Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Azzura menatap Fidel dengan sendu. “Burung ini sepertinya ada masalah diparuhnya, kau lihat ada luka disini.” Azzura menujuk kearah paruh Burung itu yang membuatnya sulit untuk makan makanan keras.
Fidel memperhatikannya dan melihat lukanya.
“Maaf aku tidak memperhatikannya, ku kira dia hanya lemas karena tidak makan dan terluka dibagian sayap saja.” Jelasnya dengan sedikit menyesal.
Azzura tersenyum melihat kepolosan Fidel. Dia memanggil pelayan yang lain. “Buat kan gandum halus dengan susu segar sedikit.” Ucap Azzura. Tidak lama apa yang diminta datang.
Azzura mengambil Burung itu dengan perlahan dan membawanya untuk duduk diranjang Fidel lalu menyuapi dengan perlahan. Fidel sangat memperhatikan cara Azzura menyuapi burung itu dengan telaten dan Azzura tersenyum, Lalu meletakkan lagi burung itu dikandang.
“Mengapa hanya diberi makan sedikit?” Tanya Fidel bingung, karena dia melihat burung itu sangat lapar.
“Burung ini sangat lemah, kau beri dia makan setiap satu jam sekali sedikit demi sedikit seperti aku tadi, besok aku akan membawakan obat untuk paruhnya.” Ucap Azzura.
“Apa tidak bisa sekarang saja diberi obatnya?” tanya Fidel tidak sabar.
Azzura tersenyum. “Baiklah, aku akan tanya pada Dokter apa ada obat untuk Burung peliharaan mu.” Jawab Azzura lembut.
Fidel menatap dengan bahagia dan memeluk Azzura.”Terima Kasih Kak Azzura.” Ucapnya tulus.
“Sudah malam, aku akan kembali kekamar. Kau juga jangan bergadang terlalu malam, burung mu tidak akan mati.” Perintah Azzura.
Fidel mengangguk dan Azzura pergi dari kamar Fidel. Lalu bertemu dengan pelayan tadi, buatkan sedikit-sedikit yang ku minta tadi, ini terlalu banyak. Azzura menyerahkan sisa makan tadi.
“Baik Nona.” Hormatnya.
Azzura pergi kembali kekamarnya dan memerintahkan Lola memanggil Dokter.
“apa Nona sakit?” Tanya Lola khawatir.
“Tidak, ada yang ingin kutanyakan saja.” Azzura tersenyum.
“Pergilah,” Perintahnya lagi.
“Baik.”
Tidak lama Seorang Dokter muda datang. “Nona memanggil saya?” Dokter Luiz dan memeberi Hormat.
“Ya, aku ingin kau memberikan obat untuk seekor burung untuk paruhnya yang terluka.” Ucap Azzura.
“Burung apakah itu Nona dan dimana Burungnya.” Luiz memeriksa sekeliling kamar Azzura dan tidak menemukan Hewan yang disebut.
Azzura tersenyum. “Bukan aku yang memeliharanya, tapi teman ku.” Jawab Azzura.
Luiz hanya mengangguk-angguk saja.
“Apa kau bisa membawakannya?” Azzura bertanya karena tidak ada jawaban dari Luiz.
“Ah, tentu saja Nona, aku akan segera meracikkannya.” Dokter Luiz pamit pergi untuk meracik obat.
Lola memperhatikan pembicaraan Azzura dan Dokter tadi jadi langsung bertanya.” Nona siapa teman mu yang mempunyai Burung?” Tanya Lola dengan polos. Karena setahunya Azzura tidak memiliki teman dan karena selama ini hanya berdiam dimansion.
Azzura tersenyum lagi mendengar pertanyaan dari Lola. ”Nanti kau akan tahu karena kau yang akan mengantarkan Obat untuknya.” Ucap Azzura.
Tidak lama Dokter Luiz datang dengan mangkuk Obat ditangannya.
"Nona,” Sapa Luiz.
“Bagaimana?” Tanya Azzura. Luiz menyerahkan mangkuk dari tangannya.
“Tempelkan racikan Obat ini diparuhnya, jika sudah mengering segera diganti dengan yang baru, jika yang dimangkuk juga mongering bisa dicampurkan madu sedikit.” Jelasnya.
“Kemungkinan jika lukanya tidak parah hanya dalam 3 hari sudah sembuh.” Lanjutnya. Azzura mengambil racikan obat itu dan melihatnya.
“Apa ini, daun?” Tanya nya penasaran.
“Benar, ini obat tradisonal, aku belajar dari seorang tabib China.” Luiz tersenyum.
Azzura menatapnya dan menyerahkan pada Lola.
"Bawa ini kekamar pelayan dan berikan pada anak kecil bernama Fidel.” Perintah Azzura. Lola bingung namun tidak berani bertanya lagi dan langsung pergi.
“Apakah teman mu itu seorang anak seorang pelayan Nona?” Tanya Luiz penasaran.
Azzura tersenyum lagi menatap Luiz. “Apakah aneh Dokter?” Jawab Azzura.
“Tidak…Tidak aneh, hanya saja…” Dia ragu mau melanjutkannya.
“Aku pernah menolongnya dulu dan dia bekerja disini, apa salahnya menolong lagi.” Ucap Azzura yang berdiri dan menuju ke rak bukunya.
“Ah benar, Jika begitu itu aku akan pamit mundur diri Nona.” Hormat Luiz. Azzura hanya menengok dengan anggukan kecil.
Setelah Sang Dokter pergi dan menutup pintu kamar Azzura, dia langsung mengambil sebuah kotak berukuran sedang dibelakang lemarinya dan membuka kotak tersebut. Disana banyak tersimpan barang-barang pemberian sang Kakek sebelum pergi meninggalkan Azzura untuk selama-lamanya.
Dia sangat dekat dengan Kakeknya, bahkan sebelum Ayahnya mengambil beberapa selir. Azzura lah yang menjadi Ratu dihati setiap orang dia tumbuh dengan limpahan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya.
Karena itu dia sangat menyesal menyetujui dan bahkan ikut dalam keputusan sang Ayah mencari beberapa Selir. Dan pada akhirnya mereka semualah yang menjatuhkan dan membunuh dirinya.
Azzura tidak bisa lagi tidur jadi memilih untuk mengenang kembali masa lalunya yang bahagia. Sejak Ayahnya Menjadi Raja. Mereka pindah keKastil Kerajaan dan meninggalkan kediaman Lama mereka. Azzura juga dulu tidak sempat membawa banyak barang jadi dia meninggalkan semuanya disini.
Ada penyesalan dulu saat dia pindah tidak mengecek semua barang bawaannya dan ternyata ada beberapa barang yang hilang. Dulu dia tidak memikirkan siapa yang menghilangkan barang-barangnya. Apalagi menurut Selir Luisa mungkin tertinggal disaat mereka pergi terburu-buru.
Dan melupakan barang-barang tersebut. “Bodoh,” Batin Azzura dan merasa dulu dia terlalu naif karena percaya setiap omongan orang lain.
Azzura membawa kotak-kotak itu keranjangnya dan mengambil satu persatu barang yang ada. Dari boneka, sisir, bahkan ada bunga yang dirangkai oleh sang kakek. Tiba-tiba saja Azzura menangis dia sangat merindukan pelukan sang Kakek saat ini.
“Aku merindukan mu kek.” Azzura memeluk rangkaian bunga yang sudah mengering itu.
Karena Azzura terlalut dalam kesedihannya membuatnya terlelap sampai pagi.
Beberapa hari berlalu dengan ketenangan dan Azzura pun tidak melakukan apa-apa selain bersibuk dikamarnya saja. Esok paginya Lola datang kekamar Azzura dan ingin membangunkannya. Karena melihat Azzura masih terlelap, Lola langsung mendekatinya dan mencoba membangunkan.
“Nona…” Panggilnya.
Azzura bergerak dan mengerjapkan mata dia membalikkan badan dan melihat pelayan setianya sudah tersenyum disamping ranjangnya.
“Apakah sudah pagi,” Azzura bangkit dan duduk.
“Sudah Nona,” Lola melihat Kotak disamping tempat tidur Nonanya itu. Setiap malam Azzura selalu membawa kotak itu tidur, dan membuka buku tua pemberian kakeknya itu meski hanya ada dua lembar saja yang tertulis.
Azzura menyadari jika Lola melihat kota disampingnya.”Jangan ada yang menyentuh kotak ini.” Azzura merapihkan benda-benda yang dianggapnya penting kedalam kotak dan menutupnya.
“Letakaan dibalik lemari buku, jangan sampai ada orang lain yang mengetahuinya.” Perintah Azzura.
“Baik,” Lola mengambil kotak itu dan meletakannya sesuai dengan perintah Azzura.
“Apakan hari ini ada lomba pacuan kuda untuk para Pangeran dan Bangsawan?” Tanya Azzura yang bangkit dari tempat tidurnya.
“Dari mana anda tahu Nona, aku baru saja ingin memberi tahu anda.” Lola merasa bingung, karena acara ini mendadak dan baru diumumkan subuh tadi saat dia baru bangun dari tidurnya.
Azzura tersenyum. “Siapkan air hangat untuk aku mandi dan bersiap, aku akan ikut kesana.” Ucapnya dengan santai.
Dulu saat acara ini diadakan Azzura tidak mau ikut karena pasti membosankan tetapi diluar dugaan ada kejadian menarik disana yang Azzura tidak tahu. Dimana salah satu pangeran melamar putri Vanesa anak dari Selir Luisa namun ditolaknya secara langsung didepan umum dia adalah Pangeran Chiko.
Vanesa memang sudah lebih Tua dari Azzura. Sekarang usianya 20 tahun berbeda lima tahun dari Azzura. Dimasa depan Azzura, Vanesa menikah dengan pangeran Andres dan setahu Azzura mereka menikah karena Vanesa menjebaknya.
Bagaimana menjebak pangeran tersebut Azzura kurang mengetahuinya, dia hanya mendengar laporan dari Lola sebatas itu saja.
Karena itu Azzura ingin mengetahui rupa pangeran Chiko, sepengetahuannya dimasa Azzura menjadi Putri Mahkota, Pangeran Chiko adalah anak dari Selir Raja William, Raja dari Kerajaan tetangga yang bersekutu dengan Kerajaan mereka Pangeran Chiko orang yang tampan namun ceroboh dan Ayahnya tidak pernah menganggapnya ada, karena itu Azzura memiliki rencana lain.
Acara berkuda ini diadakan karena masuk dalam rangkaian acara pengangkatan Ayahnya nanti sebagai Raja.