NovelToon NovelToon
Sirkuit Rasa

Sirkuit Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reinand_

Apa itu cinta?

Mungkin ini hanyalah kisah cinta monyet yang di alami perempuan muda di masa-masa SMP nya, bisa juga ini adalah awal kisah cinta nya yang akan ia selalu rasakan sampai kapan pun juga.

Aku Reyna Celestia berumur 14 tahun, siswi Sekolah Menengah Pertama yang merasakan apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin terdengar aneh bila yang mengatakan nya hanyalah gadis muda yang belum cukup untuk merasakan jatuh cinta. Namun inilah kisahku...

Bagaimana akhir nya? Apakah aku akan mendapatkan akhir yang aku inginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinand_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pantai bagian 3

Hari ini aku bangun pukul 7 pagi, rasanya aku tidur sangat lelap. Seperti biasa, sebelum turun ke bawah aku selalu mandi, dan bersiap-siap terlebih dahulu.

Kali ini aku mengenakan dress yang sengaja ku bawa untuk ke pantai, aku juga memakai kalung pemberian dari Davin. Setelah selesai berdandan, aku langsung menuju lantai bawah.

Di bawah, aku tak melihat mama Iren dan papa Dipta, melainkan hanya Davin seorang yang sedang terfokus pada game nya.

"Mama sama papa masih tidur vin?", tanya ku sambil menghampiri nya

"Engga, papa udah berangkat kerja, mama kayak biasa bantuin papa", jawab nya

Aku hanya mengangguk lalu duduk di samping nya.

"Mau makan apa?", kali ini giliran dia yang bertanya

"Apa aja deh yang ada",

"Mau makan di luar?",

"Gofood aja gimana? Masih males keluar hehe"

"Yaudah, kamu yang pesen aja, samain",

Aku pun membuka hp dan mulai memesan makanan. Selagi menunggu makan untuk sarapan tiba, aku memilih untuk menonton televisi.

Setengah jam berlalu, akhir nya pesanan kami pun sampai. Aku dan Davin memakan sarapan di ruang tengah sambil menonton televisi. Setelah selesai, aku membereskan sampah makanan yang sudah habis.

"Mama sama papa ga bakalan ke pantai?", tanyaku

"Kayaknya mereka nyusul deh, itu pun kata papa bakalan agak sore." ucap Davin

"Tapi kata mama, malem kita barbeque an di halaman villa", ucap nya lagi

"Wihh enak kayak nya, jadi gak sabar deh hehe",

"Mau sekarang ke pantai nya?", tanya nya

"Baru juga jam 10, nanti aja deh jam.. Berapa ya enak nya?",

"Kalau jam 1 gimana? Ga terlalu panas kan kemarin? Kita keliling sebentar pake sepeda, habis itu main air di pantai", saran nya

"Hmm, boleh boleh... Ih tapi aku udh pake dress kayak gini masa harus gowes sepeda sih? Eh cantik kan aku?", ucap ku

"Kan ada sepeda yang bisa boncengan, nanti kamu aku bonceng, iya cantik", perkataan nya sedikit terjeda lalu "Kalung nya, soalnya aku yang pilih", lanjut Davin

"Iya iya Davin iya kalung nya cantik", jawab ku sambil melirik sinis ke arah nya.

"Kalau gitu aku mau ke kamar dulu deh rebahan", ucap ku lalu pergi menuju kamar.

Aku mengganti pakaian ku terlebih dahulu menggunakan kaus dan celana, agar dress nya tidak kusut saat pergi ke pantai. Di dalam kamar, aku menghabiskan waktu ku untuk menonton drama korea.

Saat jam menunjukan pukul 12 siang, aku pun berhenti menonton drama korea dan bersiap-siap untuk pergi ke pantai. Selesai bersiap, aku langsung menghampiri Davin.

"Davinnnn, ayooo", ajak ku padanya

"Iya iya, ayo",

Kami berdua berjalan menuju tempat sewaan sepeda, seperti yang Davin bilang tadi, kami menyewa 1 sepeda dan ia membonceng ku.

"Berat ga aku vin?", tanya ku padanya

"Banget nih, lebih berat dari beban hidup aku Rey", jawab nya

"Dih, bodo amat bodo amat wlee",

Davin pun hanya tertawa mendengar perkataan ku. Kami berkeliling sebentar sebelum pergi ke pantai, di perjalanan menuju pantai pun kami banyak berhenti untuk membeli jajanan yang kami mau.

Setelah 20 menit lama nya kami bersepeda, akhirnya kami tiba di pantai. Kami menitipkan sepeda yang di sewa, ada penitipan khusus yang ada di sana lalu kami berdua pun berjalan menyusuri putih nya pasir pantai. Saat air laut menyentuh kaki ku, rasanya sangat segar sekali.

"Vin, fotoin aku dong hehe", pinta ku padanya

"Boleh, sini hp nya", jawab Davin lalu aku pun memberikan hp ku pada nya.

*Cekrek

"Nih udah", ucapnya

"ih yang bener Vin", kesal ku

"hehe iya iya, yaudah cepet gaya",

Aku pun akhir nya berpose dan mengambil banyak sekali gambar.

"Vin, vin, ayo foto bareng", ajak ku pada Davin

"Terus siapa yang fotoin?", tanya Davin

"Minta tolong ke orang lain aja",

Aku menghampiri salah satu pengunjung yang ada di sana untuk meminta tolong. Setelah itu aku dan Davin pun mengambil beberapa foto saja karena tidak enak untuk meminta mengambilnya banyak sekali foto.

Ku lihat semua hasil foto yang sudah kami ambil, semua foto nya sangat bagus. Setelah berfoto aku dan Davin jalan beriringan menyusuri pantai sambil berbincang.

*Byurrrr

Davin membasahi ku dengan air laut, tentu saja aku ingin membalas nya. Namun ia lari begitu cepat hingga aku pun harus mengejarnya.

Entah berapa lama kami berlarian, karena lelah aku dan Davin duduk di pinggir pantai menghadap ke laut. Kami terdiam sambil mendengar indah nya deburan ombak, yang membuat hati kami tenang.

Lelah, tapi menyenangkan. Aku tidak tau sudah berapa lama aku tidak tertawa selepas ini. Jika dengan Davin, semua terasa menyenangkan.

*Drrrttt drrttt dering hp Davin berbunyi dan tenyata mama Iren menelpon

"Halo ma, jadi nyusul kesini?", tanya nya, setelah itu ia hanya menjawab "iya, oh oke, siap ma"

"Ada apa vin?", tanya ku

"Itu, mama sama papa ga jadi nyusul ke pantai, katanya kalau mau liat matahari terbenam dulu gpp, soalnya mama sama papa bakal telat", jelas nya

"Oh gitu, sebentar", Aku melihat layar hp ku untuk mengecek jam. Ternyata waktu berjalan begitu cepat, jam sudah menunjukan pukul 5 sore.

"Wah ga kerasa udah jam 5 lagi, kita keliling yu sambil cari lokasi yang enak buat lihat matahari terbenam", ajak ku padanya

Davin setuju, lalu kami pun berdiri dan pergi untuk berkeliling.

Setelah cukup lama berkeliling, kami menemukan sebuah tempat yang enak untuk menyaksikan matahari terbenam. Aku dan Davin berbincang sambil menunggu waktu.

Setengah jam berlalu, akhirnya matahari pun mulai terbenam.

"Eh vin, lihat warna nya cantik kan", tanya ku dengan pandangan yang tak lepas dari matahari terbenam.

"Iya cantik"

"Indah banget"

"Iya ya, indah"

Kami berdua mengambil foto selfie dengan latar matahari terbenam, hasilnya begitu cantik. Tentu saja aku pun meminta Davin mengambil foto ku sendiri dengan latar matahari tersebut. Aku harus mengabadikan momen ini.

Setelah selesai, kami berdua kembali ke tempat penitipan sepeda, lalu pulang ke villa. Sesampainya di villa, mama Iren dan Papa Dipta ternyata belum pulang. Jadi, aku dan Davin memilih untuk membersihkan badan terlebih dahulu.

Setelah membersikan badan, aku langsung turun ke lantai bawah. Ternyata mereka sudah berkumpul sambil menyiapkan alat dan bahan untuk barbeque.

"Eh ma, ada yang bisa Rey bantu?", tawar ku

"Eh ga ada kok sayang, kamu duduk aja sama Davin gih", jawab nya

Aku mengangguk dan menurutinya, kami semua berkumpul di halaman villa. Mama Iren, aku dan Davin duduk sambil memperhatikan papa Dipta yang sedang memanggang barbeque untuk kami.

Malam itu sangat menyenangkan, kami semua menghabiskan malam bersama-sama. Bahkan aku pun merasa seperti sudah menjadi bagian dari keluarga mereka.

1
sky
/Smile/
Anita Jenius
Ceritanya menarik.
aku bacanya nyicil ya.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Reii: Terimakasih kak/Smirk/
total 1 replies
sky
sheiiii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!