NovelToon NovelToon
Cermin Warisan

Cermin Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Zulia Almanshur

Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .

" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Rombongan Pengantin

POV. GALUH

" Gal , aku harus bagaimana , harus berangkat atau ndak usah aja ? " .

" Kalau dari kalimat mbok Darmi pagi tadi sih sudah jelas kalau kamu tetap harus berangkat Vi " . Jawab ku merasa tak yakin juga .

" Aku takut Gal " .

" Berangkat lah nduk usai sholat isya' nanti , mbok sama Galuh akan mengantar mu " . Mbok Darmi memerintahkan Viya untuk menghadiri acara .

..

" Nduk , kamu sudah siap ? " . Ku dengar mbok Darmi memanggil Viya di kamar mereka .

" InsyaAllah mbok " .

" Ya sudah kita berangkat sekarang , supaya ndak terlambat " .

" Ngge mbok " .

Viya memakai baju kebaya warna merah marun dengan batik berwarna hitam dan menyanggul rambut nya dengan model sederhana , sungguh cantik .

Dengan berbekal lampu petromak kami terus mempercepat langkah , selain karena hawa semakin dingin , mbok Darmi juga berharap supaya Viya tidak telat datang ke acara .

Ku lirik Viya sering menghembuskan napas kasar setiap melihat ada penampakan . Sekalipun aku sudah terbiasa melihat kehadiran mereka akan tetapi aku tetap saja masih bergidik ngeri tiap melihat sesuatu yang tak semua orang bisa melihat nya apalagi Viya yang baru saja beradaptasi melihat hal yang ku pastikan tak ada siapapun orang nya yang mau melihat hal - hal mengerikan semacam ini ..

WUSSHH !

Ku raba tengkuk ku yang meremang , seperti nya Viya dan mbok Darmi juga merasakan hal yang sama .

" Abaikan apapun yang berupaya menghadang mu nduk , mereka cuma iseng supaya kamu ndak mau hadir di acara itu " .

" Kita sudah sampai nduk tapi mbok sama Galuh ndak bisa ikut masuk , mbok sama Galuh hanya bisa mengantar mu sampai sini saja , jaga diri kamu baik - baik dan ingat pesan mbok " . Mbok Darmi mengingatkan Viya kembali .

Viya berjalan mendekati rumah besar yang tampak paling mewah di sekitar sini .

" Itu rumah pak kades nya mbok ? " .

" Iya le , itu rumah nya " .

" Tapi apa Viya aman mbok di dalam sana , Galuh liat kok banyak sekali makhluk tak kasat mata di sana " .

" Kita do'akan saja yang terbaik buat Viya , ayo kita cari tempat sembunyi , jangan sampai makhluk - makhluk itu mengetahui keberadaan kita .

Aku mengikuti mbok Darmi yang berjalan menjauh dari tempat kami berdiri tadi . Ku edarkan pandangan ke sekitar semuanya gelap di tambah langit yang seperti nya mendung menambah suasana sangat mencekam .

Mbok Darmi berhenti pada salah satu pohon yang sangat besar dan tinggi , entahlah pohon apa yang jelas aku perkirakan pohon ini sudah berusia ratusan tahun dengan akar - akar gantung yang menjuntai .

" Naik lah ke atas le biar bisa melihat pergerakan Viya kalau dia sudah keluar dari rumah itu , mbok akan berjaga di bawah sini " . Mbok Darmi duduk di tanah beralaskan tikar kecil .

Aku menurut saja dan mencari cara untuk naik ke atas pohon , ternyata bukan hal sulit sebab sudah ada potongan kayu pendek yang di tancapkan di sisi pohon untuk memudahkan naik ke atas .

Entah siapa yang membuat nya yang jelas aku sangat terkejut karena di bagian atas pohon ini terdapat rumah pohon .

Dinding yang terbuat dari kayu dengan pintu yang di tutup dengan selembar plastik , mungkin untuk menghalangi dedaunan dan air hujan masuk ke dalam nya . Di sisi kanan dan kiri ada jendela persegi yang aku perkirakan berukuran tiga puluh sentimeter .

Rumah pohon ini lumayan besar jika ada tiga orang dewasa yang tinggi badan nya sama dengan ku berbaring . Tinggi ku saja170 sentimeter dan tinggi rumah ini juga kurang lebihnya sama dengan tinggi ku .

Sungguh aku kagum dengan pembuat rumah pohon ini , seperti nya dia sudah memperhitungkan segala sesuatu nya saat membangun nya sebab dengan tinggi atap yang seperti ini , rumah pohon ini bisa digunakan untuk sholat juga .

Aku jadi memikirkan mbok Darmi di bawah sana yang pasti tubuh tua nya merasa kedinginan , untung saja aku tadi sempat meminjamkan jaket tebal ku sebelum berangkat .

Kampung ini sangat panjang dan luas bahkan masih ada hutan yang luas juga .

Memikirkan banyak hal aku malah jadi mengantuk , hawa dingin dan angin yang berdesir seperti meninabobokan ku saja .

Samar - samar aku mendengar tabuh - tabuhan gendang dan suara suling di ikuti derap langkah kaki riuh , seketika kantuk yang menyerang ku langsung hilang .

Ku sibak kain penutup jendela samping kiri ku , dari arah sumber suara ada banyak obor menyala yang di bawa banyak orang . Rombongan itu seperti membawa iring - iringan pengantin karena tampak tandu yang di naiki dua orang .

Derap langkah mereka semakin mendekat dan berisik . Mereka menyanyikan kidung Jawa yang aku sendiri tak tahu makna nya .

" Mantene manten anyar ,, rupone ayu ,, manten anyar ambune kembang kantil ,, manten anyar getihe anget ,, " .

Nyanyian sinden itu terus menggema mendayu - dayu dan terdengar mistis . Sekujur tubuh ku sampai bergetar .

Tak dapat kulihat wajah kedua pengantin nya karena tertutup kain berwarna putih . Tandu itu di bawa oleh tujuh laki - laki berbadan besar dan berwajah sama . Entahlah mungkin saja mereka memang tujuh bersaudara .

Tangan pengantin perempuan melambai - lambai ke arahku seperti mengisyaratkan sesuatu . Aku tak mengerti apa mungkin dia melihat ku berada di rumah pohon ini , atau dia melambai memang sedang memanggil teman nya .

Salah satu perempuan dari rombongan itu menghentikan langkah nya dan menatap ku , dia tersenyum . Perempuan cantik memakai selendang berwarna hijau itu menatap ku lekat .

Wajah cantik dan tangan mulus nya itu tiba - tiba mengelupas , rongga lehernya membuka lebar kemudian patah sampai suara nya terdengar cukup keras .

Suara patahan itu di ikuti yang lain nya , wajah dan tubuh mereka juga mengelupas dan mengeluarkan darah segar . Sedangkan perempuan tadi memegang kepala nya kemudian mengangkat kepala dengan dua tangan nya sampai terlepas .

" Pengantin kami menyukai mu .. " . Suara lantang perempuan itu menggema .

" Pejamkan mata mu sekarang le " . Terdengar suara mbok Darmi menyadarkan ku jika aku tak sendiri menyaksikan kejadian itu .

Aku pun menurut karena aku sudah takut dengan pemandangan tak lazim di hadapan ku .

Suara - suara itu tak terdengar lagi beberapa detik setelah nya .

" Buka kembali mata mu " .

Aku membuka mata dan benar saja pemandangan menyeramkan tadi sudah tak ada lagi di depan mata .

" Cepat sekali pergi nya , apa tadi cuma ilusi saja mbok ? " .

" Mereka sudah pergi ke tempat tujuan mereka , jangan lengah le , kamu harus tetap berdoa , untunglah mbok tadi cepat kembali ke sini kalau tidak sudah pasti kamu sudah di bawa oleh mereka " .

" Iya mbok , makasih " .

Mata ku tiba - tiba menangkap sesuatu yang bergerak , dari atas sini aku bisa melihat dengan jelas .

" Mbok , di ladang jagung itu seperti nya ada yang berlari " .

" Iya mbok tau le itu Viya , tapi kamu jangan gegabah , dia sedang di ikuti " .

" Viya hilang mbok " .

1
Zulia Almanshur
makasih banyak , mohon dukungan nya ya .. nanti pasti mampir kl sudah senggang
Erlina Arlena
ceritanya bagus, aku suka, semangat thor
Zulia Almanshur: makasih banyak , mohon dukungan nya ya kak .. masih oemula 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Zulia Almanshur: Salam kenal juga kak Anita .. waah .. sudah senior nih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!