ISTRI KE DUA

“Pak kenapa mesti naik Bus ? Kalau naik Bus sampainya pasti lama besok pagi baru tiba Di Jakarta !” celetuk Suminah ia kesal bukan main saat suaminya mengajaknya pergi ke Jakarta bukan naik pesawat melainkan naik Bus.

“Memangnya Ibu mau naik apa ?” jawab Samsul

“Naik pesawat dong, Ibu kan pengen foto-foto selfie dan kirim ke media sosial Ibu kalau Ibu naik pesawat !” kata Suminah

“Ibu naik bus atau pesawat juga sama saja, masih akan tiba di Jakarta. Lagi pula Bapak gak punya uang buat beli tiket pesawat !” kata Samsul menjelaskan.

“Ini tuh gara-gara Bapak yang sekarang suka main judi slot ! Coba kalau Bapak gak main yang begituan, uang pernikahan Diana kemarin masih utuh bisa beli tanah dan rumah baru !” sungut Suminah, ia menyesalkan perbuatan suaminya yang mulai ikut-ikutan judi online hingga menghabiskan seluruh uang mereka.

Samsul hanya diam saja mendengar ucapan istrinya, meskipun demikian Samsul masih tidak kapok untuk bermain judi.

“Tenang saja, nanti kita minta uang yang banyak sama keluarga Abraham, Ibu mau beli apa saja perabotan rumah, tanah bahkan rumah baru pun bakalan Bapak turuti !” kata Samsul menghibur istrinya.

“Janji ya ?”

“Iya, Bapak janji !”

...…………….....

“Tuan Daniel ?” sapa Benu yang bertemu dengan Daniel di kantor perusahaan tempat mereka bekerja.

“Sudah Ku katakan jangan panggil Aku lagi dengan sebutan Tuan ! Aku bukan Tuan mu !” kata Daniel berdecak kesal pada Benu yang masih belum terbiasa memanggilnya dengan nama saja.

“Ah…maaf Aku lupa !” Benu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Ada apa, Ben ?” tanya Daniel

“Apa Diana belum cerita pada mu ?” kata Benu kemudian.

“Cerita apa ?” tanya Daniel pelan.

“Sebelum Tuan Frans meninggal, dia menyerahkan kekayaannya yang lain pada Diana.” Ucap Benu

“Maksud mu ?” Daniel mengernyitkan dahinya, ia tak mengerti apa yang dikatakan oleh Benu. Kekayaan Ayahnya yang lain ? yang mana ? dan seperti apa ?

“Abraham Micro Company !” ucap Benu pelan.

“Ambil lah cuti sekitar dua hari, kita pergi ke Australia. Perusahaan itu ada disana !” kata Benu menjelaskan, selama ini Benu memantau keadaan keluarga Daniel, ia tentu saja tahu kalau Frans memberikan Diana sebuah kunci dan kartu kekayaannya.

Daniel terdiam, ia masih bingung, perusahaan apa itu ? Mengapa Ayahnya tidak memberitahukan kepadanya di semasa hidupnya ?

“Nanti malam Aku akan datang dan berbicara pada Diana. Mungkin Diana tidak mengerti apa arti kartu dan kunci yang diberikan oleh Tuan Frans.” Kata Benu

“Iya, tapi bagaimana mungkin Aku tidak tahu sama sekali !” kata Daniel

“Tuan Frans bilang, itu hanyalah sebuah perusahaan cangkang dari Abraham Company tapi ternyata keuntungan 50% dari perusahaan berpindah ke Abraham Micro !” kata Benu menjelaskan.

“Apa Kamu masih tidak menyadari, mengapa penghasilan Abraham Company selama sepuluh tahun terakhir tidak pernah meningkat ? Hanya bertahan di satu titik dan juga tidak pernah mengalami kebangkrutan ? Karena itulah tujuan Tuan Frans, dia ingin menyelamatkan perusahaannya. Ia sudah memiliki firasat jika keluarganya akan hancur karena orang yang membencinya !” kata Benu menjelaskan lagi yang membuat Daniel terdiam.

“Pada akhirnya apa yang dipikirkan oleh Tuan Frans benar terjadi, bukan ? Keluarga kalian dihancurkan oleh Maya dan Ibunya.” Kata Benu lagi.

“Astaga…betapa bodohnya Aku ! Aku bahkan tak pernah berpikir sampai kesana ! Aku bahkan pernah mencurigai Ayah dan menganggap dia tidak pernah bersikap adil pada Ku !” kata Daniel menyesal pada dirinya sendiri, Daniel bahkan meneteskan air matanya. Andai waktu bisa diulang ia ingin meminta maaf pada Ayahnya.

“Dia sebenarnya sayang pada mu, hanya saja caranya yang mungkin terlihat egois dan tidak mau melibatkan diri mu.” Kata Benu menepuk-nepuk punggung Daniel.

“Aku akan membantu mu, karena aku sudah berjanji pada Tuan Frans.” Kata Benu lagi.

“Terimakasih Ben !” Daniel melihat Benu dan Benu kemudian memeluk Daniel. Benu tentu saja sudah menganggap Daniel seperti saudaranya sendiri.

...****************...