Menjadi kuat demi bisa membalaskan dendam atas sebuah pengkhianatan tentu menjadi hal yang lumrah diupayakan semua orang.
Tetapi akan lain ceritanya kalau pembalasan itu dipenuhi dengan intrik cinta yang mematikan seperti yang dilakukan seorang Cassanova sekelas Thomas Harrison. Kepiawaiannya mempermainkan hati orang lain membuat Tom berhasil membalaskan satu persatu dendamnya, kepada ayah yang mencampakkannya, juga kepada kakak dan kekasih yang mengkhianatinya.
** Hai.. hai.. hai.. readers kesayangan! Para penggemar cinta ugal-ugalan wajib banget ngikutin novel yang satu ini.
Jangan lupa tinggalin cinta, komen manis & vote kalian yak! Pantengin terus kisahnya karena dukungan kalian adalah bahan bakar spiritual terbaik utk author 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jovinka_ceva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pukulan Beruntun
Begitu keluar dari kantor polisi, Tom langsung mengecek ponselnya dan menghubungi semua orang yang sempat terlewatkan panggilannya. Ia kemudian membahas masalah serius yang sedang menimpa D’Track Investment saat ini dengan Rendi.
“Apa Tuan sudah mendengar kabar dari Arnold? Apa Nyonya sudah memberitahu anda?”
Tom menggeleng lalu berhenti sejenak untuk menoleh ke arah Rendi yang berjalan sedikit di belakangnya. “Arnold? Ada masalah apa?”
“Peter memutuskan untuk keluar dari Indo Power.”
“Apa?!”
“Ia memutuskan untuk bergabung dengan Z Energy, sebuah perusahaan Amerika yang sedang gencar mengembangkan penelitian terkait daya mobil listrik.” Rendi menyerahkan tab yang sudah menampilkan profil perusahaan Z Energy lengkap dengan sosok pemimpinnya.
“Andrew Wilson?” gumam Tom sambil kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil.
“Dia adalah pakar kelistrikan yang memfokuskan diri pada pengisi daya portable berkapasitas besar. Usianya masih sangat muda tapi ia sudah mendapat gelar master dari MIT, universitas ternama di Cambridge, Amerika Serikat.” Sahut Rendi sambil duduk di kursi kemudi.
“Lalu kenapa pemuda sebrilian itu tertarik pada Indo Power yang bahkan namanya tidak terdaftar di bursa saham?”
“Kabarnya, ia kenal baik dengan Peter saat menjadi seniornya di MIT dulu.”
Tom mengacak-acak wajahnya frustasi. Harapannya terhadap Peter sangatlah besar. Selama ini bersikeras untuk berinvestasi dan mendukung Indo Power meskipun mendapat tentangan dan penolakan yang sangat keras dari para pemegang saham dan jajaran direksi D’Track Investment. Jika proyek Portable Power Station (PPS) yang dikerjakan oleh Indo Power gagal, maka Tom akan kehilangan dukungan sebagian besar stakeholder D’Track Investment yang itu artinya posisinya akan semakin lemah dan bisa “dibuang” begitu saja.
Rendi melirik Tom dari kaca spion. Dengan ragu ia kembali menambahkan. “Masih ada satu masalah lagi, Tuan.”
Tom berhenti mengacak-acak wajah dan rambutnya lalu membalas tatapan Rendi dari kaca spion. “Apa lagi?”
“China Town Investment, perusahaan pendanaan milik Tuan Li baru saja diakuisisi oleh sebuah perusahaan Amerika.” Rendi berhenti bicara sejenak, ragu untuk menyampaikan keseluruhan ceritanya kepada Tom.
Tom tidak kunjung mengalihkan tatapannya dari kaca spion, menunggu Rendi melanjutkan laporan lengkapnya.
“Dan kebetulan, perusahaan itu juga adalah Z Energy.” Imbuh Rendi cepat.
“Apa?!”
Rendi segera mengalihkan pandangannya ke jalanan demi menghindari Tom. Ia sudah bisa memperkirakan seberapa besar kemarahan sang Tuan saat itu. Dan ia sedang benar-benar tidak ingin menjadi sasaran.
“Segera kirimkan semua informasi tentang bocah tengik itu!! Jangan sampai melewatkan apapun!”
Tom benar-benar dibuat kebakaran jenggot oleh bocah ingusan bernama Andrew itu. Selain terancam gagal dalam proyek besarnya dengan Indo Power, ia juga cemas kalau-kalau Andrew akan mengintervensi atau bahkan mungkin sampai mengacaukan proyek mega hotel Harrison yang sedang didanai oleh CTI.
“Siap, Tuan.”
********************
Ailen masih bersengut-sengut kesal karena Tom meninggalkannya begitu saja di kantor polisi padahal ia sudah berusaha keras membantunya lolos. Dengan bermalas-malasan ia melangkah santai keluar dari ruang introgasi lalu secara tidak sengaja ia bertabrakan dengan seorang wanita.
“Maaf.” Ailen buru-buru membantunya bangun.
Tapi wanita itu buru-buru pergi setelah mengetahui bahwa orang yang sedang berjongkok di hadapannya itu adalah Ailen.
“Tunggu!” Ailen mengejar wanita yang berusaha kabur itu.
“Kak Mona! Tunggu!!” Ailen terus berteriak sambil mengejar tapi wanita itu tetap tidak berniat untuk menanggapi Ailen.
Tak mau menyerah begitu saja, Ailen mempercepat langkahnya hingga berhasil mengejar dan menangkap Mona, sahabat karib Keysa, meskipun kakinya sempat terkilir karena mengenakan sepatu hak tinggi sambil berlari kencang. Nafas Ailen ngos-ngosan ketika berhasil meraih tangan Mona dan menahannya pergi. Tapi Mona seolah tetap saja berniat kabur dan menghindari Ailen.
“Kak, kenapa-kabur? Ini aku-Ailen, adiknya Kak Keysa. Apa-Kak Mona-lupa?” tanya Ailen di tengah nafasnya yang masih tersengal-sengal.
“Aku masih ada urusan.”
“Tunggu Kak! Auuu!” Ailen mengerang kesakitan. kakinya yang terkilir tadi terasa sangat nyeri saat dilangkahkan.
Mona yang awalnya berniat segera kabur, malah berbalik dan mencemaskan keadaan Ailen. “Kamu kenapa?”
“Ngga papa, Kak. Cuma terkilir sedikit.”
“Dasar ceroboh! Sudah setua ini masih saja tidak berhati-hati.” Omel Mona.
Bukannya protes, Ailen justru merasa senang karena Mona sudah kembali kepada mode cerewet dan penuh perhatian yang dikenalnya dulu.
“Kok malah senyam-senyum?” tanya Mona bingung.
Ailen cepat-cepat menggeleng. “Enggak. Bukan apa-apa. Aku kangen banget sama Kak Mona yang cerewet kaya gini. Hehe..”
“Tunggu di sini! Biar aku panggilkan taksi.”
“Ngga usah Kak. Kalau kakak ngga keberatan, bantu aku duduk di sana.” pinta Ailen sambil menunjuk sebuah kursi di pinggir jalan.
Mona memapah Ailen menuju kursi itu lalu membantunya duduk di sana. “Maaf, Len. Aku harus segera pulang. Nana menungguku di rumah.”
“Nana? Bagaimana kabarnya?”
“Dia sedang sakit. Jadi aku harus segera pulang.”
“Kalau begitu, ajak aku ke rumahmu, Kak. Aku harus menjenguk Nana dan menghiburnya supaya cepat sembuh.”
“Tapi –“ belum sempat Mona menjelaskan, Ailen sudah lebih dulu memberhentikan taksi yang kebetulan lewat.
***********************
hahaha lanjut terus saya suka ....semoga nantinya panyak pengunjung yg membaca cerita mu semangat....💪💪🤩🤩🤩🤞🤞🤞
ailen b** oh.... sudah hampir 3 tahun hidup sama Dave, tapi ga tau karakternya.... ckckck....
astaga, bab pertama saja sudah begitu menyedihkan.....