NovelToon NovelToon
Become The Duchess Of Lala Land

Become The Duchess Of Lala Land

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Time Travel / Dunia Lain / Masuk ke dalam novel
Popularitas:103.2k
Nilai: 5
Nama Author: Harsie Alive

Hahh.... hahh...

arrkkkkhh!! Ampun!! ampun!! sakit sekali!!

kumohon, aku mohon ampun buuu....

Suaraku bergetar memohon ampun pada ibu Tiriku yang menjambak rambutku dan menampar wajahku berkali-kali. Tatapannya yang tajam dan pukulannya yang kasar tak akan ku lupakan bahkan sampai aku mati.

ini kah takdirku? aku hanya ingin hidup bahagia, meski hanya sehari saja. Jika aku hidup kembali, kumohon Tuhan, Langit, Dewa atau apapun itu, kumohon berikan aku setetes kebahagiaan agar dahagaku terpuaskan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ksatria Paviliun Finch

Setelah menerima surat misterius dari anak buahnya, Evan segera berangkat bersama Juan menuju tempat yang disebutkan. Mereka tiba dalam hitungan menit dengan menggunakan portal teleportasi sihir milik Juan.

Lima sosok misterius dengan tudung hitam dan pakaian serba hitam yang membalut tubuh mereka sedang berdiri di hadapan Evan.

Sebuah rumah lama yang tampaknya dihuni dan dirawat dengan baik menjadi tempat pertemuan mereka. Letaknya berada di kota kecil Veneno, di sebelah barat kota Betevia.

Evan menatap mereka dengan serius sambil memeriksa dokumen laporan penyelidikan yang diberikan oleh kelima mata-mata sekaligus tangan kanan Sang Duke.

Mereka disebut sebagai Pendekar Paviliun Finch. Pendekar yang terkenal akan kesetiaannya pada Duke of Lala Land, sebenarnya anggota Paviliun Finch bukan hanya mereka, ada puluhan anggota lainnya yang sedang menyebar melaksanakan tugas mengumpulkan informasi untuk kebutuhan Sang Duke.

Orang-orang ini adalah pengendali sihir tingkat sepuluh, yang kemampuannya masing-masing bahkan melebihi Komandan pasukan ksatria tiap negara.

Pengendali sihir dibagi sampai lima belas tingkat. Jika sudah mencapai tingkat sepuluh maka mereka disebut sebagai Panglima Sihir, lima tingkat di atasnya adalah tingkatan Jenderal, Raja, Kaisar, Pembasmi Abadi dan yang paling akhir adalah tingkat Dewa. Sedang Evan diketahui berada pada tingkat Kaisar yang membuatnya ditakuti oleh seluruh pengguna sihir di dunia.

Tetapi tanpa mereka ketahui, pria itu telah mencapai tingkat pembasmi Abadi dengan pengendali api biru abadi.

Sampai sejauh ini, yang menduduki tingkat tertinggi dalam populasi manusia adalah tingkat pembasmi Abadi yang menurut cerita masyarakat, masih merupakan sebuah mitos karena tidak ditemukan satu sosok pun yang memiliki kemampuan itu.

Untuk Tingkat Dewa sendiri, tidak akan ada manusia yang bisa menggapainya, karena sama saja dia mencoba menggeser kehebatan Sang Pencipta.

"Tuan, bekerjasama dengan Kerajaan Maltis mungkin pilihan terbaik, mengingat hubungan baik nyonya Duchess dengan pangeran mahkota kerajaan mereka!" ucap seorang wanita di salah satu tudung hitam itu.

Tingginya hanya sampai sebatas bahu Evan, tubuhnya kecil dan tangannya sangat kontras dengan perawakannya. Tangan gadis itu terlihat begitu kasar, imbas dari pengunaan sihir dan pedang.

"Koin palsu juga menyebar di Kerajaan Maltis, dan saat ini Pangeran Aaron dan Nyonya Duchess sedang berdiskusi tentang masalah itu,"

"Ini waktu yang tepat untuk membangun aliansi yang lebih kuat!" usulnya.

Evan memijit batang hidungnya. Di satu sisi dia setuju tetapi di sisi lain dia kesal karena rasa cemburunya pada Shuvin dan Aaron yang bisa begitu dekat.

" Sial, apa hanya itu satu-satunya cara agar masalah ini selesai!?" kesal Evan .

Tidak disangka di tengah pergumulannya menghadapi kemunculan anak buah monster Lucius, dia juga harus menghadapi oknum menjijikkan yang lebih kejam dari iblis.

"Dasha, kembalilah ke sisi Shuvin, jangan lagi meninggalkan nya barang sedetikpun, kondisi kekaisaran sedang gawat, aku khawatir, akan lebih banyak mata-mata yang dikirim ke negeri Lala Land!" titah Evan.

Gadis itu menyibakkan tudungnya, tampaklah wajah Dasha di sana. Tatapannya sangat dingin dan datar dan raut wajahnya begitu tenang. Tidak tampak seperti pelayan ataupun rakyat jelata.Sikapnya ini jelas-jelas adalah sikap seorang bangsawan.

"Baik Duke, saya permisi, Salam kemakmuran!" ucapnya sambil membungkuk dan memberi salam pada Duke.

Saat Dasha pergi dari sana dengan kemampuan melayang di udara, empat kesatria lainnya menaruh tangan di dada mereka dan membungkuk memberi salam," Salam Kemakmuran Putri!" ucap mereka.

Kepergian Dasha ditatap oleh Evan. Untuk melindungi Shuvin, dia harus menempatkan salah satu anak buah terbaiknya di sisi istrinya. Dia tidak ingin terjadi sesuatu yang mengerikan lagi pada Shuvin.

Di saat yang sama seorang ksatria tudung hitam lainnya tiba dengan tergesa-gesa, terlihat dari nafasnya yang tersengal-sengal.

"Salam kemakmuran!"

" Tuan, kami menemukan sisa bekas pabrik pengolahan koin palsu, lokasinya berada di pantai Utara Wilayah Barat Kekaisaran Chester, di bagian paling ujung Ibukota!" ucap pria itu dengan wajah lelah.

" Kita ke sana, buka portal!" titah Evan dengan tegas.

Sriinggg!!!!

Lingkaran besar berwarna merah darah muncul di udara, aura merah bagai api yang menyala-nyala menari di sekitar lingkaran itu. Tulisan-tulisan kuno mirip pola poneglyph di Piramida Mesir tercetak di sana. Ada dua lingkaran yang berputar berlawanan arah.

"Kita berangkat!" ucap Evan.

Mereka semua memasuki portal itu dan..

Thup!!

Mereka menghilang dan langit kembali bersih.

Sementara itu, di benteng perbatasan, Shuvin sedang duduk bersila dengan sebuah meja persegi di hadapannya dan arak terbaik dihidangkan.

Di hadapannya duduk pangeran Aaron dengan wajah dongkol menatap tumpukan koin emas palsu yang dia rampas dari pengedar.

"Lihat ini kak, benar-benar menyebalkan, begitu aku tiba di wilayahku, laporan menjijikkan keterima, koin palsu itu tersebar di kerajaan Maltis!!" protesnya sambil mengumpat koin palsu itu.

"Bisa bisanya mereka melakukan ini pada kerajaan ku!!"

"Kalau aku melihat mereka, aku pasti akan memenggal kepalanya!!" pekik Aaron dengan suara lantang sampai membuat orang yang lalu lalang menatap heran padanya.

Shuvin berdecak kesal, pria di depannya itu memang tidak tahu malu.

" Tenanglah Aaron!" tukas Shuvin dengan tatapan tajam.

Glek!!

Aaron terdiam menelan salivanya.

" Wilayah Lala Land juga telah terkontaminasi dengan penyebaran koin emas ini, mungkin saja pelakunya telah membangun pabrik di tempat kita, hingga penyebarannya bisa secepat itu!" duga Shuvin.

" Kau benar kak, kami menemukan sisa pabrik nya di wilayah Timur laut kerajaan Maltis, tetapi sialnya pabrik itu sudah lama ditutup, mereka sengaja membakarnya, tetapi sisa sisa pabrik masih tersimpan jelas!" terang Aaron dengan semangat berkobar-kobar.

Dia paling benci wilayahnya diusik oleh orang lain.

" Bagaimana kalau kakak ikut ke wilayahku dan memastikan nya? Ini bisa berguna!" ucap Aaron.

"Kau benar, aku harus melihat tempat itu," Shuvin menatap ke arah benteng wilayah Lala Land.

" Baiklah, ku rasa ini waktu yang tepat, Evan juga sedang sibuk dengan pekerjaannya!" ucap Shuvin.

" Kalau begitu..." Shuvin berdiri lalu memanggil Tristan kepala ksatria.

" Sampaikan pada Duke dan kediaman, kalau aku pergi ke kerajaan Maltis bersama Aaron!" pesannya pada Tristan yang sontak membuat pria itu terkejut.

" Ta-tapi nyonya, anda tidak boleh pergi tanpa seijin Duke!" protes Tristan. Dia takut terjadi sesuatu pada Duchess dan malah berujung meregang nyawa karenanya.

" Dia tidak akan peduli Tristan, lagipula aku percaya pada Aaron!" ucap Shuvin.

" Kalian tetap di sini, awasi siapa saja yang keluar masuk Green Village," titahnya.

" Countess Silva!" panggilnya pada Silva yang turut hadir di perbatasan itu.

" Saya menghadap nyonya, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan sopan.

" Perbatasan dan wilayah militer kuserahkan padamu Silva, aku yakin strategi pertahananmu akan menjaga Green Village selama aku tidak di sini" pesannya pada Silva.

Shuvin tak ragu memberikan kepercayaan pada Silva, sebab kinerja dan strategi wanita itu dalam masalah pertahanan memang patut diacungi jempol. Dia sangat cocok bekerja sa.a dengan Komandan Tristan.

" Sebuah kehormatan besar bagi saya nyonya!" balasnya dengan lantang dan perasaan berdebar-debar. Untuk kali pertama seumur hidupnya setelah ayahnya meninggal, dia akhirnya menyentuh wilayah militer dan perbatasan, dia akhirnya diberi kepercayaan yang sama seperti mendiang ayahnya dahulu.

Silva terdiam dengan perasaan berbunga-bunga, dia pasti akan melakukan yang terbaik untuk melindungi Lala Land. Sebab sejak menikah, dia hanya mendapatkan penghinaan bahkan berujung dijual.

Shuvin menepuk punggung Silva," Kau memang pantas disebut putri seorang jenderal, ayahmu tidak gagal mendidik mu, kau sangat cocok dengan pekerjaan ini, aku bangga padamu'" puji Shuvin dengan setulus hati.

Silva membungkuk sambil meremat ujung gaunnya, buliran air mata menetes dari kedua pelupuk matanya.

" Terimakasih Nyonya, sebuah kehormatan besar bagi keluarga Jenderal Lorenza untuk menerima tugas ini!!" jawabnya dengan lantang bak seorang ksatria sambil berlutut di hadapan sang Duchess.

Setelah momen berharga itu, Shuvin dan Aaron masuk ke kerajaan Maltis.

" Nyonya!!!" suara teriakan Dasha menghentikan langkah mereka. Shuvin menoleh dan menatap Dasha yang berlari tergesa-gesa menghampiri mereka.

" Dasha!?" ucap Shuvin dengan wajah berbinar. Dia sangat senang melihat Dasha didekatnya.

" Saya ikut!" ucapnya dengan dengan penuh semangat.

" Saya tidak bisa membiarkan anda berdua saja dengan orang itu!" ucap Dasha sambil menatap tajam penuh curiga pada pangeran mahkota itu.

"Kenapa memandang ku seperti itu!? Berani sekali kau pelayan!" kesal Aaron sambil membalas tatapan sinis di wajah Dasha.

Tampaknya pelayan itu semakin berani bersikap tidak sopan pada Aaron.

"Saya lihat anda karena ada mata, jadi tidak usah bawa perasaan!" ketus Dasha yang sontak menarik nyonya Duchess nya dan menjaga Shuvin dengan waspada, terutama dari pria bodoh berkedok pangeran mahkota itu.

Shuvin tertawa geli, dia menatap keduanya sambil senyum-senyum sendiri," Mereka memang jodoh!" pikir Shuvin.

" Sudahlah, Ayo berangkat, jangan bertengkar, awas jodoh!" celetuk Shuvin.

" TIDAK AKAN MUNGKIN!" balas keduanya di waktu yang sama dengan intonasi yang sama sambil mendengus kesal dan memalingkan wajah ke sembarang arah.

"Ofthh... Tuh kan, jodoh!" ucap Shuvin menggoda keduanya. Aaron menatap tajam pada Dasha yang langsung diladeni oleh gadis pelayan itu.

1
Ririn Santi
kecolongan lg deh
Ririn Santi
hahahaha.......gak kuat ketawa, sakit perutku guling guling
Ririn Santi
pangeran kodok udah se frekuensi dg si gadis random
Nur Hayani
terharu sekali melihat keluarga Evan apalagi istrinya shuvin
Ririn Santi
benar" menegangkan
Ririn Santi
hahaha..... wir bang Toyib pulang
Ririn Santi
hais kurang kerjaan bgt , ngapain coba pakai ngicipin bulu pengerat begitu sih
Ririn Santi
kampret, Cok, hah ....random bgt si sulvin ini
Ririn Santi
haaaah .. sak karepmu lah shuv...shuv....
Ririn Santi
buat si duke kejedug dan menyesal sedalam dalamnya shuv
Ririn Santi
hahaha .....
hancur...hancur hatiku...😁😁😁😁
Ririn Santi
terharu, jd pingin nangis hiks...hiks....
Ririn Santi
toeng....toeng....
Ririn Santi
pada kagok pelayannya😁
Putri Kemuning
akhirnya.....
terimakasih thor sudah membuat karya ini
Nsaa Indri
the end .bahagia deh
Musdalifa Ifa
seru
mobilbutut11
Author semangat yaaa cepet² up kalo bisa bikin season 2 pliss harus sih ini,AYO SEMUANYAAA DUKUNG TERUS AUTHOR SIAPA TAU DIBIKININ SEASON 2/Pray/

SEHAT² SEMUANYA/Smile/
✨rossy
mampirrrrrr
Bintang Juing
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!