“Kamu lihat wanita yang memakai gaun merah muda itu? Jika kamu bisa menidurinya malam ini juga, ayo kita menikah lagi!” ucap Zoya.
Awalnya, Hyera tak lebih dari wanita taruhan yang harus Elmer tiduri, seperti syarat yang harus Elmer jalani agar dirinya bisa kembali menikah dengan Zoya sang mantan istri. Namun, pesona Hyera yang selain sangat cantik mirip barbie hidup, tapi juga penuh keceriaan sekaligus hangat, membuat dunia Elmer hanya dimiliki Hyera. Zoya bahkan tak lagi penting bagi Elmer, terlebih selama ini, Zoya selalu semena-mena kepada Elmer.
Elmer bahkan berjuang penuh untuk bisa menikahi Hyera dan mengukir cinta yang manis bersama Hyera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33 : Sakit Hati
Ibu Ami sakit hati, sangat. Keputusan Elmer mendadak membatalkan pertemuan mereka, padahal ibu Ami sudah siap-siap, membuat wanita berusia di akhir lima puluh itu muak.
“Hyera, ... apakah istri barunya yang kaya raya itu penyebabnya?!”
“Hyera pasti tidak sudi memiliki ibu mertua sepertiku!”
“Awas kamu Hyera, tunggu pembalasanku!”
“Akan kubuat kamu merasakan sakit melebihi yang aku rasa!”
“Akan kubuat Elmer meninggalkanmu di saat kamu butuh dia!”
“Dan aku juga akan membuat rumah tangga orang tua kamu hanc.ur. Karena aku akan membuat papamu bertekuk lutut kepadaku!”
Dendam, itulah yang ibu Ami rasakan. Di tengah suasana kamarnya yang temaram, wanita itu masih terjaga. Tatapannya memang kosong, tapi dari kedua sudut matanya terus menghasilkan butiran air mata.
Kamar yang ibu Ami tempati terbilang bagus. Ada tempat tidur berhias kasur, meski bukan berukuran besar. Selain memiliki lemari pakaian, di seberangnya juga ada meja lengkap dengan tiga buah sofa. Di kamar berukuran 5x5 meter tersebut juga sampai ber AC. Sebuah kulkas mini juga ada di sudut ruangan, selain kamar mandi pribadi yang juga sudah ada di dalam kamar. Harusnya itu sudah sangat layak bagi seorang mama yang dari awal, hanya menyik.sa anaknya. Malahan bagi mereka yang tahu kisah Elmer dan ibu Ami, Elmer terlalu baik. Sebab wanita seperti ibu Ami, pantas ditinggal sekaligus ditelantarkan.
***
“Perasaanku kok jadi enggak enak, ya? Demi menyenangkanku, Om El sampai membatalkan janjinya dengan mamanya. Memang, mamanya kurang baik dan sepertinya tidak pernah memperlakukan om El dengan baik. Masalahnya, yang namanya Mama kalau kurang baik kan tetap mama yang harus tetap dibimbing,” batin Hyera sudah mengaduk mi kuah buatannya.
Suara langkah yang terdengar mendekat, membuat Hyera menoleh sambil tersenyum. Sang suami yang baru beres mandi, akhirnya datang. Tentu saja itu Elmer karena di rumah mereka, mereka memang hanya berdua.
“Sayang, kamu beneran masak? Waw ... spesial sekali!” manis Elmer sengaja memuji sang istri. Hyera sampai menggelung asal rambutnya yang masih setengah basah. Namun bagi Elmer, itu jauh lebih baik demi kehigenisan makanan yang Hyera masak, selain Elmer yang khawatir rambut istrinya terbakar andai tetap digerai.
“Spesial lah ... kangkung sama cabainya saja, aku ambil di alam barzah!” ucap Hyera masih mengaduk mi di mangkuk, dengan sangat hati-hati.
“Hah? Bagaimana maksudnya?” tanggap Elmer antara bingung sekaligus takut salah dengar.
Mendengar itu, Hyera refleks menoleh sekaligus menatap sang suami. Benar seperti yang ia pikirkan, Elmer kebingungan. Karenanya, ia yang memang tidak bisa untuk tidak tertawa, sengaja menghampiri Elmer kemudian memeluknya.
Seperti biasa, Elmer sudah langsung memperlakukan Hyera penuh cinta. Elmer balas memeluk Hyera. Bukan hanya kepala, leher, dan juga wajah Hyera yang Elmer absen menggunakan bibirnya. Karena tangan kanan Hyera yang memegang sumpit, juga.
“Om, maaf kalau bahasaku dan saudaraku sering di luar nalar. Namun, memang begitu cara kami menuangkan kedekatan kami. Andai kami saling ledek bahkan aku sampai nangis, demi apa pun, kami tidak pernah ada maksud buat saling menyakiti. Bahkan dari dulu di antara kami, itu beneran enggak ada yang marah separah dan seheboh apa pun kami bercanda. Ya karena kami paham porsi bercanda. Toh enggak sampai ada kata jo.rok apalagi sentuhan fisik berlebihan,” jelas Hyera.
“Iya, sa—ya,” ucap Elmer, tapi Hyera mendadak menatapnya penuh peringatan sambil menggeleng.
“Jangan saya terus dong Om. Kayak gimana gitu. Aku gitu. Cukup aku saja, biar enggak formal banget,” ucap Hyera.
Elmer yang sempat bingung, perlahan tersenyum. Ia berangsur mengemban Hyera menggunakan tangan kanannya. “Ya seperti yang tadi kamu jelasin. Yang penting jangan ngomong jo.rok, terus tetap jaga kontak fisik,” ucapnya sambil melangkah, membawa Hyera ke meja makan mereka yang memang tidak luas.
“Ini dari tampilannya saja sangat cantik. Kematangannya juga pas, kangkungnya sehijau itu. Kayaknya aku kenal sama kangkung sama cabainya. Tapi masa iya ambil di alam barzah, bukan di depan rumah tetangga sebelah?” lembut Elmer sambil menatap istrinya penuh cinta.
Hyera ngakak dan menggunakan tangan kirinya untuk menutupi mulutnya. “Tampilannya cantik karena yang masak juga cantik. Kalau rasanya boleh diadu sama yang dijual di restoran. Terus untuk kangkung dan cabainya itu menang dari tetangga sebelah. Namun tadi, Hasan lempar ke akunya kebablasan ke alam barzah!” ucap Hyera.
“Ya sudah ayo kita makan. Ini Hasan enggak dikasih? Ajak join sini loh, hujan-hujan makan gini kan emang yang paling enak!” ucap Elmer sambil membantu Hyera duduk di pangkuannya.
“Ini sih, suami rasa papa,” batin Hyera yang kemudian berkata, “Enggak, Hasan enggak mau. Dia lagi nemenin istrinya nonton drakor!” ucap Hyera yang jadi agak deg-degan karena setelah berdoa, Elmer langsung menyantap mi buatannya. Barulah di suapan kedua, pria itu langsung menyuapinya sesaat setelah sampai Elmer tiup-tiup.
“Enak banget!” ucap Elmer memuji-muji masakan Hyera.
Hyera jadi sibuk tersipu.
“Habis ini aku mau urus banyak laporan restoran. Satu-satu dulu sih, biar lebih rapi,” ucap Elmer.
“Ya sudah, nanti aku bantu,” ucap Hyera.
“Kita mau tambah produk atau menu baru, kan?” balas Elmer sambil tetap makan.
“Tentu. Yang smoothie itu. Sama, ... kalau aku lihat, banyak yang bawa bayi ke restoran, tapi para bayi ini biasanya bekal dari rumah,” balas Hyera.
“Kamu bisa buat makanan bayi kan? Apa sih itu, bubur tim sejenis gitu, kan? Kita buat loh. Kalau mau yang instan, bisa contoh bubur instan bayi di pasaran,” ucap Elmer.
Menjadi pasangan hidup, pasangan kerja, bahkan pasangan gibah, merupakan wujud dari hubungan Hyera dan Elmer. Keduanya terus membahas pekerjaan sambil terus makan. Karena setelah beres makan mi pun, Hyera memotong banyak jambu air yang ia terima dari Hasan.
“Enggak apa-apa, kan, weekend besok kita urus kebun dulu? Soalnya makan kangkung sama cabai, bahkan ini jambu air semanis ini beneran seru,” ucap Elmer yang kemudian berkata, “Weekend besok baru jalan-jalan pakai bus.”
“Terus, ke mama Om, kapan?” tanya Hyera sambil menaruh tas kerjanya di meja Elmer sudah mulai sibuk kerja.
Elmer yang sudah sampai memakai kacamata, terdiam merenung. Kemudian ia menoleh sekaligus menatap Hyera. Ia menuntun Hyera untuk duduk di sebelahnya.
“Besok kamu ada acara?” lembut Elmer.
Hyera yang menatap Elmer, berangsur menggeleng. “Kalau begitu besok saja. Besok bawa makanan sehat buat mama Ami.”
Elmer mengangguk setuju.
Keesokan harinya, Zoya dan orang tuanya tidak sengaja mampir ke restoran milik Hyera. Suasana di sana kebetulan sedang ramai-ramainya karena memang sedang jam makan siang.
apan.aku sampe bc beberapa kali elahdalah ternyata satu kata" penyekapan"🤣