NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 - Hadapi secara langsung

"Apa yang Anda lakukan pada anak saya?"

Jean menoleh dan melihat seorang pria yang tengah berdiri di ujung tikar. Juan yang melihat pria itu segera berdiri dan menghambur ke dalam pelukannya.

"Ayah," lirih bocah itu dan menelusupkan wajahnya di tengkuk sang ayah.

Pria itu mengelus lembut punggung Juan agar tenang. "Ayo kita pulang. Mama sudah menunggu di rumah," ucapnya.

Bagaimana perasaan Jean saat melihat interaksi antara ayah dan anak itu? Hatinya mencelos, padahal baru beberapa saat yang lalu hatinya berbunga.

"Pak Nathan sudah datang," seru Ibu Ani yang datang dari dalam dengan menggendong anak kecil. Jejak air mata masih tersisa di wajah anak itu.

Pria yang baru saja datang dan di panggil Ayah oleh Juan adalah Nathan. Psikiater yang menangani Jingga dulu, ceritanya cukup panjang sampai anak itu memanggilnya Ayah.

"Iya, Bu! Saya datang untuk menjemput Juan," balas Nathan dengan sopan. Dia masih menggendong Juan yang menyandarkan kepalanya di pundaknya.

"Kalau begitu saya pamit dulu," pamitnya di iringi senyum teduh.

Setelah sapaan basa basi itu, Nathan akhirnya pulang dengan Juan yang masih berada di gendongannya. Jean hanya bisa menatapnya dengan sendu, ingin sekali ia bermain lama dengan anak yang memiliki rupa yang sama dengannya itu.

Di tempat lain, tepatnya di ruang tamu sebuah rumah minimalis, Jingga tengah berbincang dengan ayahnya.

"Jingga benar-benar tidak tau, Pa!"

Yuda menatap anaknya dengan sendu, "Inilah alasan Papa tidak ingin kembali ke sini."

Enam bulan yang lalu, Nathan di pindah tugaskan ke Indonesia. Mau tidak mau Jingga harus ikut kembali juga ke tanah air demi buah hatinya. Juan tidak bisa jauh-jauh dari pria yang kini mendapatkan panggilan "Ayah" tersebut.

Yuda sebagai ayah yang posesif kepada anak dan cucunya, tentu saja ikut kembali. Dia akan terus menjaga dan tidak membiarkan orang-orang itu mendekati anaknya.

Hingga pagi ini, mereka bertiga beserta Juan datang berkunjung ke panti asuhan. Awalnya biasa saja, tetapi Ibu panti yang baru tiba-tiba berbicara jika salah satu donatur akan berkunjung ke sana, dan donatur itu adalah Jean Januarta.

Saat mendengar nama itu, Yuda langsung mengajak anak cucunya kembali dengan dalih ada urusan penting. Anehnya si kecil tidak mau di ajak pulang karena sedang asyik bermain dengan anak-anak lain.

Drama antara Kakek dan Cucu tidak terelakkan. Yuda berusaha keras memaksa Juan untuk pulang, tetapi cucunya itu justru menangis keras, menolak untuk pulang.

Tidak tega dengan tangisan sang anak, Jingga akhirnya memohon kepada ayahnya agar membiarkan Juan tetap di sana dan mereka pulang terlebih dahulu.

Begitulah ceritanya kenapa Juan bisa di sana, dan Nathan yang datang menjemputnya. Untung saja Juan selalu memanggilnya "Mama Jia" karena menurut anak itu namanya terlalu sulit diucapkan dulu.

"Dia pasti langsung mengenali Juan," celetuk Yuda. "Lebih baik kita kembali lagi ke Jepang, biarkan Nathan menyelesaikan pekerjaannya sendiri di sini," lanjutnya.

Jingga menghela napas panjang, dia tidak masalah Juan bertemu dengan ayah kandungnya. Hanya dirinya sendiri yang belum siap untuk bertemu pria itu.

"Tenang, Pa! Jean tidak akan menyakiti Juan," kata wanita itu. Dia terkadang merasa terkekang dengan sifat sang ayah yang terlalu posesif padanya.

Yuda mendengus kasar, "Bagaimana jika dia tau jika Juan anaknya dan mengambilnya dari kita?" ucapnya menakut-nakuti sang anak.

Jingga yang mendengarnya tersentak, dia tidak pernah berpikir sampai sana. Kini perasaannya menjadi gusar, dia terlalu gegabah.

Tak lama kemudian, mereka mendengar suara deru mesin mobil, sudah pasti itu Nathan yang sudah kembali menjemput anaknya.

Jingga segera berdiri dan keluar menuju halaman, ia bisa melihat Nathan yang menggendong Juan yang tertidur. "Aku akan menidurkan Juan dulu di kamar," ucapnya kepada Jingga dan langsung masuk ke dalam rumah.

Setelah beberapa saat, Nathan ikut bergabung dengan Yuda dan juga Jingga yang masih berada di ruang tamu. "Kau bertemu dengannya?" tanya Yuda.

Nathan duduk di salah satu sofa yang masih kosong dan mengangguk. "Ini pertama kalinya aku melihatnya. Mereka benar-benar mirip," jawabnya di iringi dengusan kecil.

Pria itu menatap Jingga yang menunduk dengan tangan bertaut, terlihat gelisah. "Lain kali biar aku saja yang berkunjung ke panti. Menghindari hal-hal seperti ini lagi," tuturnya.

Yuda mengangguk setuju, "Bagaimana menurutmu? Dia terlihat seperti bajingan, kan?" tanyanya kepad Nathan.

Di luar dugaan pria itu, Nathan justru menggeleng. "Ada kesakitan di matanya,"jawabnya dengan lugas. Jangan lupa, dia adalah seorang psikiater yang sudah bertemu banyak orang-orang dengan tatapan seperti itu.

"Saat aku datang pria itu berusaha mendekati Juan, tetapi Juan mundur dan terlihat akan menangis, mungkin karena dia menganggap pria itu orang asing."

"Seperti ada yang ingin dibicarakan olehnya, tetapi tidak diutarakan. Jadi aku langsung pulang," pungkasnya.

Jingga bimbang, haruskah dia tetap menyembunyikan fakta ini dari anaknya? Bagaimana jika saat dia sudah dewasa Juan seperti dirinya yang kecewa dengan tindakan Yuda?

Memang benar anaknya memanggil orang lain dengan panggilan "Ayah" karena sejak kecil hanya Nathan yang berada di sekitar Juan. Sedangkan pria yang dipanggil "Ayah" itu, sebentar lagi akan menikah.

Nathan sudah menjelaskan semuanya kepada calon istrinya, tetapi tetap saja Jingga tidak enak hati. Akan terlihat aneh saat pria itu sudah mempunyai anak sendiri nantinya.

"Kau tidak ingin menemuinya?" celetuk Nathan.

Yuda yang mendengarnya menatap tajam Nathan. "Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi!" tolaknya. Sedangkan Jingga hanya diam membisu.

"Jangan lupa aku ini dokter yang menanganimu, aku tau kau belum sembuh sepenuhnya dari rasa traumamu," jelas Nathan to the point.

Yuda berganti menatap putrinya, "Benar begitu? Kenapa kau selalu berkata sudah baik-baik saja? Ini tidak bisa di biarkan! Besok kita kembali ke Jepang!" tukasnya.

Kepala Hingga rasanya akan pecah, pernyataan Nathan benar-benar telak mengenai ulu hatinya. Dia tidak mengelak, karena itu memang benar adanya.

"Jika terapi dan obat-obatan tidak bisa membuatmu sembuh sepenuhnya, maka langkah terakhirnya adalah bertemu langsung dengan sumber rasa sakitmu. Hadapi dia secara langsung, dengan begitu kau akan terbiasa," jelas Nathan.

Pria itu berganti menatap Yuda. "Paman! Biarkan Jingga menghadapi orang yang membuatnya sakit, kita akan tau hal itu benar-benar bekerja atau tidak. Tenang saja, aku akan tetap memantaunya," katanya dengan penuh keyakinan.

Yuda tidak mengeluarkan satu patah katapun dan beranjak pergi dari ruang tamu. Bagaimana dia bisa membiarkan anaknya bertemu dengan bajingan itu?

Bersambung

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!