NovelToon NovelToon
The Secret Of Fernshine Lighthouse

The Secret Of Fernshine Lighthouse

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Keluarga / Persahabatan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Floricia Li

Cosetta Elwood tak pernah tahu rasanya memiliki tetangga seumur hidupnya. Ia bersama keluarganya tinggal di kompleks mercusuar di tepi pantai hutan Fernglove yang jauh dari pemukiman penduduk. Suatu hari, sebuah perahu datang terombang-ambing dari laut, yang membawa seorang anak laki-laki bernama Cairo Argoyle.

Awalnya, Cosetta merasa skeptis dengan anak laki-laki yang lusuh dan bau itu. Cairo mengaku bahwa ia tak ingat tentang masa lalunya. Namun, lambat laun Cairo menjadi teman baru yang menyenangkan baginya.

Hanya saja, kenapa ya, kadang-kadang seperti ada yang aneh dari diri bocah laki-laki itu? Semoga saja, sih, apa yang ia takutkan tidak terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Floricia Li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Goodbye, Dear Friends!

Sepeda, pulpen, dan sekarang Kantor Pengawasan Hutan Fernglove! Cosetta merutuk dalam hati seraya ia masuk ke dalam rumah. Mrs. Elwood entah ada di mana. Tetapi Cosetta jadi lebih mudah naik ke kamarnya dengan wajah murung tanpa ditegur.

Ia saja belum pernah ke kantor sang ayah. Sebagai gadis yang tinggal di sebuah desa terpencil, pergi ke kota adalah sebuah kemewahan. Tepi utara Hutan Fernglove yang merupakan tempat berdirinya kantor tersebut berada di sebuah kota kecil. Hanya menyusuri jalan selama beberapa saat, maka kamu akan melihat kehidupan kota kecil yang ceria.

Pertokoan yang berada di sekitar taman kota itu merupakan keajaiban bagi Cosetta.

Cosetta sedang merapikan buku-bukunya ke dalam rak ketika pintu kamarnya terbuka.

“Cosy, ada apa denganmu? Kenapa tidak menjawab pertanyaan ayah?” tanya Mr. Elwood.

Cosetta sebenarnya tak siap dengan konfrontasi yang tiba-tiba. Kalau ia bisa mengulang waktu, ia akan berpura-pura tak terjadi apa-apa. Tetapi semuanya sudah terjadi.

“Tidak apa-apa, Ayah.”

“Kamu bahkan tak melihat ayah. Ada apa? Ayah tak akan pergi sampai kamu bicara.”

Cosetta menghela napas. “Aku hanya bertanya-tanya apakah Ayah sudah menyelesaikan proses adopsi Cairo.”

“Oh, itu. Ayah sedang memikirkannya. Tapi kenapa kamu menanyakannya? Lagipula, pendataan penduduk sedang kacau ketika masa transisi seperti ini. Jadi tak terlalu penting.”

Rasa sakit berkilat di mata Cosetta. “Baiklah. Kalau begitu, seharusnya aku harus terbiasa dengan Ayah yang hanya memanjakan Cairo dan melupakanku!”

“Apa yang kamu bicarakan, Cosy? Mana mungkin hal seperti itu akan terjadi? Mau bagaimana pun, kamu adalah putriku yang sungguhan.”

“Tapi Ayah membelikan sepeda baru untuk Cairo, bahkan pulpen O’Rangers, dan sekarang mengajak Cairo pergi ke Searidge. Ayah bahkan tak mengajakku!”

“Astaga, hanya karena itu? Kamu benar-benar membuatku pusing. Hanya karena itu dan kamu sampai marah seperti ini? Tentu saja ayah harus membelikan sepeda untuk Cairo. Dia pasti punya keperluan untuk pergi ke desa, dan tak bisa meminjam sepedamu. Ayah juga membelikan pulpen O’Rangers supaya dia bisa menulis dengan nyaman! Kamu ‘kan sudah terbiasa dengan berbagai jenis pulpen. Jangan sampai karena mencobanya sekali lalu ketagihan karena penanya cukup mahal,” kata Mr. Elwood. Ia mendesah sebal. Matanya memerah dan terlihat amat kecewa pada putrinya. “Sudahlah, kalau kamu ingin menjadikan hal-hal kecil jadi besar seperti ini, Ayah tak akan pernah mengajakmu lagi ke Searidge.”

Mr. Elwood meninggalkan kamar Cosetta dan menutup pintunya.

Cosetta menggigit bibirnya. Ia menjatuhkan pantatnya pada tepian kasur. Ia memukul kepalanya dengan buku jarinya yang terkepal. ‘Jangan menangis. Aku sudah terlalu banyak menangis. Kenapa, ya, semuanya sangat menyebalkan saat aku sudah SMP?’

Cosetta memang hanya dua kali diajak ke Searidge. Tetapi perasaan senangnya membekas hingga saat ini. Kota itu lebih meriah dan beragam isinya dibandingkan Hartlefirth yang monoton. Boneka-boneka yang dipajang di pertokoan lebih cantik dan mewah dibandingkan boneka model jaman dulu di toko Mrs. Hope di Hartlefirth. Cosetta baru pertama kalinya melihat toko yang hanya menjual permen di Searidge. Ia sampai bercita-cita ingin bekerja di toko permen.

Tak lama kemudian, suara mobil yang menderu dan perlahan-lahan menghilang terdengar. Cosetta baru turun setelah memastikan Mr. Elwood dan Cairo sudah pergi. Ia berpamitan dengan ibu untuk pergi ke rumah Sir Redvers.

Sir Redvers sedang menikmati kopinya di ruang tamu ketika Cosetta datang. Ia menerima surat yang diberikan oleh Cosetta dan membacanya. Wajahnya datar, tetapi alisnya terangkat dengan gerakan yang sangat halus.

“Terima kasih, Cosetta. Apakah kamu mau secangkir teh? Bukankah kamu selalu menyukai tehnya Janette?”

“Tidak. Aku hanya ingin menyampaikan ini,” kata Cosetta. Ia memijat tangannya gugup. “Aku harap Anda bisa menemukan keberadaan Mabel. Laut di lepas pantai selatan Salwaters sangat luas. Dia hanya sendirian.”

Sir Redvers menggosok dagunya. “Para tentara sedang melakukan pencarian. Mereka punya kapal yang lebih canggih dan cepat dibandingkan perahu Mabel. Jangan khawatir. Sembilan puluh delapan persen Mabel pasti bisa ditemukan. Kecuali kalau—“ ucapan Sir Redvers terputus bersamaan dengan kilatan emosi di matanya. Mungkin ia tiba-tiba sadar bahwa tidak baik membicarakan nasib buruk seperti tenggelamnya seorang teman sekelas pada gadis kecil di hadapannya. “Yeah, jangan khawatir. Aku malah terpikir untuk membantu Mabel bisa pindah sekolah ke desa yang lebih dekat dengan Aetherwind apabila dia sudah kembali.”

“Oh, itu bagus,” ucap Cosetta. Sir Redvers memang mempunyai tampang yang kaku dan tegas. Tetapi ia adalah seorang polisi desa yang selalu menjalankan tugasnya dengan baik. “Kalau seperti itu, mungkin dia mau bersekolah lagi.”

“Ya. Aku akan berkonsultasi dengan kepala desa dan menyiapkan dokumennya. Nah, apakah ada lagi yang ingin kamu sampaikan?”

Cosetta menggeleng. Ia berpamitan pada Sir Redvers dan menaiki sepedanya kembali. Sebelumnya, ia sudah mengatakan tentang sepeda Mabel. Sir Redvers berkata kalau ia akan mengambil sendiri sepeda mabel di mercusuar Fernshine.

✮⋆˙

Cosetta memilih untuk menghindari suasana rumah yang tak mengenakkan dan memilih pergi ke pantai. Saat ia akan menaiki sepeda, Mrs. Elwood menegurnya, “Kamu mau pergi ke mana, Cosy?”

“Aku ingin pergi ke pantai.”

“Bukankah hari ini mereka akan pulang? Tunggu di sini saja, mereka pasti berpamitan ke sini.”

“Oh, benar.”

Mrs. Elwood terlihat menyadari apa yang mengganggu putrinya sehingga ia tak ceria seperti biasanya. Tetapi ia punya terlalu banyak pekerjaan, sehingga ia belum berbicara sama sekali tentang masalah itu.

Cosetta memutuskan untuk menyingkir ke toko pernak-pernik. Ia selalu menyukainya. Toko itu jarang kedatangan tamu, sehingga lebih seperti kabin yang dipenuhi dengan benda-benda unik. Cosetta menghabiskan waktu dengan membaca buku.

Saat itulah terdengar bunyi mesin yang bergelora di sepanjang jalan, lalu berhenti di depan toko. Cosetta melihat ke arah jendela. Rupanya sebuah bus dua lantai sudah terparkir di depan toko. Tak lama kemudian, terdengar suara Mrs. Elwood. “Oh, Cosetta? Dia ada di toko. Hati-hati di jalan, ya! Apakah kalian senang bisa bermalam di sini?”

Para murid Maid Serene menjawab pertanyaan itu dengan sikap baik.

‘Tentu saja! Hutan Fernglove, mercusuar Fernshine, dan Pantai Strawshells adalah tempat terbaik yang pernah kulihat seumur hidup. Hehehe. Aku ingin hidup seperti Anda saat tua nanti.”

“Eh, memangnya kamu bisa, Delilah? Kamu tak akan bisa hidup sehari saja tanpa ada orang lain di sisimu. Di sini benar-benar hidup sendiri!”

“Benar, sih. Ya sudah, kalau begitu, kuserahkan impian itu pada Delilah di universe lain!”

Percakapan ceria itu berubah menjadi pekikan ketika mereka melihat Cosetta datang. Mereka memeluk Cosetta bergantian.

“Dadah, Cosetta,” ucap Delilah dengan mata bersinar ketika jarinya mencubit pipi Cosetta. “Aku harap kamu menuliskan surat untukku! Ah, jangan lupa gambarkan mercusuar Fernshine dan hutan saat bulan Mei, ya. Pasti sangat indah.”

“Ah, lukiskan untuk kami saja, Cosetta. Kata Miss Ellington, kamu bisa melukis.”

“Tentu saja,” kata Cosetta. “Tapi kuharap lukisanku tak kamu kirimkan pada kolom The Funniest Fail Artwork.”

“Eh, mana mungkin aku akan melakukan hal itu?!”

Candaan dan pamitan ceria oleh anak-anak diberikan. Kemudian guru-guru Maid Serene School of Girls berpamitan dengan cara yang lebih elegan dan dewasa. Mr. Crawford berbicara ramah tamah dengan Mr. Elwood yang baru saja pulang. Ia bahkan menepuk bahu Cairo yang berdiri di samping Mr. Elwood. Mrs. Ellington dan Mrs. Waters memberikan dua buah kotak pada Mrs. Elwood.

Tak lama kemudian, para anggota Maid Serene School of Girls mulai meninggalkan mercusuar. Seperti bebek, mereka menaiki bus satu persatu hingga naik seluruhnya.

“Dadah! Semoga kita bertemu lagi!”

Bus itu meninggalkan halaman mercusuar. Saat senyum Cosetta memudar, ia menyadari bahwa ia akan merasakan keramaian di Hutan Fernglove setahun lagi. Sungguh waktu yang sangat lama.

1
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭
ya Tuhan, sopo kelinci 🐰😭🤣🤣
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭: kasian kelincinya 😔
Floricia Li: enak kan sop kelinci? 😂
total 3 replies
Alexander
Suka dengan gaya penulisnya
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!