencananya mereka semua akan mengunjungi Kak Maya di rumah sakit. Dengan membawa ikut serta Kasih dan Amara.

"Ayo tidur, Mom. Mami harus istirahat," ajak Galang yang lantas berdiri.

Mami menyusul berdiri. "Ayo."

Keduanya pergi meninggalkan ruang tamu dan masuk ke kamar masing-masing.

*

*

Di dalam kamar, Galang tidak langsung tidur. Lelaki itu sepertinya ingin menghubungi seseorang. Raut wajahnya nampak sangat serius ketika orang di seberang sana menjawab teleponnya.

"Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan enggak ada orang yang curiga."

"Baik, Pak. Saya jamin enggak akan ada yang curiga. Saya sudah memakai akun palsu."

Jawaban orang di seberang sana membuat Galang menarik kedua sudut bibirnya. Dia merasa senang.

"Saya percayakan semuanya ke kamu. Kita lihat besok." Menjeda sebentar lantas Galang menuju nakas untuk mengambil sesuatu. Dia mengambil beberapa dokumen dari sana. "Besok saya ada sidang. Saya akan usahakan datang tapi setelah dari rumah sakit. Kamu tolong urus dulu sampai saya datang," titahnya yang langsung ditanggapi cepat dari orang itu.

Galang memutus panggilan setelah dirasa cukup dan tidak ada yang perlu dibahas lagi. Meletakkan ponselnya ke atas nakas, kemudian dia berjalan menuju balkon kamar.

"Heuh ..." Helaan panjang berembus dari hidungnya. Pandangannya menengadah, menatap langit yang gelap berhiaskan bintang-bintang. Galang merasa ada sesuatu yang sejak tadi mengusik relung hatinya. Semenjak dia tahu jika Amaralah yang merawat keponakannya selama ini.

"Ada apa denganku? Kenapa aku merasa aneh?" gumamnya seraya mengusap wajahnya berulang. "Aku harus secepatnya mengurus perceraianku dengan Vanila. Dengan begitu aku bisa mendapatkan apa yang aku mau. Maafkan saya Amara. Maaf."

Tak dipungkiri, kebersamaannya dengan Amara begitu meninggalkan kesan tersendiri bagi lelaki itu. Ketika pertama kali dia melihat Amara menangis dan diam-diam menyelami arti dari sorot mata bulat tersebut. Mungkin, terasa aneh jika dirinya mengalami hal yang harusnya dialami oleh para remaja yang baru tumbuh dewasa.

Seperti yang kita tahu masa pubertas itu tak hanya terjadi sekali. Dan, kali ini seorang Galang Aditya Pratama mengalami hal itu. Yah, diusianya yang menginjak kepala empat, Galang merasa dirinya kembali tertarik pada lawan jenis.

Apakah itu aneh? Tentu saja tidak.

Hal ini wajar dialami oleh seorang pria maupun wanita dewasa. Sering terjadi di usia tiga puluh ke atas. Dan, biasa disebut dengan puber kedua. Akan tetapi, yang membuat Galang tidak habis pikir, kenapa dia harus tertarik dengan Amara? Pertemuan mereka bahkan baru berjalan sekitar empat hari.

"Apakah aneh jika memang itu yang terjadi pada diriku? Kenapa waktunya begitu tidak pas. Semoga aku bisa mengendalikan diriku."

###

tbc...

1
Taty Hartaty
manager si vanilla kali nih
Vitriani
Lumayan
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
nah gini dong lang, jgn oon
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
gk heran sii..secara pergaulan vanilla begitu
Masumi Hayami
ini serius udah END?
Atau penulis nya udah keabisan ide utk kelanjutannya?
sayang klo ga sampe abis n ending yg entah itu happy or sed ending.
setidaknya di selesaikan dulu sampe finish. jangan ngegantung.
sri lestari
bagusan
Dewa Dewi
kapan Kasih bahagianya thor? bukannya sembuh malah dikasih penyakit lain.... kayanya author punya dendam sama Kasih
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
kasian Kasih 😭😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
makin posesif aja Galang
Dewa Dewi
ini udh abis apa blm thor? kok ceritanya masih gantung ya? Kasih blm sembuh juga .... berharap ada lanjutannya trs Kasih sembuh dr sakitnya
Dewa Dewi
instruksi kali thor
Dewa Dewi
Aldo lucu bgt😁😁😁😁
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
Kasih pinter bgt 👍👍
Dewa Dewi
gitu dong Lang jadi cowok tuh harus tegas
Dewa Dewi
rasain lu Vanila
Dewa Dewi
👍👍
Dewa Dewi
Kasih pinter bgt 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!