My Way

Rafayel? kenapa dia jadi seperti ini?

Lona membeku, sebelum akhirnya melepas perlahan dekapan sang murid.

"Kau membongkar lemari pakaian milikku, Nona? bukankah seharusnya kau istirahat?"

"Maaf! aku terlalu jenuh sebelumnya, jadi aku mencoba untuk sedikit berbenah saat melihat beberapa pakaian mu yang berantakan itu!" gadis itu tampak mengacuhkan tatapan Rafayel yang terduduk tepat di sampingnya.

"Mau kemana? apa kau pikir kau bisa kabur dariku Nona Ghelsi?"

"Aku harus segera merapikan ini semua! lekas bersihkan dirimu! aku juga telah menyiapkan makan malam!" gadis itu berbicara lembut meskipun tangannya mencoba memberontak karena Rafayel kembali membuatnya terduduk di pangkuan sang bintang.

"Lihatlah! kau benar-benar menjadi seorang calon istri idaman! aku semakin tergila-gila padamu, bagaimana ini?"

"Lepas atau aku akan memukul mu, Raf!"

"Coba saja!" Rafayel terkekeh, ia justru mengeratkan belenggu lengan besarnya pada tubuh Bellona Ghelsi.

Bagaimana ini? dia pasti akan terus menggoda ku! jika aku membentak nya, dia pasti akan berubah pada settingan sikap awalnya yang begitu sassy, astaga,

Lona terdiam sesaat, sementara Rafayel pria itu justru menikmati aroma lavender yang terpancar dari tubuh Lona yang begitu memikat.

"Aku selalu menyukai hal-hal kecil tentang mu, Nona! terlebih harum tubuh mu ini!"

"Lepas, Raf!"

"Aku mencintaimu! sungguh-,"

"Aaaww-wh! perutku!"

"Apa? apa nyeri itu kembali terasa? apa kau tak meminum obatnya Nona? haruskah kita ke dokter sekarang?" Rafayel pun tampak panik dan seketika mengendurkan dekapannya saat Bellona mendesis kesakitan.

Bukan menjawab, Lona justru menginjak kaki Rafayel dan mendorong pria itu sekuat tenaga hingga Rafayel jatuh terlentang di atas ranjang.

"Aaaaaiiishhh! kau membohongi ku Nona?"

"Hanya itu satu-satunya cara supaya kau berhenti menggoda ku, Raf!"

Rafayel kembali menyunggingkan senyum dan hanya memperhatikan gerak-gerik Bellona yang tampak cekatan menata pakaian miliknya di dalam almari.

Keheningan pun terjadi Rafayel memejamkan mata tanpa mengubah posisi.

Apa dia tertidur? cepat sekali?

"Raf-, apa kau tak akan membersihkan diri? aku bisa menyiapkan air hangat jika kau menginginkan! kau dari pantai bukan? pasti tak akan nyaman jika kau terlelap dengan kondisi tubuh seperti itu!"

"Aku mengantuk-," suara berat nan dalam yang keluar dari bibir Rafayel akhirnya membuat Ghelsi bungkam.

dia bahkan belum melepas sepatu nya, aah! rasanya diriku melihat Benedict, tapi Rafayel jauh lebih kekanakan daripada saudara lelaki ku yang kini entah bagaimana kabarnya, berbaik hatilah padanya Ghelsi! kau harus menjadi kakak yang baik untuk adik lelaki yang justru sangat perhatian ini!

Lona tersenyum, ia melangkah menghampiri ranjang dan melepas sepatu hitam Rafayel yang masih terpasang pada kedua kakinya.

******

"Logan! bisakah aku menumpang? Maxim, dia kembali lebih awal karena ingin menyelesaikan pekerjaan dari hotel, jadi aku-,"

Logan hanya mengangguk dengan wajah datar, dan melangkah diikuti Bella.

"Mmmm-, ini sudah terlalu malam! mungkin akan lebih baik jika diriku turut menginap di Blue Sea-,"

"Aku akan mengantarmu ke hotel tempat kau menginap!"

"Tapi Lo-, apa kau tak lelah?"

"Tak masalah! yang lelah hanya hatiku! bukan fisik ku!" lagi-lagi perkataan ketus itu keluar dari bibir Logan.

Hampir 45 menit berkendara, suasana sunyi tampak mengitari di dalam mobil antara Logan dan juga Bella, keduanya seolah menjadi manusia yang tak saling mengenal sebelumnya, meskipun begitu banyak perkataan yang ingin Bella ungkapkan! nyatanya wanita itu tak mampu berucap sepatah katapun saat berada di samping pria yang masih saja menguasai hatinya.

"Lo-,"

"Aku harus pergi sekarang!""

"Aku merindukanmu! sungguh ..., ini semua memang salahku Lo! andai saat itu diriku tak merelakan hubungan kita dan menuruti perkataan mu untuk kabur dan merajut mimpi bersama, mungkin semua tak akan jadi seperti ini sekarang! tak akan ada yang tersakiti karena keputusan ku, aku-, aku masih belum bisa jika harus menjauh darimu, Logan!" Bella terus menumpahkan segala isi hatinya dan menahan langkah Logan dengan memeluk erat punggung tegap dari kekasih masa lalunya.